Chapter 25

4.1K 238 5
                                    

Apakah gue harus memberikan dia kesempatan lagi?

Gue terdiam sejenak. Jujur gue mengira jika memutuskan hubungan kita berdua adalah solusi yang terbaik tapi ujung-ujungnya harus nahan rasa sakit ini. Mungkin keputusan gue kemarin terlalu terburu-buru tanpa memikirkan perasaan dia. Gue sadar bukan hanya gue saja yang menjalin hubungan ini tapi kita berdua.

"I Forgive you. Jangan diulang untuk kedua kalinya karena aku gak akan maafin kamu lagi" Ucap gue kepadanya. Mungkin keputusan yang gue buat sekarang adalah keputusan yang tepat. Kita berdua sama-sama salah dan egois, mementingkan perasaan sendiri. Terlalu gengsi untuk mengucapkan maaf terlebih dahulu.

Setelah gue mengucapkan kalimat tersebut, Chanyeol memeluk gue dengan sangat erat. Gue pun memeluk erat balik dia seakan rindu dengan semua ini. Semoga pilihan gue tidak salah lagi.

"Lepasin udah ya?"

"Gak mau, Aku gak mau kamu pergi lagi. Cukup sekali ini aja" Chanyeol lebih mengeratkan pelukannya. Ada rasa senang yang timbul dihati gue yang tidak bisa gue jelaskan. Intinya gue senang banget.

Ada sesuatu yang menarik kaki gue sedari tadi. Ternyata anak anjing yang dibawa Chanyeol tadi. Gue mengangkat anak anjing itu dan bermain dengan anak anjing tersebut. Gue sengaja membuat Chanyeol marah, tapi kenapa dia hanya tersenyum melihat gue?

"Kenapa senyum-senyum kamu?" Tanya gue

"Lagi liatin masa depan aku" Ucap Chanyeol dan dia mengelus rambut gue. Sejak kapan dia jadi suka ngegombal begini sih! Kan gemes liatnya. Gue cubit aja perutnya.

"Jangan suka ngegombal deh!"

"Kan aku gombalnya ke kamu aja. Gak boleh?"

"Awas aja ke orang lain! Liatin!" Ucap gue lalu lanjut bermain dengan anak anjing tersebut hingga gue kecapean. Anak anjingnya kenapa aktif banget!

Chanyeol menyuruh gue masuk kedalam rumahnya. Gue akuin rumahnya sudah berbeda dari sebelumnya. Rumahnya sekarang sudah tertata dan layak dihuni tidak seperti dulu. Bahkan semuanya diganti dengan yang baru. Gue merebahkan badan gue disofa yang ada, sofa mahal ini mah empuk banget soalnya dan anjing yang barusan bermain dengan gue, tidur diatas tubuh gue. Gemes banget! Gue mengelus halus anak anjing tersebut agar dia nyaman tertidur diatas tubuh gue.

Hawa dingin dari AC dan sofa yang nyaman membuat mata gue mengantuk. Gak! Gue gak boleh ngantuk! Masa tidur disini sih, kan canggung banget tapi mata gue gak bisa nahan kantuk.

"Kalau kamu ngantuk, tidur aja nanti aku yang bangunin" Ucap Chanyeol yang menghampiri gue dan mengelus kepala gue. Nyaman. Rasa kantuk semakin memenuhi gue dan akhirnya gue tertidur diatas sofa.

Gue terbangun saat matahari baru saja terbit, cuaca pagi ini dingin banget dan gue gak tau sejak kapan gue memakai selimut. Gue memutar balikan badan gue dan melihat Chanyeol yang tertidur dibawah sofa. Dia bahkan kasih selimutnya ke gue sedangkan dia tidak pakai selimut. Dasar bodoh. Gue memakaikan selimut ke tubuh dia agar tidak kedinginan dan membuka hordeng agar sedikit hangat.

Gue melihat wajahnya yang sedang tertidur dari atas sofa. Ganteng banget mau nangis rasanya. Gue bangun dan mencari dapur untuk membuat sarapan. Gue membuka kulkas yang ada didapur dan melihat satu kulkas diisi dengan bahan makanan lengkap. Gue kan cuman bisa panggang roti!

Gue mengambil roti lalu memanggangnya, sembari menunggu gue memainkan handphone gue. Sejak kemarin gue tidak bermain Handphone karena sibuk bermain dengan mereka. Gue membuat sarapan untuk kita bedua dan gak lupa juga untuk anak anjing itu. Gue gak tau anak anjing itu makan apa jadi gue hanya kasih dia ikan saja.

Gue membawa dua piring berisikan roti yang sudah gue panggang tadi dan sudah gue olesi margarine ke sofa tadi. Gue meletakan piring tersebut diatas meja dan membangunkan dia untuk sarapan. Dia malah menarik gue dan memeluk gue seperti guling.

"Aku kedinginan, sebentar ya" Ucap dia dan gue hanya terdiam. Gue bahkan bisa mendengar suara detak jantung kita berdua. Rasa hangat menjalar keseluruh tubuh gue. Malu banget.

Gue mengangkat kepala gue sehingga bisa melihat wajah dia yang sedang tertidur. Definisi laki-laki sempurna ini mah.

"Udah perhatiin wajah aku hm?" Ucap dia yang bahkan tidak membuka matanya. Kok dia bisa tahu sih gue liatin dia. Gue langsung menegakan badan dan pura-pura membereskan rambut gue. Dia hanya tertawa kecil melihat gue.

"Itu sarapannya udah aku taruh di meja, Aku mau mandi dulu"

"Yaudah mandi bareng" Ucap dia yang membuat gue menatap tajam kearahnya

"Maksudnya tuh kamu pakai kamar mandi bawah, aku pakai yang atas. Kamu mikir apa sih? Itu kamar mandinya didalam kamar aku" Ucap dia lagi lalu menunjukan arah kamarnnya. Dia mengelus kepala gue, tersenyum lalu meninggalkan gue. Gue membuang semua pikiran negatif gue yang hampir saja timbul.

Gue masuk ke kamar yang ditunjuk Chanyeol tadi dan mengunci kamarnya, mencegah hal-hal yang tak diinginkan terjadi. Gue baru mengingat bahwa gue tidak membawa baju ganti jadi gue memutuskan untuk membuka lemari Chanyeol dan mencari baju yang mungkin pas untuk gue. Gue memilih baju kemeja putih polos milikinya karena menurut gue hanya ini yang cocok dengan gue.

Gue meletakan baju tersebut diatas kasur dan mengambil handuk dari lemari lalu mandi. Selesai mandi, gue memakai kemeja tadi dengan bawahan yang kemarin gue pakai. Besar banget tapi ini yang paling pas di gue. Gue keluar dari kamar Chanyeol dan melihat Chanyeol yang sudah rapih sedang asik bermain dengan anak anjing tersebut.

"Akunya gak diperhatiin nih?" Ucap gue yang menyadarkan dia.

"Kamu kenapa pakai baju aku?"

"Gak ada baju lain jadi aku pakai yang ini aja"

Dia menghampiri gue lalu menarik gue masuk kedalam kamarnya lagi. Chanyeol membuka lemarinya dan mencari-cari sesuatu. Dia mengeluarkan sweater hitam dari rak bajunya dan memberikannya kepada gue.

"Ganti baju ini"

"Kenapa memangnya" Tanya gue dengan kebingungan.

"Bajunya nembus, aku gak mau punya aku dilihat orang lain" Ucap dia dan matanya mengarah kebawah. Gue memukul dan menyuruhnya keluar. Dasar mesum!

Gue keluar dengan baju yang disuruh Chanyeol tadi dan menghampiri dia yang sedang duduk.

"Udah ayo berangkat"

"Nah, ini baru bagus" Ucap Chanyeol. Dia berdiri lalu menggenggam tangan gue dan kami berangkat ke kampus.

Sampai kampus, banyak anak kampus terutama perempuan menunggu di parkiran mobil Chanyeol. Gue menghela nafas kasar dan merasa kesal. Harus banget ya ditungguin diparkiran. Ganggu banget heran.

"Duh, sepertinya ada yang marah nih?" Ucap Chanyeol yang langsung gue jawab tidak ada.

Selesai Chanyeol memarkirkan mobilnya, Ia keluar dari mobil dan langsung dikerumuni oleh anak kampus tadi. Chanyeol membuka pintu mobil gue dan mempersilakan gue keluar. Anak kampus yang bersemangat tadi hanya diam ketika gue keluar.

Gue menggandeng lengan Chanyeol dan hendak meninggalkan parkiran.

"Chanyeol!"

Gue dan Chanyeol menoleh kearah sumber suara tersebut.

Dia lagi dia lagi

TBC

My Possesive Psychopath Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang