“Senja, kehadiranmu sungguh dinantikan banyak manusia, tetapi tidak denganku. Karena, aku sudah memilikimu secara utuh.”
–––o0o–––
Seorang pemuda berbaju putih abu-abu berdiri dengan menyandarkan tubuhnya ke dinding dekat pintu. Bibirnya tidak berhenti menghitung waktu yang telah terbuang menunggu orang spesial di hatinya. Merasa bosan, ia mencoba melihat tanaman-tanaman yang ada di depannya. Kembali lagi seperti semula di mana dirinya bersandar di dinding.
Tidak lama terdengar suara pintu terbuka, pemuda itu menegakkan badannya. Keluarlah perempuan yang ditunggunya bersama sosok lelaki paruh baya di sampingnya.
Senja mengecup punggung tangan Atmaja untuk memberikan rasa kesopanan.“Om, saya izin berangkat,” pamitnya.
Atmaja menepuk bahu Senja. “Hati-hati! Jaga putri saya!” tegasnya yang disanggupi oleh Senja.
Anaya mengecup punggung tangan Ayahnya dan meminta izin berangkat ke sekolah.
Motor yang dikendarai Senja sudah tak terlihat lagi dari pelataran rumah Atmaja. Lelaki paruh baya itu menghela napasnya ketika putri satu-satunya sudah memiliki tambatan hatinya. Ia berharap semoga putrinya tidak merasakan sakit hati bersama pemuda yang sudah dipercayainya.
Ya, sudah lebih dari sebulan Senja menjalin hubungan bersama Anaya. Belum ada kendala menghampiri hubungannya. Entahlah, Mereka hanya berharap hubungan mereka berdua berjalan tenteram dan damai.
Senja dan Anaya sudah tiba di sekolah SMA Bina Bakti. Banyak para pelajar dari sekolah lain ikut datang memeriahkan acara pentas seni antar sekolah tidak terkecuali Senja beserta teman-temannya.
Anaya merapikan rambutnya yang menutupi sebagian wajahnya. Retina matanya mencari teman dekatnya ke seluruh penjuru lapangan. Terlihat Deka sedang berbincang-bincang dengan siswa sekolah lain. Kepalanya menoleh ke samping saat Senja menangkup kedua pipinya.
“Hei, mata kamu jangan terlalu liar! Nanti ada cowok yang suka sama kamu,” ucap Senja sambil mengelus tulang pipi Anaya.
Bukannya mendapatkan jawaban dari Anaya, melainkan sebuah pukulan ringan di dadanya. Senja terkekeh melihat tingkah laku Anaya yang malu-malu. Senja menggenggam tangan Anaya dan membawanya ke teman-temannya untuk bergabung.
Mereka berdua juga melewati Deka yang sedang berbicara bersama teman barunya itu. Anaya pun mengajak Deka untuk bergabung bersamanya dan juga geng SEMPAK.
Suara riuh dari temannya menyambut kedatangan Senja bersama Anaya. Lalu, diikuti dengan datangnya Deka bersama sosok perempuan cantik, tetapi perempuan itu terlihat anak badung dari segi pakaian maupun sikapnya.
Dewa dan Apip berebut untuk berkenalan kepada perempuan itu. Riana, nama perempuan yang saat ini direbutkan oleh geng SEMPAK.
Senja memicingkan matanya sampai kerutan tercetak jelas di keningnya. Ia mencoba mengingat siapa perempuan di hadapannya. Dirinya kaget saat tangannya ditarik oleh Anaya.
“Riana, kenalkan ini Senja, dia pacar aku,” ucap Anaya malu-malu.
Riana menyambut dengan senyuman manisnya. Seketika Senja merasa tersengat listrik ketika tangannya menyatu dengan Riana. Ada apa ini? Batinnya.
Merasa aneh dengan sikap Senja yang hanya diam saja. Anaya mencoba bertanya kepada Senja tentang keadaannya dan dibalas dengan gelengan kepala oleh Senja.
Manik itu, menyimpan kerapuhan, batin Senja.
Mata Anaya tertarik di salah satu stand makanan. Ia pun mengajak Senja untuk mencicipi makanan tersebut. Riana melihat mereka berdua pergi binar di matanya redup seketika. Senyumannya pun tak selebar seperti tadi.
Senja membelikan arum manis berbentuk hati untuk Anaya. Senyuman manis meneduhkan hati sebagai jawaban terima kasih untuknya.
Langit sudah menampakkan semburat merah jingga bertanda bahwa waktu telah sore. Senja dan Anaya melangkah ke arah atap sekolah. Mereka berdua duduk berdampingan dengan arah menuju terbenamnya matahari.
“Anaya, kamu percaya denganku, kan?” tanya Senja.
Anaya menoleh mengernyit bingung. “Kenapa?” tanya balik Anaya.
Senja menyelipkan untaian rambut Anaya ke samping telinga. Wajahnya sungguh dekat dengan Anaya.“Kamu tahu? Banyak orang bilang bahwa, senja selalu dinantikan, tetapi kehadirannya tidak menetap,” ucap Senja sambil mengelus tulang pipi Anaya.
Degup jantung Anaya tidak terkendali. Ada rasa takut merasuki relung hatinya. Di dalam hatinya ia berdoa semoga ucapan itu tidak benar kenyataannya.
Untuk menyamarkan raut tegang di wajahnya. Anaya pura-pura tertawa menganggap ucapan Senja adalah lelucon belaka.
“Itu hanya kiasan aja. Aku percaya sama kamu!” tegas Anaya.
Entah kenapa hati Senja merasakan akan terjadi sesuatu terhadap hubungannya. Dan pikirannya masih melayang tentang sosok perempuan bernama Riana.
Senja tersadar dari lamunannya ketika tangan dingin Anaya berada di rahangnya.“Biarkan orang lain berucap seperti itu. Karena, kamu sudah menjadi milikku dan aku percaya kepadamu hal apa pun tentang dirimu,” jelas Anaya. “Aku akan menjauh jika kamu meminta.”
Dada Senja berdesir hebat. Langsung saja ia merangkul bahu Anaya dan mengalihkan pembicaraan dengan menunjukkan betapa indahnya langit sore.
–––o0o–––Halo guys...
Kembali lagi dengan Pencuri Hati. Sorry, updatenya lama.Jangan lupa vot and komen untuk chapter ini! Dan kalian harus kasih tau ke teman-teman kalian untuk rekomen cerita ini.
Semoga suka ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kelabu (Terbit)
Fiksi RemajaPart masih lengkap!! Banyak orang bilang cinta pertama itu unik dan sempurna, tetapi kenyataannya tidak. Menurut Anaya Angelica, cinta pertamanya adalah sosok yang tangguh seperti ayahnya. Namun, semuanya hilang ketika sosok pemuda hadir dikehidup...