"Jimin..."
Gue bergegas membereskan barang-barang gue dan bergegas keluar dari Cafe tapi pergelangan tangan gue ditahan.
"Vix.... Please gue bisa jelasin ini semua" Gue menepis tangannya dengan kasar
"Jelasin apa lagi? semuanya sudah jelaskan? lu hanya jadiin gue bahan taruhan kalian agar lu bisa menang kan? Munafik tau gak!"
"Awalnya memang seperti itu tapi gue jadi terbiasa dengan adanya lu disamping gue"
"Omong kosong! kali ini taruhan apa lagi?" Ucap gue dengan sedikit teriak dan gue tidak bisa menahan tangis gue.
"Sumpah ini gak terlibat sama taruhan, gue hanya mau lu jadi milik gue seperti dulu"
"Maaf gue gak bisa"
"Kenapa? Kita bisa memperbaiki hubungan kita seperti dulu kan?"
"Maaf tapi gue gak mau jatuh ke dalam lubang yang sama lagi"
"Dulu lu suka kan sama gue" Gue menyesal telah menyukai orang yang salah dimasa lalu, yang gue lihat dulu hanya dia baik sama gue, perhatian dan tanpa pikir panjang gue menerimanya sebagai pacarnya yang bahkan gue baru berkenalan dengannya.
"Jangan diungkit lagi itu dulu berbeda dengan sekarang, mengapa lu gak sama itu aja siapa ya namanya..."
"Yera"
"Nah itulah kenapa gak sama dia aja? bukannya lu suka ya sama dia dan hanya menganggap gue sebagai sampah?"
Jimin hanya diam mendengan penuturan kata gue.
"Kenapa diam? Jawab!"
"Sama sekali enggak, gue gak suka sama Yera sama sekali dan gue juga gak ada hubungan apa apa sama dia"
"Memangnya ada teman sampai pelukan mesra-mesraan ?"
"...."
"Kenapa diam lagi? Gak bisa jawab kan lu!"
"Please Vix... itu sama sekali gak bener. Gue bisa jelasin semuanya"
"Sudah terlambat dan lu baru mau jelasin sekarang. 4 tahun ini kemana aja lu?"
"Gue tau ini terlambat, gue bodoh baru menyadari semua itu saat lu pergi dari sisi gue"
"Udah ya gue gak mau denger penjelasan lu lagi"
Gue pergi dari cafe dengan air mata yang jatuh di pipi gue. Gue menghapus dengan kasar air mata gue. Kenapa juga gue harus nangis karena dia, sudah cukup dulu dia membuat gue menguras semua air mata gue.
Gue lari ke taman dan jaraknya cukup jauh dengan cafe setidaknya gue bisa menenangkan diri gue. Kenapa dia datang ketika gue sudah membuka hati untuk orang lain
Gue melewati jalan yang pernah gue lalui dengan Chanyeol dulu yang hampir membuat nyawa gue melayang tapi tunggu, gue mendengar suara Chanyeol dan kedengarannya seperti suara orang meringis kesakitan.
Tadinya ingin gue abaikan tapi karena gue orangnya penasaran jadi gue berhenti sebentar dan melihat sedikit dari balik tembok.
"Mata yang bagus" Gue tidak menyangka Chanyeol akan seberani itu kepada orang lain, Gue fikir dia hanya mengancam tetapi dia juga melakukannya. Jika orang itu diperlakukan seperti itu berarti dia juga melakukan hal yang sama kepada Minha? Atau mungkin lebih parah!?
Gue melihat semua yang dilakukan Chanyeol mulai dari dia ngeluarin mata sampai dia memasukan kedalam tempat yang berbeda-beda di masukin ke tempat, untuk apa coba?
Gue gak tau apa lagi yang akan dilakukan Chanyeol selanjutnya. Gue harus buru-buru pergi meninggalkan tempat ini juga lagian kenapa juga gue disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Psychopath Boyfriend
Misteri / Thriller" Jangan Sentuh Dia sedikitpun atau lu bakal mati di tangan gue " - Chanyeol Highest Rank #16 in Thriller #26 in Thriller #45 in Thriller