Bagian Duapuluh satu
Tak ada gading yang tak retak
Tak ada Xabiru yang tak Tampan****
Sejak satu jam yang lalu, senyum di bibir Marsya tak pernah pudar. Sepertinya batre senyum itu tak pernah lowbat karna diisi dengan penuh ketika tahu akan bertemu dengan sang pangeran
Ia berusaha menggoda si Tampan yang kini telah resmi menjadi pacarnya dengan mencolek colek bahunya dengan jari lentiknya.
Biru ingin sekali tak menghiraukan gadis menyebalkan yang kini duduk di samping kursi kemudi yang ia duduki. Ia menancap gas, melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh agar mereka cepat sampai ke tempat tujuan. Rumah Masya.
"Bii jangan kenceng kenceng, gue takut"
Menyadari gadisnya kini ketakutan, ia mendengus kesal lantas memelankan laju mobilnya
"Gini dong bawa mobilnya, kalo gini kan enak, bisa liatin wajah ganteng pacar gue" Ujar Marsya mesem mesem
Satu lagi kebodohan Biru setelah menyadari bahwa ia sudah terperdaya oleh gadis ini, adalah dia menjadi orang tak tegaan jika itu menyangkut tentang gadisnya
"Bahagia banget" Cibir laki laki itu dengan nada risih nya
Gadis itu tersenyum "Iyahlah namanya juga sama pacar, bahagia lahir batin" Ujarnya kemudian mendelik kurang suka "Walaupun kenyataannya pacar gue galaknya kebangetan, tapi ga papa. Itu bonus" Tambahnya yang kemudian tersenyum lagi
"Ck, Turun! Udah sampe" Titah Biru, saat menghentikan mobilnya di depan gerbang putih yang tinggi itu
Marsya mengedarkan pandangannya ke sekitar. benar, ia sudah sampai di depan rumahnya dan ia menghela napas panjang dengan kesal
"Cepet banget, padahal kan masih pengen berduaan" Ujar Marsya kesal
Biru berdecak sebal sambil membukakan sitbelt yang mengurung tubuh kekasihnya.
Marsya menahan napasnya melihat perlakuan pria itu yang tiba tiba. Ia bahkan dapat mendengar degup jantungnya sendiri saat ini
"Pulang, gue liatin dari sini" Bisik Biru tepat di telinga Marsya
Marsya nampak menggeleng pelan "Takut?" tanya Biru dengan lembut
Gadis itu menggeleng sambil memainkan jari jari panjang milik kekasihnya "Marcell pasti marah"
Sempat terdiam untuk sesaat, memperhatikan wajah sendu Marsya, sebelum tangannya terlihat menyambar ponsel yang tergeletak di atas paha gadisnya.
Hal yang jelas saja membuat Marsya melirik Biru, memperhatikan gerak-gerik aneh si Tampan di sampingnya yang saat ini tengah sibuk dengan ponsel miliknya. Entah apa yang tengah dirinya lakukan.
Lalu tak lama, cowok itu terlihat mengambil ponsel miliknya sendiri di dalam saku jaketnya, sebelum mengembalikan ponsel bercase kuning itu pada Marsya
Marsya yang masih belum mengetahui apa yang Biru lakukan, hanya menerima ponselnya dengan bingung.
"Kantongin, kalo ada apa-apa, teriak aja."
pesan singkat itu kembali menghadirkan
kerutan di dahi MarsyaNamun begitu Biru menunjuk malas layar mungil pada ponsel Marsya menggunakan matanya, barulah gadis itu mengerti.
"Telfonan?" tanyanya saat melihat bahwa
nomor dengan kontak 'Blue bii' sedang
tersambung dengan nomornya, "Kita
telfonan?"Tanpa bersuara, Biru mengangguk.
"Jadi maksudnya, kita telfonan sampe gue
ke dalem rumah. Terus kalo misal ada apa-
apa, gue teriak biar lo bisa denger?" perjelas Marsya agar kesalah pahaman tidak terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARSHED
Teen Fiction**Sinopsis:** Xabiru Arya Ganendra tumbuh dengan luka mendalam akibat masa lalu kelam dan perlakuan ayahnya yang kejam. Dunia baginya hanya tempat gelap tanpa cinta, hingga ia bertemu Marsya Eva Diandra, gadis manja dengan hidup yang sempurna. Keh...