Tiba tiba, sihir Alice melemah dan melepaskan Mavis dari guritanya. Mavis pun menyerang dengan es saljunya, bertubi tubi dia menyerang Alice. Alice hanya bisa diam dan tak berdaya.
"Maafkan..."
"Teman teman...."
"Maafkan aku...."
"Maafkan aku kepala sekolah..."
"Maafkan aku Bell..." Ucap dalam hati terdalam nya Alice.
Mavis pun menyerang dengan sekuat tenaga menggunakan sihir saljunya, Alice pun terpental dan tak sadarkan diri. Mavis pun memenangkan pertandingan tersebut, saat Medis ingin membawa Alice. Alice pun sadarkan diri, mengatakan bahwa dia baik baik saja. Alice pun berjalan menuju tempat duduk asalnya dengan muka yang tidak bisa di gambarkan sama sekali. Antara penyesalan, atau apa.
"Alice... Kau tidak apa ?" Ucap Alpha.
"Alpha... Mereka tau bahwa aku adalah anak Elf.."
"Dia mengancamku untuk mengalah... Jika tidak rahasiaku akan di bongkar..."
"Maafkan aku..." Ucap Alice.
"Owh.. Tidak apa apa, tenang saja aku akan mengalahkan nya." Ucap Alpha.
Pertandingan terakhir, adalah pertandingan yang ditunggu tunggu yaitu Alpha Aestron melawan seseorang yang berada di puncak Akademi ini, seseorang yang nomor Satu, Dialah Raven pertama Erlan Chrono. Erlan dengan elegan nya berjalan ke arena, sorakan dari arena masihlah rame. Dukungan untuk pihak Alpha juga tidak kalah dengan pihak Erlan.
"Kalahkan dia Alpha..."
"Erlan... Menangkan pertarungan ini..."
Sedangkan Alpha, berjalan dengan genggaman tangan nya yang sangat kuat. Tatapan Alpha, sangatlah tajam melihat Erlan.
"Hey hey... Santai saja lah, tidak usah memasang muka begitu" Ucap Erlan.
"Muka ku ? Mukaku seperti biasa ku, mungkin bedanya tidak ada senyuman untukmu" Ucap Alpha.
Mereka berdua pun berjalan ke tepi Arena, karena akan dimulai pertandingannya. Erlan dan Alpha pun memasang kuda kuda terbaik mereka, dan pertandingan pun dimulai. Alpha pun mengambil pedang nya, dan mengarahkan pedang tersebut ke Erlan.
"Erlan... Pedang ini, akan menembus tubuhmu... Akan ku kalahkan dirimu" Ucap Alpha.
"Wow... Jika kau bisa sih !" Ucap Erlan.
Alpha menyerang tanah lantai arena tersebut, dan mengambil serpihan batu.
"Erlan... Coba kau tangkap Batu ini..." Ucap Alpha.
Kemudian batu tersebut di lemparkan Alpha menuju Erlan. Saat Erlan menangkap batu itu dengan tangan nya yang mengarah ke batu. Saat batu itu mengenai tangan Erlan, tangan erlan tidak menangkap batu tersebut dan batu tersebut terus berputar di tangan Erlan.
"Batunya... Kok terasa berat" Ucap Erlan yang sedang menahan batu Alpha tersebut.
Batu itu kemudian hancur karena gesekan antara batu dengan Tangan Erlan, karena serangan itu Erlan mendapat luka di tangan kanan nya.
"Itu adalah Batu... Batu deklarasi kemenangan ku.." Ucap Alpha.
"Keren keren..." Ucap Erlan yang kagum melihat kemampuan Alpha.
"Alice.... Apakah pertandingan Alpha sudah selesai ?" Ucap Mary yang datang dari ruang medis. Terlihat Mary cukup baik baik saja, kemudian Bena pun datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elementhoria
FantasyElement, dalam dunia kami element itu adalah hal yang lumrah. Ada yang menyebutnya sebuah kutukan, ada yang menyebutnya sebuah anugerah. Dunia kami telah dilindungi oleh dewa ratusan tahun lebih. Cerita ini berawal dari dua remaja yang menyukai tent...