Pesan 17

409 23 3
                                    

Fayla terbangun ketika hari masih petang. Ia mengedip-ngedipkan beberapa kali matanya untuk menghilangkan kantuk yang begitu berat. Rasanya ia masih ingin bergelut dibawah selimut tapi ia sadar, ia masih punya kewajiban sebagai istri.

Fayla menatap sampingnya. Pemandangan yang membuat hatinya menghangat. Ia senang melihat Rimba dan Bisma yang tidur disampingnya, dengan Rimba yang memeluk Bisma di lengan kekarnya.

Fayla tersenyum, ia sedikit membungkuk untuk mengecup kening Bisma. Yah, walaupun sedikit susah dengan perutnya yang membuncit.

Barulah setelahnya Fayla turun dari ranjang dan memasuki kamar mandi.

Fayla harus cepat, karena ia juga harus bekerja. Bagaimanapun Fayla harus menabung untuk biaya ia melahirkan dan setelah melahirkan.

Setelah usai dengan urusan kamar mandi, Fayla bergegas menuju dapur untuk menyiapkan makanan untuk mereka. Fayla mendesah, persediaan bahan makanan sudah menipis. Ia bingung mesti bagaimana. Tak ada barang yang bisa ia jual lagi. Pun jika meminta uang pada Rimba, ia tak berani.

Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan hanyalah, mengambil sisa simpanannya. Tak ada cara lain selain itu.

Setelah menyiapkan sarapan, Fayla memilih untuk duduk di depan TV. Sejenak menonton TV untuk menghilangkan rasa gundahnya.

"Ya Allah," Fayla memejamkan matanya. Ini benar-benar lebih sulit daripada ketika ia hidup sendiri. Jika dirasa-rasakan seperti itu. Ia tak hanya menanggung beban dirinya sendiri, tapi bertambah dua orang, Rimba dan anaknya.

Rimba pun belum bisa diandalkan, dia masih perlu untuk menyesuaikan diri.

Bunyi getaran ponsel membuat Fayla mengedarkan pandangannya untuk mencari dimana keberadaan ponsel tersebut.

Yang jelas itu bukan ponsel miliknya, karena ponsel miliknya tak di mode getar seperti itu.

Setelah menemukan ponsel yang bergetar tadi, Fayla segera mengambil dan melihat jika itu adalah ponsel Rimba.

Rasa penasaran menyeruak, ia ingin sekali untuk membuka ponsel Rimba.

Pesan yang baru saja masuk ternyata kiriman dari mungkin kekasih Rimba, Clara.

Clara

Sayang, nanti jadi ke pantai kan? 23.40

Aku enggak sabar pengen ke pantai :) :* 00.11

Rimba aku cinta kamu 05.23

Fayla tak perduli dengan pesan-pesan itu, yang ingin dia lakukan kini hanyalah membuka pesan-pesan sebelumnya.

21 Maret

Yang, aku dikantin. Cepet ke sini, 11.41

Bentar yang, lagi jamnya pak botak ini 11.41

Yaudah kalau udah selesai sini yaa 11.42

Emang kenapa, kok pengen bgt aku kesana? 11.43

Kangen. 11.43

Fayla menscroll.

22 Maret

Sayang aku pengen martabak manis rasa coklat :( 19.08

Pengen banget? Ngidam ya? 😄😄
Nanti aku beliin 19.11

Pesan Dari HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang