Pesan 19

431 28 3
                                    

Happy reading ❤❤❤

Semoga kalian suka

Lelah? tentu saja. Tak ada pekerjaan yang 'enak', karena setiap pekerjaan ada konsekuensi tersendiri. Kalau enggak capek dibadan ya capek dipikiran.

Jika sebelumnya pemerjaan Fayla menuntut dalam hal pelayanan. Maka pekerjaannya kali ini lebih menuntut dalam hal pikiran. Dia tak perlu lagi berjalan mondar mandor dari dapur menuju meja pemesan makanan. Kini ia hanya perlu duduk menatap layar komputer untuk mengerjakan tugasnya.

Fayla merasa beruntung karena Rendi dengan baik hatinya mau memberi pekerjaan yang tak terlalu berat untuknya.

Rencananya sepulang berkerja Fayla ingin membeli susu hamil, karena stok susu hamilnya sudah menipis. Awalnya ia ingin membeli susu kemarin, tapi dia kelupaan. Setelah ingat ketika ia sudah sampai di pintu rumahnya.

Sebenarnya Fayla tak terlalu suka susu, apalagi susu putih, baginya itu terasa amis. Tapi dia akan jadi maniak susu ketika itu sudah dicampur rasa. Seperti yang paling dia suka rasa coklat dan melon.

Sebelum membeli susu dan beberapa bahan persediaan di rumah, Fayla ingin terlebih dahulu mengambil uang. Kemarin ia baru mendapatkan email jika gajinya sudah ditransfer, betapa senangnya dirinya.

"Fayla kamu mau kemana?" tanya Rendi yang entah sejak kapan sudah berada disebelah Fayla. Laki-laki itu sudah melepas jas kerjanya menyisakan kemeja yang semula menjadi dalaman.

"Mau ke Alfamart depan, mas." jawab Fayla. Ia memiringkan kepalanya agar bertatapan dengan kakak iparnya itu. Setelah menjawab, Fayla mengalihkan pandangan. Ia tak mau terjatuh karena kakinya yang menyandung sesuatu ketika bererjalan tak menatap jalan didepannya.

"Mau beli apa?" tanya Rendi lagi sambil menggulung lengan kemejanya.

"Mau ambil uang, sekalian belanja. Mas mau ke Alfamart juga?" tanya Fayla ketika Rendi tetap berjalan disampingnya.

"Iya, beli roti buat Bisma."

"Yaudah bareng aja, mas." Rendi mengangguk.

Mereka berbelanja sesuai kebutuhan. Nyatanya, Rendi yang semula hanya ingin membeli roti justru bertambah membeli hal-hal lainnya.

"Ikut ke rumah yuk Fay?!" ajak Rendi.

"Kok diem? Takut ya sama mama?" tanya Rendi. Laki-laki itu menatap gerak-gerik Fayla yang terlihat segan.

"Kalau kamu menghindar, kapan bisa dekat sama mama? Emang tanpa usaha bisa bikin hati mama luluh?"

"Takut ditolak mama mas," kata Fayla sambil menunduk.

"Belum dicoba udah pesimis duluan. Siapa tau mama nerima kamu, jangan pesimis dong."

"Gak apa-apa ayo, mama cuma belum bisa nerima kamu. Mama cuma bakal diem, karena dia masih merasa asing. Mama gak bakal ngelakuin hal-hal ekstrim kok, tenang aja." tambah Rendi.

"Yaudah deh, aku ikut," ujar Fayla sedikit tak yakin. "Mama suka apa mas?"

Rendi tersenyum lebar, lantas laki-laki itu segera berjalan menuju kasir.

"Habis ini aku anter beli kesukaannya mama."

***

Fayla dan Rendi telah sampai di rumah kediaman mertuanya. Ditangannya sudah tersimpan makanan yang kata Rendi adalah makanan kesukaan mamanya.

Sedikit tak yakin, Fayla mengikuti Rendi yang sudah membuka pintu rumahnya.

"Assalamualaikum," ucapnya. Dari ruang tamu terdengar suara TV yang sedikit keras dan juga suara tawa yang saling bersahutan.

Pesan Dari HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang