Marshed| 10

38 2 0
                                    

Bagian Sepuluh

"Dari mana?" Marsya mematung saat sebuah suara menyambar ke telinga nya dengan nada tinggi

"Jam segini baru pulang? Lupa kalau anak perempuan?" Suara itu makin mendekat mengintimidasi

Marsya menggigit bibir nya takut, suara yang sangat ia kenali namun tak pernah mendengar nada menyeramkan dari sang pemilik suara. Seingatnya.

"Hayolooh dari mana? Papa nanya tuuh" Marcell mengompori keadaan

Marsya melotot ke arah Marcell yang langsung di balas dengan muka menyebalkan menjulurkan lidah. Ingatkan Marsya untuk memukul ulu hati Marcell saat ia sudah terbebas dari Papanya

Laki laki dengan brewok tipis itu mulai berjalan mendekat ke arah Marsya namun gadis itu hanya menunduk takut, ia tak pernah di marahi oleh papa nya bahkan untuk hal hal yang menurut Marsya kelewatan saja papanya hanya menegur dengan kata kata yang lembut.

Semakin papanya mendekat, semakin Marsya mengepalkan tangannya. Ia takut. Dan air matanya mulai jatuh. Namun ketika papanya sudah berada dua langkah di depannya. Bukannya memarahi Marsya, laki laki berusia sekitar 40tahunan itu malah mengusap kepala Marsya. Gadis itu mendongak takut

"Happy Birthday My Princess" Ujarnya sambil tersenyum. Di susul kedatangan seorang perempuan ber dress hijau tosca yang nampak begitu cantik sambil membawa kue ulang tahun lengkap dengan lilin yang menyala

Marcell yang melihat mama nya sudah datang, langsung bergabung sembari ikut menyanyikan lagi happy birthday. Marsya yang tadinya menangis ketakutan, kini tersenyum dengan air mata di pipinya. Ia bahagia sekali.

"Make a wish dulu sayang" Mamanya tersenyum lembut

Marsya mengangguk, memejamkan mata nya beberapa saat kemudian meniup lilin nya. "Mama papa makasi yaa" rengeknya sambil memeluk kedua orang tua nya

Marcell yang tak kebagian di peluk pun berdeham "Gue engga nih?"

Dengan tersenyum Marsya menarik abangnya ke dalam pelukan itu, kini mereka berempat berpelukan layaknya keluarga yang sangat hangat.

"Lagi cosplay jadi teletabis" Cibir Marcell sambil terkekeh

Papanya menjitak kepala Marcell pelan "Jangan ngerusak suasana"

Usai berpelukan, mereka beralih pada sesi poto poto. Yang setelah selesai, mereka duduk di sofa ruang keluarga sambil menikmati teh dan kue ulang tahun nya.

"Iii masa papa jahat banget sama Marsya. Gaboleh gitu tau kualat sama anak sendiri" Marsya memajukan bibirnya pertanda merajuk

Papa yang melihat putri bungsunya merajuk, ikut memajukan bibirnya bertingkah seperti anak kecil juga "Marsya takut ya sama papa ya?"

Pertanyaan yang langsung di jawab dengan anggukan cepat dari sang anak gadis "Marsya sampe nangis tadi, papa nyeremin"

"Mulai deh mulai" Cibir mamanya yang sudah jengah melihat kelakuan anak dan suaminya. Mama menoleh ke arah Marcell "Kita kasi obat bius apa gimana Cell?"

"Kita racun aja ma" Celetuk Marcell tanpa berfikir

Bukannya dapat dukungan dari Mamanya, Marcell malah mendapat cubitan pelan di lengannya. "gaboleh ngomong begitu"

MARSHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang