Chapter 28

3K 193 4
                                    

Gue perlahan membuka mata dan pandangan yang pertama kali gue lihat adalah Chanyeol dengan tiang infusnya, sahabat gue dan sahabat Chanyeol yang mengelilingi kasur yang gue tiduri. Setelah mereka melihat gue bangun, mereka menghembus nafas mereka dengan lega. Gue berusaha bangun dan menduduki tubuh gue, mereka dengan cepat membantu gue untuk duduk.

"Sumpah Vix, beruntung lu sadar sekarang kalau enggak jabatan dokter gue hilang sama pacar lu!" Ucap Baekhyun yang paling merasa lega diantara mereka.

"Gue belum mati kali"

"Aduh lebih parah lagi itu. Kalau lu mati enggak tau lagi dah nasib gue"

"Emang gue pingsan berapa lama?"

"5 hari..." Ucap mereka bersama kecuali Chanyeol. Gue menggelengkan kepala karena gak habis pikir sama mereka. Hanya 5 hari gue pingsan dan mereka berkelakuan seperti ini. Ah gue lupa, Chanyeol yang membuat mereka panik sampai seperti ini.

"Kamu kan udah janji kalau kamu gak akan begitu lagi" Ucap gue yang memegang lengannya dengan lembut. Chanyeol mengulum bibirnya dan hanya menatap lantai saat gue berbicara seperti itu

"Gue udah gak apa-apa kok, kondisi Lea gimana?" Tanya gue

"Lea gak apa, dia hanya kena Shock karena merasa dirinya terancam. Dia teriak lalu langsung pingsan" Ucap Baekhyun dan gue merasa lega setelah tau dia masih hidup walaupun gue masih kesal sama dia.

"Kalau gitu kita tinggal ya?" ujar Erin yang gue jawab dengan anggukan kepala.  Mereka keluar satu persatu hingga yang tersisa hanya gue berdua dengan Chanyeol didalam ruangan.

"Kamu masih sakit seperti ini, kenapa gak istirahat aja dikamar?" Ucap gue yang melihat Chanyeol membawa tiang infusnya. Dia tidak berkata apa apa tetapi dia menunjuk salah satu kasur yang tak jauh dari kasur gue.

"Kenapa gak mau dikamar lain aja?"

"Gak mau jauh jauh sama kamu.." Ucap dia. Chanyeol mengelus rambut gue dengan lembut dan mencubit pipi gue sedikit keras dengan sengaja yang membuat gue sedikit meringis kesakitan. Gue dengan reflek memukul lengan dia.

"Aduh!"

Chanyeol memegang lengannya yang tadi gue pukul seperti kesakitan. Gue panik melihat Chanyeol yang meringis kesakitan dan segera meminta maaf.

"Maaf, Masih sakit yah?" Tanya gue sambil memeriksa lengan yang tadi gue pukul. Chanyeol menjawabnya dengan anggukan kepala dan bibirnya yang sedikit cemberut.

"Sakit"

Kenapa sih kalau lagi sakit dia gemes dan manja banget, jadi gak tega kan gue. 

"Aku panggilin suster ya kalau masih sakit?" Ucap gue. Gue hendak menekan Nurse call yang berada tepat dibelakang gue tetapi Chanyeol menahan gue. Chanyeol menundukan badannya dan menunjuk pipinya dengan telunjuk.

"Biar langsung sembuh" Ucap Chanyeol. Gue tidak bisa menahan senyum karena tingkah laku dia yang seperti ini. Gue berusaha mengulur waktu untuk membuat dia sedikit kesal

"Ishhh! Males ah sama kamu" Ucap Chanyeol lalu dia melipat tangannya didepan dada dan membuang muka.

"Chan?"

"Gak tau! Jangan panggil-panggil"

"Chanyeol"

"Siapa Chanyeol? Gak kenal" Ucap Chanyeol yang masih marah dengan gue.

"Oh gitu, Yaudah aku cari cowo lain aja" Ucap gue yang membuat dia langsung membalikan badannya.

"Gak boleh, kamu punya aku" Ucap Chanyeol. Gue menarik baju Chanyeol dan mencium pipi kanannya dengan cepat.

"Iya, cerewet banget sih"

"Yang kiri belum"

"Gak mau" Ucap gue sambil menjulurkan lidah. Gue langsung meniduri tubuh gue dan menutupi seluruh badan gue dengan selimut. Chanyeol menggelitik tubuh gue yang membuat kasur rumah sakit sedikit berantakan.

"Oh my God. Maaf telah mengganggu kalian" ucap Rei yang tiba-tiba masuk kedalam kamar gue dengan yang lain kemudian menutup pintu kembali dengan pelan. Gue dengan Chanyeol saling bertukar pandangan kemudian tertawa.

Setelah beberapa minggu gue dan Chanyeol dirawat dirumah sakit, akhirnya gue diperbolehkan pulang dengan catatan tidak boleh melakukan aktivitas berat beberapa bulan kedepan.

Gue dan Chanyeol menyelesaikan tugas dan materi kuliah yang belum kita selesaikan sejak kejadian kemarin. Dia sih enak pintar, lah gue otak rata-rata. Gue merasa otak gue sudah gak kuat untuk melanjutkan, gue langsung menutup buku dan menaruh kepala gue diatasnya. Chanyeol yang melihat gue menyerah dengan tugas, dia mengelus rambut gue dengan lembut dan tersenyum kecil. Dia memberikan materi yang sudah dia rangkum kepada gue.

"Udah aku rangkum, kamu salin aja punya aku"

Gue seperti melihat ada malaikat yang tiba tiba datang untuk menolong gue. Gue dan Chanyeol memutuskan untuk pulang karena sudah semakin gelap. Gue membereskan buku dan alat tulis yang tersebar diatas meja serta tas lalu menentengnya di tangan gue. Chanyeol mengambil buku dan tas yang gue tenteng tadi ditangan kirinya dan tangan kanannya memegang tangan gue. Kami berdua berjalan menuju tempat parkir mobil Chanyeol. Sambil berjalan, Gue mengayunkan tangan yang digenggam Chanyeol seperti anak kecil.

"Vixtoria!"

Gue menolehkan kepala gue kesumber suara yang memanggil gue. Mau apa lagi sih manusia ini!

My Possesive Psychopath Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang