Atas Amerika Bawah Mekkah.

402 31 1
                                    

Hari Jumat, dimana geng SEMPAK berkumpul di warung amal. Mereka semua sudah sangat siap untuk melaksanakan tugas hari ini. Ya, kali ini ada yang berbeda dengan mereka dari segi berpakaian mereka semua. Dan tak heran pula, jika banyak orang menatapnya dengan aneh.

Seorang pemuda memakai jaket denim dan juga sebuah anting-anting magnet terpasang jelas di kedua telinganya. Siapa lagi kalau bukan Senja Angkasa Nusa yang saat ini masih menjabat sebagai ketua geng SEMPAK dengan julukan ‘Setan Jalanan' kepadanya.

Senja memberi instruksi kepada semua anggotanya langsung menuju lokasi untuk melancarkan aksinya kali ini.

Satu-persatu anggota dari geng SEMPAK menjalankan motornya ke arah jalan raya dengan membawa alat yang mereka butuh kan nanti saat melaksanakan tugas. Saat ini Senja yang memimpin perjalanan mereka semua menuju ke lokasi. Banyak pasang mata yang tertuju ke arah mereka, mungkin lebih tepatnya menghindar dari jangkauan mereka.

Tetapi, kali ini ada yang berbeda dengan penampilan mereka dari seperti biasanya. Namun, tetap saja tidak mengurangi aura kegelapan yang ada dalam geng SEMPAK apa lagi aura gelap dari pemuda yang memakai jaket denim. Tujuan mereka kali ini adalah sekolah SMAN Bina Bakti.

Kang Asep selaku satpam sekolah SMAN Bina Bakti kaget melihat sekelompok geng motor menuju ke dalam sekolah. Panik? Jangan ditanyakan lagi, karna saat ini dirinya sudah dilanda keringat dingin. Baru saja dirinya melihat dari jarak jauh apalagi jarak dekat, mungkin sudah pingsan di tempat.

“Kang Asep buka gerbangnya...!” teriak pemuda yang selalu memakai jaket denim.

Satpam itu berlari tergopoh-gopoh ke arah gerbang. Melihat wajah pemuda yang baru saja berteriak membuat tangannya gemetaran membuka gerbang.

Pemuda berjaket denim bersama semua anggotanya langsung menerobos masuk ke dalam, membuat satpam mundur menjauh.

Tepat sekali saat geng SEMPAK masuk ke dalam sekolah, ternyata sedang ada mata pelajaran olahraga, karena itu membuat mereka makin leluasa melancarkan aksinya. Baru saja turun dari motor, semua pasang mata tertuju ke arah geng SEMPAK terutama pemuda yang memakai jaket denim. Sejujurnya mereka semua ingin tertawa, tetapi melihat aura menyeramkan dari Setan Jalanan membuat nyali mereka ciut.

Pemuda yang selalu memakai jaket denim maju selangkah dengan membawa sebuah alat pengeras suara atau megaphone. Jantung mereka semua orang berdetak tak beraturan saat menunggu pemuda itu bicara. Senja mengambil nafas dan ia hembuskan kembali.

“PENGUMUMAN...! PENGUMUMAN...! buat masyarakat sekolah dengarkan dengan sebaik-baiknya. Kalian pasti sering mendengar kalau kiamat jatuh pada hari Jumat. Di sini gue umumkan bahwasanya pada hari ini kiamat akan datang menghancurkan dunia, karena hari ini adalah hari Jumat. Maka kalian diharuskan pergi ke masjid terdekat,” dengan entengnya Senja memberi pengumuman seperti itu. Belum ada reaksi dari siswa-siswi SMAN Bina Bakti mendengar ucapan pemuda itu.

Namun, dalam hitungan tiga detik, semua siswa-siswi SMAN Bina Bakti berteriak histeris dan berhamburan keluar dari area sekolah guna mencari masjid terdekat. Kang Asep selaku satpam sekolah itu, panik melihat segerombolan siswa-siswi berlarian menuju ke arah gerbang, seperti sekumpulan semut yang berebutan mengambil gula. Sedangkan, pemuda yang memberitahu pengumuman seperti itu hanya tersenyum bangga melihat kerjanya sudah beres dan tinggal satu lagi yang harus dirinya lakukan, yaitu mendata anak yang masuk ke masjid pilihannya.

Ada dua perempuan yang menatap pemuda berjaket denim dengan aneh. Sungguh penampilan pemuda itu di luar nalar, karena apa? Karna seorang berandalan yang biasanya memakai celana robek-robek di bagian dengkul, tetapi kali ini mereka memakai kain sarung.

Dua perempuan memakai seragam olahraga menggeleng tak percaya melihat penampilan pemuda itu beserta anggotanya yang sangat di luar nalar, atas Amerika bawa Mekkah.

Cinta Kelabu (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang