Bagian Tujuhbelas
Never mind i'll be there for you
***
"Biii... " Panggilan untuk yang kesekian kalinya dari mulut si Cantik yang hanya di respon dengan deruman mesin yang ditambah kecepatannya
Marsya nampak lelah memanggilnya dengan berbagai panggilan di rasa akan menjadi pusat perhatian nya saat ini, namun nihil. Si Tampan malah lebih tertarik pada jalanan sepi yang mungkin lebih damai daripada melihat wajah menyebalkan yang sialnya cantik itu
"Ini mau kemana? Kayaknya rumah gue bukan lewat sini deh. Iya gak sih?" dengan tatapan yang memburu sekitar, tepatnya pada perkomplekan asing itu,
Hanya tancapan gas saja yang menjadi respon dari pertanyaan terlambat itu, sebelum mobil milik Biru terlihat berbelok ke arah kanan. Kembali mendapati perumahan yang terbilang sangat mewah. Namun juga sangat
asing di mata Marsya.Dan seketika, mata gadis itu membulat,"Gue mau di culik? "
Otomatis, lirikan datar itu kembali menjadi respon atas pemikiran gila gadis di Sampingnya ini.
"Yes! Culik bener, ya? Awas aja sampe di pulangin! Di nikahin juga ga papa ko"
Tepukan pada dahi Marsya menjadi hal utama yang Biru lakukan.
"Mampir ke rumah gue bentaran." respon Biru akhirnya. Malas kembali mendengar hal yang tidak bisa terpikirkan oleh manusia normal, hanya Marsya yang bisa memikirkan hal random macam itu.
Dengan tangan yang terlihat sibuk mengusap dahinya, senyum dibibir itu justru semakin melebar, "Ke rumah lo? Ada siapa? Ngapain?"
"Ambil baju, gak ada orang." cowok itu kembali merespon singkat, terlalu fokus dengan lika-liku jalanan di perumahannya.
"Baju buat apa? Pada kemana emang? Gue
gak ketemu calon mertua dong?"Dapat Marsya dengar hembusan napas tak mengenakan dari arah Biru, mungkin
pria itu sudah muak dengan suara Marsya"Mau nginep dirumah Alza."
"Kenapa?"
"Males balik"
"Inikan balik? "
"Cuma ambil baju doang"
Huruf O dari arah bibir Marsya terlihat, memilih bungkam sebelum Biru memakinya kalau ia mengajak Pria itu
bicara sekali lagi.Jadi, sampai mobil cowok itu berhenti tepat di depan rumah megah dengan pagar hitam yang menjulang tinggi, Marsya masih juga terdiam. Hanya melihat Biru dari posisinya, si tampan itu saat ini tengah berusaha membuka seatbeltnya.Kemudian setelah selesai nampak melirik Marsya dengan satu tangan yang sudah bersiap untuk membuka pintu,
"Tunggu sini gue bentar doang."
"Mau ikut."
Tatapan tajam kembali pada gadis itu. Jadi Marsya tidak memiliki pilihan lain selain menutup mulutnya dan mengiyakan perintah Biru.
Menunggu dimobil dengan takbisa diam, maniknya masih saja memburu punggung Biru yang saat ini sudah nampak
Menghilang masuk ke dalam rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARSHED
Teen Fiction"Kalau tidak denganku, jangan bersama siapapun. Kau milikku, itu mutlak dan tak bisa di tawar!" Xabiru Arya Ganendra, pemilik mata tajam dan hampa tanpa rasa cinta di hidupnya karna masa lalu kelam yang membuatnya Trauma. Terlebih sikap Ayahnya yan...