Marshed| 12

21 4 0
                                    

Bagian Duabelas

you're jealous but you're still embarrassed

***

Masrya tengah mengagumi pantulan dirinya di cermin rias nya, latihan tersenyum semanis mungkin kalau kalau dia bertemu dengan Biru di sekolah hari ini. Setelah di antarkan pulang kemarin, Marsya semakin yakin denga perasaannya sendiri, dia benar benar jatuh cinta pada si tampan. Soal Biru menyukai nya kembali atau tidak itu bukan urusan Marsya

Sesaat kemudian, Papa nya mengetuk dan membuka pintunya. ia menggeleng kan kepala tak heran melihat kelakuan anak gadisnya yang penuh semangat seperti ini

" cantik banget anak Papa" Sapa papa nya mencium puncak kepala Marsya

Gadis berseragam itu tersenyum manis membenarkan rambutnya kembali yang di gerai "Iyaa dong anaknya siapa dulu"

"Sya, cepetan dandan nya itu di bawah ada temen cowok kamu ngajak berangkat sekolah bareng katanya" Ujar Papa

Mata Marsya membelalak. Biru? Mungkinkah dia? Ingin ia berteriak sangking senangnya. Jantung nya berdegup tak menyangka kalau Biru akan menjemputnya di pagi buta seperti ini.

"Papa kenapa ga bilang daritadi?! Marsya duluan ya pa" Pamitnya meraih tas gendong berwana pink di atas kasurnya kemudian mencium pipi papa nya dan langsung berlari ke luar

Di ruang makan terlihat mama nya yang tengah menyiapkan sarapan untuk keluarga nya. Marcell juga ada disana.

"Sya-"

"Mama, Marsya berangkat duluan yaa sarapannya nanti aja di sekolah" Marsya memtong ucapan Marcell sebelum dapat menyelesaikan kalimatnya

Marcell yang di potong langsung mendelik kesal pada adik semata wayangnya. Namun matanya kembali mengikuti pergerakan adiknya yang berlari ke luar rumah dengan begitu bersemangat. Mamanya tak kalah heran dengan kelakuan anak gadisnya itu

Terlihat mobil bmw 330i sport putih terparkir di depan rumah Marsya yang megah. Ia belum pernah melihat Biru mengenakan mobil itu sebelumnya. Namun dengan pikiran yang tenang, Marsya masuk saja ke dalam mobil itu, sedetik saja ia duduk, ia melihat pengemudi itu dengan wajah terkejut bukan main

"Cavin?"

Laki laki tampan itu tersenyum ramah, laki laki itu berseragam milik sekolah Marsya yang pertama. Laki laki tampan berwajah tegas, Bibirnya tipis, tapi memberikan warna cerah di kulitnya yang pucat. Hidungnya mancung dan tak terlalu besar. Cukup sebagai penyangga kacamata berbingkai peraknya agar tetap berada di pangkal hidung.

Pupus sudah harapan Marsya di jemput Biru di pagi yang indag ini, rahangnya mengeras seolah menahan kecewa nya. Ia merutuki dirinya mengapa ia tak memastikan dulu semuanya, kalau sudah begini kan siapa yang salah

"Hai Sya. Lama ga ketemu yaa, aku seneng banget bisa ketemu kamu lagi, kamu juga keliatan gitu-"

"Emhh sory tapi lo salah faham deh, gue di anterin bokap aja keknya vin. Sory ya" Ujar Marsya yang hendak membuka pintu mobil yang sesaat ditahan oleh tangan kekar milik Cavin

"Aku nyariin kamu, aku dm ga dibales, whatsapp aku kamu blokir ya? Kenapa Sya?" Mata nya penuh pertanyaan yang seolah menyedihkan

MARSHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang