Bagian Sembilan
"Jangan mati anjing!" Pekik Biru yang langsung beranjak dari ranjang pasien secara tiba tiba, membuat Marsya sedikit terkejut
Ia memakai sendalnya terburu buru, Marsya yang bingung dengan tindakan Biru mencoba membantu memapah Biru, namun tangan gadis itu ia tepis lantas berjalan cepat sekali meninggalkannya untuk menuju tempat yang sudah teman temannya sebutkan namun tidak ada yang tau apa yang terjadi pada ke tiga laki laki itu
Sedikit berlari Biru menyusuri lorong demi lorong rumah sakit ini, tujuannya adalah halaman rumah sakit. Tangannya masih menggenggam ponsel nya. Di belakang Biru terlihat Marsya yang mengikuti Biru yang sesekali berteriak mengingatkan bahwa Biru tidak boleh berjalan terlalu cepat karna ia baru saja pulih namun Biru tak mengindahkan perkataan si cantik.
Mata nya menerawang, mencari ke beradaan ke tiga sahabatnya di halaman rumah sakit, namun ia tak melihat batang hidung ke tiga sahabatnya itu. Sampai retina nya menangkap beberapa ekor anjing tengah menggonggong ke arah pohon besar yang berada tak jauh dari rumah sakit.
Biru mengeryitkan dahinya. ia berjalan mendekat,mencoba melihat lebih dekat ke arah pohon besar itu. Ia juga sedikit takut pada beberapa anjing yang tidak mau berhenti menggonggong
"X!!" Teriak seseorang dari atas pohon karna jarak yang lumayan jauh ia tak bisa melihat dengan jelas wajah siapa namun ia mengenali suara nya. Suara itu milik pemuda berambut ikal yang kini tengah melambai lambai kan tangannya ke arah Biru
Terdengar tawa Marsya yang kegirangan "Itu mereka disana!" Ujarnya di sela sela tawa renyah nya sambil menunjuk nunjuk pohon besar itu
Biru menyadari keberadaan sahabat sahabat nya yang kini tengah berada di atas pohon sambil berusaha mengusir beberapa anjing yang tidak mau pergi langsung menelpon Gio dan secepat kilat juga langsung dijawab
"Lo pada ngapain disana anjing?" Tanya Biru sedikit menaikan nada suaranya
Gio yang menerima telpon itu refleks menjauhkan ponsel dari telinganya "Lo nanya sama kita atau sama anjing anjing nya, nyet?"
"X tolongin kita X, usirin anjing nya. Kita udah hampir setengah jam disini anjing tolongin lah" Suara Alza terdengar memelas
Biru melihat ke sekeliling, mencari sesuatu yang bisa ia jadikan senjata untuk mengancam para anjing liar. Sampai ia menemukan sebuah balok panjang kemudian ia mencoba mendekat ke kawanan anjing itu terhitung ada 4 anjing yang menunggu ke 3 sahabat itu di bawah pohon
"Biru jangan deket deket. Itu ada satu anjing yang aneh kaya zombie. Kita panggilin orang rumah sakit aja gue takut?!" Marsya menahan tangan Biru yang mencoba mendekat
Mendengar perkataan Marsya, Biru kemudian menyadari bahwa sepertinya satu diantata beberapa anjing itu terjangkit rabies.
"Gue panggilin orang deh, gamau ambil resiko. Ada yang rabies" Biru melenggang pergi menuju ke arah security "Lo ikut gue bahaya" matanya menatap ke arah Marsya yang di respon anggukan kecil
Sesaat kemudian Biru kembali lagi bersama beberapa security yang sudah membawa beberapa alat pengaman mencoba mengusir anjing anjing itu. Sedikit agak alot prosesnya namun untunglah tidak ada masalah sedikit pun.
Setelah berhasil mengusir anjing anjing itu, Gio, Xender dan Alza berani turun dari atas pohon besar itu. Yang saat di perhatikan wajah Xender sudah sangat memprihatinkan karna ketakutan
KAMU SEDANG MEMBACA
MARSHED
Teen Fiction"Kalau tidak denganku, jangan bersama siapapun. Kau milikku, itu mutlak dan tak bisa di tawar!" Xabiru Arya Ganendra, pemilik mata tajam dan hampa tanpa rasa cinta di hidupnya karna masa lalu kelam yang membuatnya Trauma. Terlebih sikap Ayahnya yan...