Gue membuka mata gue dan mengambil kompresan air yang kemarin gue pakai. Gue merasa sudah mendingan daripada kemarin.
Gue mendengar suara orang memasak dari arah dapur gue. Gue keluar dari kamar gue dan menemukan Chanyeol yang sedang memasak.
Ngapain dia kesini?
Chanyeol menyajikan bubur yang telah ia masak ke atas meja makan. Dia menghampiri gue dan menuntun gue untuk duduk dan mencoba masakan dia.
"Maaf" Ucap Chanyeol disaat gue sedang mencoba masakannya.
"Untuk?"
"Hal yang kemarin. Aku janji tidak akan seperti itu lagi"
Gue hanya tertawa kecil mendengar janji dia. Bagi gue janji dia hanya omong kosong. Semua janji dia bohong besar.
"Aku gak butuh janji, Yang aku butuhin itu bukti"
"Kamu janji ini itu, kamu kira aku tidak bisa?"
"Tapi bedanya kamu bisa tepati atau tidak?"
Chanyeol hanya terdiam mendengar kalimat yang gue ucapkan. Kenapa disaat seperti ini dia hanya diam saja?.
"Jangan membuat janji kalau kamu sendiri gak bisa tepatin. Pada akhirnya kamu buat orang kecewa dan orangnya itu aku"
Gue pergi mengambil barang-barang yang kemarin dia beri. Gue mengembalikan barang tersebut kepada Chanyeol. Gue kecewa dengan diri dia.
"Pergi" Ucap gue yang membelakangi dia.
"Gue butuh waktu sendiri"
Gue masuk kedalam kamar gue dan menutup pintu kamar dengan keras. Rasanya benar-benar sakit. Gue menutup wajah gue dengan tangan gue. Menghapus air mata gue yang tidak tau kapan membasahi pipi gue.
Gue mendengar suara pintu apartment gue yang terbuka lalu tertutup. Gue mencoba untuk mengabaikan hal yang terjadi belakangan ini dengan mengunjungi Cafe milik Taehyung dan mengerjakan tugas kuliah gue yang belum diselesaikan.
Gue menjalankan hari-hari seperti biasa meski merasa seperti ada kehilangan. Gue membawa dan mengerjakan tugas-tugas gue dikantin sendirian. Mendengar suara langkah kaki yang mengarah ke meja gue. Dia lagi dia lagi.
"Gue gak tau kenapa Chanyeol suka sama lu"
"Apa memang lu bisa dipakai?" Ucap Lea yang terdengar merendahkan gue. Gue reflek berdiri dan menanyakan apa maksud dia
"Gue kenal Chanyeol dari lama dan tipenya tidak seperti diri lu, kampungan"
"Ingat satu hal, jangan berharap banyak sama orang seperti Chanyeol atau diri lu sendiri yang sakit hati" Ucap Lea ditelinga gue, Lalu ia meninggalkan gue.
Gue terdiam senjenak. Ya ucapan dia ada benarnya. Gue terlalu berharap dengan Chanyeol sampai gue lupa memikirkan apakah dia juga merasakan hal yang sama seperti gue. Gue menertawakan diri gue sendiri. Sudah berapa kali gue sakit hati karena laki-laki? Sudah berapa kali gue menangis karena laki-laki?
Ya mungkin saja ini saatnya gue untuk menyerah.
Gue mengambil Handphone dan mengetik satu nama. Mengingat bagaimana pertemuan pertama kami yang tidak baik. Bagaimana dia memberikan gue bunga saat menyatakan perasaannya. Bagaimana dia memberikan gue jaket saat gue merasa dingin. Tingkah manja dan lucu yang sering membuat gue tertawa. Mengingat hal itu semua membuat gue menangis dalam tawa.
'Temui aku saat pulang kuliah'
-------
"Akhirnya kamu kamu temui aku juga, Vix" Ucap Chanyeol. Dia menghampiri gue dan memeluk gue. Gue suka pelukan hangat yang di beri pada gue.
"Aku kangen sama kamu, Please maafin aku. Aku kangen kita yang dulu."
Gue melepaskan pelukannya dan memundurkan langkah gue agar lebih jauh dari dirinya.
"Kamu tau gimana rasanya lihat orang yang kamu sayang pergi dengan orang lain didepan mata kamu?"
"Kamu tau gimana rasanya dibentak dengan orang yang kamu percaya bisa melindungi kamu didepan banyak orang?"
Dia hanya terdiam mendengar perkataan gue.
"Inilah mengapa aku sama sekali tidak percaya dengan janji. Manis diawal akhirnya mengecewakan"
"Kali ini aku gak bakal buat kamu kecewa, Please maafin aku"
"Untuk soal maaf, sudah aku maafkan tapi untuk lanjut sepertinya tidak"
"Aku terlanjur kecewa sama kamu"
Gue berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata tetapi gue gak kuat.
"Aku tidak mau egois, memiliki seseorang yang tidak tau hatinya dimana"
"Kamu boleh marah sama aku tapi jangan seperti ini. Aku gak mau"
"Sekarang seperti ini saja, Pilih aku atau Lea" ucap gue dengan dingin.
Dia terdiam. Seperti dugaan gue dia tidak bisa memilih diantara kita. Haha.
"Lihat? Kamu sendiri tidak bisa memilih jadi lebih baik kita sudahi"
Gue membalikan badan gue dan meninggalkannya. Melihat wajah dia membuat gue semakin sakit hati.
'Jal hago isseo' (kamu sudah melakukan yang terbaik) ucap gue beberapa kali dalam hati. Tetap saja hati gue merasa sesak.
Gue berjalan sembari menendang batu yang berada di kaki gue. Gue ingin sekali pergi kepantai, berteriak keras menghilangkan stress. Gue terkejut dengan suara klakson motor yang berada tepat di sebelah gue.
"Vix? Kok sendirian? Chanyeol kemana?" Ucap seseorang
"Kai?"
Tumben sekali Kai lewat sini. Biasanya gak lewat sini dia.
"Kok tumben lewat sini?"
Dia hanya menggarukan kepalanya dan tidak menjawab pertanyaan gue. Kenapa dah ini manusia.
"Lu sendiri mau kemana?"
"Gue mau kepantai"
"Oh, kalau gitu gue anterin mau?"
"Enggak ngerepotin?"
"Kalau ngerepotin kenapa gue nawarin"
Ucap Kai. Dia memberi helm yang ia bawa kepada gue. Gue terlalu lama berfikir sehingga dia memasangkan sendiri helmnya ke kepala gue dan menguncinya.Setelah lama diperjalanan, Gue sampai di Pantai dengan nuasa laut yang sedikit membuat gue tenang. Langit semakin menghitam dan lampu-lampu menerangi sepanjang jalan.
Gue berlari layaknya anak kecil yang baru bertemu dengan laut. Bermain dengan air dan membuat istana pasir. Gue beneran kaya anak kecil...
Gue tidak mengetahui Kai sedang duduk diatas pasir melihat gue yang sedang bermain-main. Malu banget sumpah!
Gue menghampirinya dan membaringkan badan gue diatas pasir sambil melihat bintang di langit.
"Lu lagi ada masalah?" Tanya Kai yang gue respon dengan anggukan kepala
"Kalau mau cerita, Gue siap dengerin kok"
Mungkin gue harus cerita kepada Kai soal permasalahan ini karena dia sahabat Chanyeol. Gue menceritakan dari awal cerita hingga akhir cerita kepada Kai.
Gue memutuskan kembali keapartment setelah mengetahui salju mulai lebat dan udara semakin dingin. Gue menghembuskan nafas gue dan melihat uap yang dihasilkan dari mulut gue dan bermain dengan uap tersebut sembari menunggu Kai. Beneran deh gue kaya anak kecil.
Kai mengantar gue sampai di apartment dan gue mengucapkan terima kasih. Gue melepas helm yang gue pakai dan memberikannya kepada dia. Saat gue ingin masuk, Kai tiba-tiba menahan tangan gue dan menarik tenguk gue ke arah kiri sehingga kepala kami saling bersentuhan. Dia berkata jangan sedih lagi kepada gue.
Gue dengan reflek sedikit mendorong dan masuk ke dalam lobby apartment dengan cepat.
What's Wrong with him?
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/110297393-288-k465484.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Psychopath Boyfriend
Mystery / Thriller" Jangan Sentuh Dia sedikitpun atau lu bakal mati di tangan gue " - Chanyeol Highest Rank #16 in Thriller #26 in Thriller #45 in Thriller