Baper

507 55 7
                                    

Pagi ini matahari telah menampakkan sinarnya dengan membawa sejuta kebahagiaan di dalamnya yang akan di berikan kepada seluruh penghuni bumi ini. Mungkin hari ini banyak manusia yang bermalas-malasan untuk beraktivitas dan memilih untuk berlayar di pulau kapuk. Karna, hari ini adalah hari minggu.
Suasana di taman cukup ramai di kunjungi banyak orang untuk melakukan olahraga pagi dan tak lupa untuk menikmati sejuknya udara di pagi hari bersama keluarga, kekasih, maupun teman. Sama halnya dengan dua sosok perempuan yang sedang beristirahat di sebuah bangku yang tersedia di taman.

Sosok dua perempuan itu adalah Anaya dan Deka teman dekatnya. Mereka berdua melakukan aktivitasnya seperti biasa di hari libur yaitu lari pagi. Kalau mereka berdua di suruh memilih olahraga atau berlayar di pulau kapuk, pasti mereka berdua memilih opsi yang kedua. Tetapi, karna mereka berdua ingin mempunyai badan yang ideal, maka mereka berdua harus merelakan meninggalkan kasur kesayangan mereka.

Menurut Deka, hari minggu itu adalah hari di mana para jomblo di persilahkan melihat dan bisa menikmati ciptaan Tuhan yang sempurna, apalagi bagi kaum perempuan yang pasti untuk menikmati melihat para cogan yang berkeliaran di sekitarnya.

Cuci mata? Itulah tujuan bagi para kaum perempuan untuk menjajakan pandangannya terhadap ciptaan Tuhan yang sempurna di sebuah taman ini salah satunya. Bukan hanya perempuan, melainkan para lelaki pun turut ikut beserta bersamanya menikmati indahnya pahatan Tuhan.

Sedangkan di lain tempat, ada tiga remaja lelaki yang sedang berlari dengan tampang sok cool dengan gaya ala anak brandalan melintas di sebuah taman. Senja, Apip, dan Dewa adalah tiga lelaki tersebut. Banyak para perempuan yang menahan nafasnya dan terkagum-kagum melihat ketampanan dari ketiga wajah lelaki itu. Apalagi saat keringat yang bercucuran menghiasi ketiga wajahnya, membuat kadar ketampanan mereka semakin meningkat.

Dari arah jarak jauh Deka melihat mereka bertiga yang langsung terbengong melihat ketampanan mereka. Jujur rasanya Deka sangat berterima kasih kepada Tuhan mempertemukan mereka bertiga di taman ini.

Sedangkan Anaya mengernyit bingung melihat tingkah laku satu temannya ini, seperti  seorang ibu hamil yang sedang mengidam hingga air liurnya mengeces keluar. Lalu, Anaya pun mengikuti arah pandangan Deka dan matanya pun bertubrukan dengan seorang lelaki yang sering hinggap di pikirannya.

Senja, Apip, dan Dewa melihat keberadaan Anaya bersama Deka membuat mereka bertiga menghampirinya. Senja melihat gelagat aneh dari Anaya seperti orang yang sedang menghindar, dan Senja pun di buat penasaran olehnya. Senja mengajak kedua temannya untuk menghampiri Anaya dengan Deka.

Deka melihat Senja dan kedua temannya berjalan ke arah di mana dirinya dengan Anaya, dirinya langsung berdiri tiba-tiba membuat Anaya kaget dan sukses melototkan matanya.

Menurut Anaya ini bencana bagi dirinya kalau Senja dan kedua temannya itu menghampirinya. Anaya buru-buru menarik tangan Deka agar pergi dari taman itu, walaupun Deka protes dengan mulut yang mengumpatnya kesal. Tetapi ada suara yang menginstruksikannya, membuat Anaya menghentikan langkah kakinya.

“Mau menghindar dari gua peri cantik?” Senja mengejek Anaya sambil tersenyum miring.

Anaya dan Deka berbalik badan dan langsung menghadap tepat di depan Senja beserta kedua temannya.

Rasa gugup hinggap di Anaya sampai dirinya mengeluarkan keringat dingin melihat wajah Senja yang sangar.

Ia menghembuskan nafasnya untuk menghilangkan rasa gugupnya.

“Ngapain menghindar dari kakak? Memang kakak malaikat pencabut nyawa.” Anaya sengaja menyenggol lengan Deka, sedangkan Apip dan Dewa mendengar perkataan Anaya membuatnya tak bisa menahan tawa.

Senja mengumpat kedua temannya yang sudah berani menertawakan dirinya dan memberikan tatapan tajam membuat kedua temannya bungkam.

Ia berjalan ke arah Anaya sambil tersenyum miring dan berhenti tepat sejajar dengan wajah perempuan itu.

“Kalau memang lo menganggap gua malaikat pencabut nyawa. Kenapa lo sendiri yang cari mati dan berurusan sama gua,” ucap Senja sambil mengangkat sebelah alisnya.

Anaya bingung mendengar ucapan Senja. Jarak antara Senja dengan dirinya sangat dekat membuat dirinya bisa merasakan deru nafas Senja dan membuat dirinya susah menelan salivanya sendiri.

Berbeda dengan Deka, ia malah mengagumi ketampanan Senja kalau di lihat dari jarak dekat. Entah mimpi apa semalam, sehingga Deka bertemu dengan Senja.

Melihat Anaya bingung tanpa ada pergerakan membuat Senja nekat untuk menghapus jarak di antaranya. Lalu, ia pun berjongkok tepat di hadapan kaki Anaya dan perlakuan Senja membuat Anaya sukses kehilangan pasokan udara. Tak habis pikir bahwa Senja dengan julukan ‘Setan Jalanan' bisa berbuat seperti itu, apalagi mengikat tali sepatu seorang perempuan.

Senja yang tiba-tiba bangkit membuat Anaya refleks mundur dan mereka semua di buat tercengang dengan kelakuan Senja yang langsung pergi begitu saja.

Apip dan Dewa langsung berlari mengejar Senja agar tidak tertinggal. Senja menghentikan langkahnya secara tiba-tiba membuat kedua temannya mengetem mendadak.

“Woy...! Deka kembarannya chocollatos. Bilangin peri cantik, kalau dia udah baper bilangin gua. Entar gua yang tanggung jawab!” teriak Senja yang sudah berlalu.

Deka memekik kencang sambil menggoyangkan kedua bahu Anaya yang sedang mematung. Anaya tak bisa menyembunyikan rona merah di wajahnya dari Deka. Sedangkan, Senja hanya tersenyum tipis.

                                                                    

         ___o0o___


“Hal yang tak bisa di hindarkan dari perempuan adalah baper. Karna hati perempuan terlalu lembut untuk menyayangi siapa pun.”

           ___o0o___

Jangan lupa vot and komen ya!



Cinta Kelabu (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang