Pesan 21

548 28 2
                                    

Hari ini Fayla lembur, yang biasanya pulang jam 4 atau 5 sore. Kini ia harus pulang pukul 8 malam. Jika boleh jujur Fayla lelah, tapi mau bagaimana mana lagi, dia butuh uang untuk biaya lahiran dan setelan lahiran.

Fayla tak bisa menggantungkan harapan pada Rimba. Bukankah lebih baik jika ia berusaha sendiri.

Sering Fayla mengeluh pada dirinya sendiri, menangis sendirian saat tengah malam dan menahan hasrat emosi karena kelelahan.

Fayla berdiri di depan gedung kantor, menunggu ojek online yang sudah ia pesan.

"Fayla?" Panggil Rendi dari dalam mobilnya yang berhenti didepan Fayla. "Nunggu jemputan?"

"Nunggu ojol, mas." jawab Fayla sekenanya. Moodnya benar-benar merosot. Kali ini ia hanya ingin cepat-cepat sampai rumah dan segera beristirahat.

"Bisma sakit, kamu bisa dateng kerumah?" tanya Rendi tiba-tiba yang membuat Fayla syok.

"Sakit apa?"

"Demam. Kemarin dia main air dan gak langsung ganti baju." jelas Rendi sambil menatap Fayla yang terdiam seperti sedang berpikir.

Ditengah lamunannya ojol yang Fayla pesan datang.

"Mbak Fayla?" tanya driver ojol. Fayla mengangguk dan memberikan senyum tipis.

Bapak tersebut memberikan helm pada Fayla.

"Pak, maaf ya, saya gak jadi naik ojol." kata Fayla pelan.

"Lho gak bisa gitu dong, mbak!" jawab bapak driver ojol kaget. Dia sudah sampai malah di cancel.

"Tapi ini saya bayar pak, sesuai dengan harga yang tertera." ucap Fayla sambil memberikan sejumlah uang pada driver ojol.

Setelah driver ojol pergi, Fayla kembali pada Rendi yang masih memarkirkan mobilnya ditempat tadi.

"Aku ikut mas Rendi ya? Aku mau jenguk Bisma." Rendi tersenyum lebar lalu membuka pintu samping dari dalam.

"Dengan senang hati Fayla."

Fayla merasa ada sesuatu ikatan antara ia dan Bisma. Padahal mereka tak memiliki hubungan darah sama sekali. Tapi naluri mereka saling mencari.

***

Sesampainya di rumah mertuanya, Fayla hanya membuntuti Rendi untuk masuk kedalam rumah. Karena Fayla merasa di sini ia adalah tamu.

"Mama sama papa kemana, mas?" tanya Fayla.

"Paling lagi di kamar."

"Kalau gitu aku langsung ke kamarnya Bisma ya?" Rendi mengangguk sebagai jawaban.

Fayla menaiki tangga untuk bisa sampai ke kamar Bisma. Ia berjalan pelan, lantaran takut terjadi sesuatu dengan kandungannya.

Setelah sampai di depan kamar Bisma, Fayla membuka gagang pintu dengan pelan takut mengganggu Bisma.

Fayla pikir, Bisma sudah tidur karena jam sudah menunjukkan pukul 8.30 malam. Apalagi bocah itu sedang demam, biasanya kan kalau lagi sakit lebih sering tidur. Tapi ternyata bocah itu tenggah berbincang dengan ibu mertuanya.

Fayla mengangguk sebagai penghormatan pada mertuanya yang memiringkan kepalanya ketika pintu terbuka.

"Assalamualaikum, ma?"

"Waalaikumusalam."

"Bunda?!" panggil Bisma dengan riangnya.

Dengan senyum ramah, Fayla mendekati Bisma dan mama.

Pesan Dari HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang