Part 26 Kesabaran Hamzah

3K 221 2
                                    

"Sayang, ayo makan..aa buka mulutnya” ujar mami Sakura membujuk agar anaknya makan.

Karena sejak sadar dari pingsannya perut Sakura belum juga terisi makanan. Sakura merasa sedih ketika dia siuman Hamzah tidak ada di sampingnya. Segitu marahnya dia sampai tidak mau menungguinya di rumah sakit. Ah rasanya lebih baik mati saja. Batin Sakura sedih.

“Assalamualaikum” sapa Hamzah masuk.

Dilihatnya Sakura sudah sadar. Hamzah tersenyum menghampiri Sakura tapi Sakura malah menatapnya tajam.

“Waalaikumsalam. Zah, kamu aja yang bujuk Sa makan” kata mami menyerahkan piring di tangannya.

“Sayang, ayo makan dulu” bujuk Hamzah.

Prang!! Sakura menepis sendok dan tangan Hamzah yang memegang piring nasi.

“Sakura!!!” teriak maminya marah melihat kelakuan anaknya.

“Udah mi nggak apa kok, biar aku yang beresin semuanya” Hamzah membungkuk memunguti nasi yang berceceran di lantai.

Dia harus bersabar dengan sikap istrinya toh semua ini juga akibat dari perbuatannya.
Sakura menatap suaminya iba. Dia tidak menyangka kalau sikapnya tadi tidak membuat suaminya marah.

Dada sakura sesak, air matanya pun mengalir melihat suaminya membersihkan bekas pecahan piring di lantai. Apalagi melihat maminya pergi dengan tatapan marah tambah membuat dadanya terasa sesak.

“Mami pulang dulu Zah, nanti mami kesini lagi” pamit mami sakura menutup pintu kamar.

Kini tinggal mereka berdua di dalam kamar inap itu.
Hamzah duduk lagi di samping Sakura dilihatnya Sakura sudah banjir airmata.

“Sa, maafin mas. Mas tahu ini salah mas” kata Hamzah menggenggam tangan Sakura lalu menghapus airmatanya.

“Mas jahat!!” teriak Sakura.

“Iya, mas memang jahat Sa. Mas memang sengaja malam itu karena mas sudah ingin sekali punya anak darimu” kata Hamzah tertunduk.

Sakura tercekat dengan pengakuan suaminya. Sesak itu menyeruak lagi di dalam dadanya.

“Assalamualaikum” terdengar suara perempuan dari luar.

Sakura dan Hamzah saling pandang dan melihat ke arah pintu. Sakura merasa kenal dengan suara itu.

“Waalaikumsalam. Silahkan masuk” kata Hamzah mempersilahkan tamunya masuk.

Sakura sangat terkejut melihat wajah Amelia dan Ratna muncul di balik pintu.

“Sakura!!!” jerit Amel dan Ratna menghambur memeluk sahabatnya itu.

Sakura bengong bagaimana mereka tahu dia ada di rumah sakit. Ah lupakan dulu dia merasa bahagia melihat sahabatnya datang membesuk.

“Ya Allah Sa, harusnya kamu cerita kalau mas Hamzah itu suami kamu. Jadi kita nggak salah paham kayak gini” celoteh Ratna.

“Iya Sa, kami jadi merasa bersalah. Maafin sahabatmu ini ya” ujar Amel memelas.

“Terima kasih teman-teman. Sebenarnya aku juga salah sih. Itu karena rasa takutku kalau kalian nanti mengejekku kalau aku nikah masih kuliah” Sakura menunduk sedih.

“Hei jangan sedih, nanti adek bayinya juga ikut sedih. Senyum dong” hibur Ratna.

Sakura mendongak melihat mereka lalu tersenyum.
Hamzah merasa bahagia melihat istrinya bisa tersenyum kembali. Meskipun urusannya dengan Sakura belum selesai. Ah biarlah yang penting istrinya tidak lagi bersedih. Tanpa mereka sadari Hamzah keluar dari kamar agar mereka leluasa bercerita.

“Kalian tahu darimana, a..aku hamil?” tanya Sakura ragu.

“Dari mas Hamzah dia pagi tadi ke kampus nganterin surat izin bedrest kamu ke kajur” jawab Ratna.

Berarti pagi tadi ketika aku siuman mas Hamzah tidak ada itu karena dia pergi ke kampusku. Ya allah ternyata yang jahat itu sebenarnya aku. Hiks. Gumam Sakura dalam hatinya sedih.

“Kenapa Sa? Kok kamu sedih lagi” tanya Amel melihat riak muka Sakura berubah.

“Ah nggak kok” elak Sakura.

“Sa, ternyata mas Hamzah kalau dari deket ganteng pake banget” goda Ratna.

“Ada stok lagi nggak? Temennya kek atau adik ya dia ada adik nggak Sa?” lanjut Ratna semangat. Mulai deh nggak bisa lihat yang bening-bening nih Ratna.

“Awas ya mas Hamzah itu milikku jangan ngelirik-lirik” canda Sakura.

“Cie..cie yang udah punya ayang bebeb” balas Ratna. Amelia hanya tertawa kecil melihat tingkah sahabatnya itu.

“Kalau temen ada Rat tapi belum tentu dianya mau sama kamu” ujar Sakura.

“Wew” Ratna menjulurkan lidahnya. “Sama adiknya aja aku mau”

“Mas Hamzah nggak punya adik. Dia anak tunggal”

“Yah sirna deh harapanku punya suami ganteng kayak mas Hamzah” ujar Ratna manyun.

“Rat masalah jodoh kita nggak tahu. Kita serah aja sama Allah, siapapun jodoh yang Allah berikan kepada kita itulah yang terbaik untuk kita” sela Amel bijaksana.

“Ehem...ehem kayaknya nggak lama lagi Amel nih yang bakalan nyusul Sa” ledek Ratna.

“Aduh kamu dulu deh Rat..aku tunggu tamat aja” tolak Amel.

“Eh jodoh juga nggak ada yang tahu kapan bakalan datang Mel, emang kamu bisa nolak jodoh kalau udah datang?”

“Iya juga sih. Ah mana baiknya deh. Pasrah aja” jawab Amel.

Mereka bertiga tertawa bersama karena membahas masalah jodoh.

Tbc

Friendship Until Jannah (Secret Of Sakura) CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang