Acara lamaran berjalan dengan lancar, tetapi Sakura tidak mau menemui calon suaminya. Dibayangan dia calon suaminya itu seumuran papinya atau lebih muda dikit tapi tetap saja lebih tua darinya. Hamzah Al Fatih sebagai calon suami Sakura pun memakluminya jika Sakura belum mau menemuinya. Toh Hamzah juga sudah melihat Sakura dari foto yang diperlihatkan papinya.“Ya ampun Sa, kalau mba tau calon suami lo secakep itu, mba rela deh ninggalin calon mb” ujar Safira di kamar Sakura.
“Udah mba, nggak usah ngeledek Sa” dengus Sakura kesal.
“Lo nggak mau ketemu, dia masih di ruang tamu ngobrol sama papi” goda Safira.
“Nggak ah, udah mba Sa mau sendiri” usir Sakura.
Ukh bayangin mukanya aja udah sebel. Tega banget ya papi jodohin sama teman bisnisnya, apa nggak sama anak temennya aja jadi sama-sama masih muda. Batin Sakura sedih.
***Akad nikah Sakura dan Hamzah berjalan penuh khidmat. Tidak banyak yang diundang hanya kerabat dari kedua belah pihak dan tetangga mereka. Teman Sakura pun tidak ada yang tahu. Begitu juga dengan Hamzah ,karyawan di perusahaannya tidak ada yang tahu kecuali Wildan sahabatnya.
Sakura menunggu di kamar pengantin. Selesai ijab qobul, Hamzah diantar menuju kamar Sakura untuk menyerahkan mas kawinnya.“Aduh kok aku jadi deg degan banget” gumam Sakura menunduk duduk di sisi tempat tidur. Diliriknya pintu kamar terbuka.
“Assalamualaikum” sapa suara bas laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya.
“Waalaikumsalam” balas Sakura pelan.
Dia melihat ujung kaki suaminya sudah ada di depannya. Hamzah memegang tangan Sakura agar berdiri. Sakura masih menunduk belum berani melihat wajah suaminya. Hamzah hanya tersenyum melihat istrinya begitu gugup ketika dia menyentuh jari jemari Sakura untuk menyematkan cicin pernikahannya.
“Sakura Wardah” panggil Hamzah lengkap sambil memegang dagu Sakura agar melihatnya.
Sakura begitu terkesima melihat wajah laki-laki yang kini menjadi suaminya. Subhanallah. Apa benar laki-laki tampan ini adalah suamiku. Sungguh Sakura tidak menyangka apa yang ada dalam bayangannya tidak sesuai dengan kenyataan. Benar apa yang kakaknya bilang sewaktu di kamar tentang calon suaminya itu. Hamzah Al Fatih memang sangat tampan.
“Kenapa? Kok kaget begitu” Ujar Hamzah tersenyum melihat ekspresi Sakura ketika melihat wajahnya.
“Nggak” tepis Sakura menunduk melihat tangan Hamzah masih menggenggam jemarinya. Irama jantung Sakura masih tidak beraturan dibuatnya.
“Kamu pasti mengira aku udah tua, iya kan?” tebak Hamzah tersenyum lagi mengingat sewaktu lamaran Sakura sama sekali tidak mau menemuinya.
“Eng..ng..nggak kok” jawab Sakura gugup.
“Hamzah. Keluargamu mau pamit pulang” mami tiba-tiba muncul di balik pintu yang tidak tertutup rapat.
Sakura menghela napas lega maminya sudah menjadi penyelamatnya untuk menghindari pertanyaan Hamzah.
“Iya Mi” Hamzah melepaskan genggamannya.
“Kita belum selesai. Nanti kita lanjutkan” tatap Hamzah berjalan keluar kamar.
Deg. Sakura harus menyiapkan jawaban nih biar nggak gugup di depan Hamzah nanti. Ia pun mengiringi langkah Hamzah mengantar orang tuanya ke mobil.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Until Jannah (Secret Of Sakura) Complete
General FictionTiga akhwat bersahabat dengan latar belakang keluarga yang berbeda. Sakura si cantik yang manja, Amelia gadis yang tegas dan Ratna si ceriwis. Mereka kuliah di tempat yang sama dan komitmen belum mau nikah muda alias nikah selagi masih kuliah apalag...