Sejak pulang dari rumah maminya, Sakura jadi kepikiran dengan kata-kata kakaknya. Dia jadi bingung harus bagaimana. Pernah sih dia merasa Hamzah seperti menginginkannya tapi diurungkannya karena melihat wajah Sakura pucat pasi. Sakura merasa bersalah kalau ingat kejadian itu.“Sa, kamu udah tidur ya?” bisik Hamzah sepulang kerja dia langsung ke kamar.
“Eh mas, udah pulang” dilihatnya jam di dinding baru pukul 8 malam.
Rupanya dia ketiduran untung sudah sholat Isya. Sakura langsung bangun mendekati suaminya. Membuka ikatan dasi Hamzah dan jasnya. Hamzah tersenyum melihat Sakura melakukan aktivitas yang sudah biasa dia lakukan sendiri. Ketika Sakura ingin membuka kancing kemejanya Hamzah menolaknya.
“Mas bisa buka sendiri” kata Hamzah menurunkan pelan tangan Sakura.
“Kenapa? Mas nggak suka ya Sa layani” Sakura merajuk lagi.
“Kalau mau melayani mas, yang lain aja. Kalau itu udah biasa mas lakukan sendiri” bisik Hamzah meninggalkan Sakura ke kamar mandi.
Dia merasa penat seharian di kantor, dengan membersihkan diri badannya akan segar kembali.
Sakura tersenyum melihat suaminya, dia mengerti maksud kalimat yang menyindirnya. Dia merasa malu sekali. Kakaknya benar, Sakura nggak mau kalau suaminya nanti pindah ke lain hati. Tapi bagaimana masa dia yang mulai duluan. Kan malu. Sakura galau.Hamzah keluar dari kamar mandi bertelanjang dada dan hanya memakai celana pendek. Pemandangan itu selalu membuat dada Sakura berdebar kencang.
“Mas” panggil Sakura mesra.
“Hm ada apa” sahut Hamzah meletakkan handuk setelah mengeringkan rambutnya.
“Setelah 4 bulan kita menikah, apa mas nggak mau membuka jilbab Sa?” tanya Sakura ragu menggigit bibirnya.
Melihat Sakura menggigit bibirnya seperti itu membuat Hamzah tergoda. Sudah cukup lama dia menahan diri setiap berada di dekat Sakura. Tapi malam ini kenapa Sakura terlihat seperti menggodanya.
“Mau, tapi mas nggak mau memaksa. Hm tapi apa sekarang boleh?” tatap Hamzah berharap.
Sakura mengangguk tersenyum. Hamzah berjalan mendekati Sakura yang sedang duduk di depan towalet. Diraihnya tangan Sakura agar berdiri di hadapannya. Lalu perlahan Hamzah membuka jilbab Sakura. Rambut panjang sepinggang Sakura tergerai indah. Rambutnya halus bak rambut model iklan shampoo.
Hamzah terkesima menatap wajah Sakura tanpa jilbab.Cantik. Matanya lalu turun ke leher Sakura yang putih dan turun lagi ke bawah. Sakura memakai dress tidur berbahan satin dengan tangan panjang. Tapi siapa sangka kalau di bagian atasnya sangat terbuka sehingga memperlihatkan belahan dadanya dan itu membuat jantung Hamzah berdetak kencang tak karuan Sakura. Suami mana yang tidak tergoda melihat pemandangan indah di depannya yang selama ini tersembunyi dari mata laki-laki manapun.
Nasfunya sebagai laki-laki normal sudah tidak terbendung lagi. Hamzah menarik Sakura kepelukannya dan Sakura pun tidak menolak. Ciuman hangat mendarat di bibir Sakura. Dan kecupan-kecupan lainnya ke tubuh Sakura. Hamzah menariknya ke tempat tidur dan Sakura pasrah saja.
“Mas”panggil Sakura di tengah-tengah aktivitas mereka.
“Hm” Hamzah masih menikmati aktivitasnya.
“Tapi Sa, belum mau hamil “ bisik Sakura.
“Tenang sayang, mas pake pengaman ya” Hamzah menenangkan Sakura.
Dia tidak ingin malam yang selama ini dinantinya menjadi kacau jika melihat Sakura menangis.
Akhirnya Sakura luluh juga dalam dekapan hangat suaminya. Dia merasa lega karena telah menunaikan kewajibannya sebagai seorang istri.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Until Jannah (Secret Of Sakura) Complete
General FictionTiga akhwat bersahabat dengan latar belakang keluarga yang berbeda. Sakura si cantik yang manja, Amelia gadis yang tegas dan Ratna si ceriwis. Mereka kuliah di tempat yang sama dan komitmen belum mau nikah muda alias nikah selagi masih kuliah apalag...