Seorang wanita paruh baya sedang membuka tirai penutup jendela kamar anaknya. Ya, wanita paruh baya itu adalah Rantih bundanya Senja Angkasa Nusa. Rantih sengaja membuka tirai penutup jendela kamar anaknya agar anaknya bangun dari tidurnya.
Senja mendengus sebal ketika wajahnya terpapar oleh sinar matahari yang begitu silau. Senja sudah sangat hafal siapa yang pagi-pagi membuka tirai kamarnya, siapa lagi kalau bukan bunda tercinta.
Tangannya langsung menarik selimut untuk menutupi wajahnya dari sinar matahari.
Rantih menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak semata wayangnya. Dirinya tak habis pikir kenapa kelakuan anaknya berbeda dengan dirinya atau suaminya, padahal Rantih tidak mempunyai sifat malas apalagi bandel seperti Senja dan ayahnya pun tak memiliki sifat seperti juga.
Rantih sudah mencoba menggoyangkan badan anaknya, menarik selimutnya, dan juga berteriak seperti orang kesurupan, tetapi tetap saja tidak membuahkan hasil. Mau tidak dirinya harus memakai cara terakhirnya yaitu mengambil air dan menyiramkan ke wajah anaknya.
‘Byurrr'
Senja gelagapan mencari oksigen dan spontan dirinya berteriak.“Banjir...! Banjir...!” teriak Senja. “Bunda, ayo lari kita kebanjiran!” ujarnya kembali sambil berlari menarik tangan bundanya.
Rantih hanya diam saat tangannya di tarik anaknya. “Maka nya jangan ngebo terus kerajaannya, memang kamu nggak mau sekolah? Baru tahu rasa kamu disiram.”Senja mencebikkan bibirnya kesal dan melenggang pergi ke arah kamar mandi dengan mulutnya yang masih ngedumel nggak jelas.
Dalam hitungan waktu selama tiga puluh menit Senja menuntaskan semua kegiatan paginya mulai dari mandi, berpakaian, lalu sarapan. Setelah sarapan Senja berpamit kepada kedua orang tuanya pergi ke sekolah.
Seperti biasa Senja sebelum datang ke sekolah dirinya akan mengunjungi sekolahnya peri cantik. Senja sudah menyiapkan barang yang dibutuhkan untuk memberi surprise kepada peri cantiknya. Entah sejak kapan dirinya mengklaim bahwa peri cantik atau Anaya sebagai milinya.
Motor Senja berhenti di gerbang sekolah SMAN Bina Bakti, lalu ia turun dari motornya dan berjalan ke arah pos satpam menitipkan sebuah kado yang dibungkus dengan koran untuk seseorang. Sesudah menitipkan Senja menyalakan motornya, kemudian memutar gas motornya dan melesat di jalan raya menuju ke sekolahnya.
Tepat pukul 07.00 wib siswa-siswi berdatangan ke sekolah tak terkecuali dengan Anaya. Baru saja dirinya memasuki gerbang ada sebuah suara yang memanggil namanya, membuat dirinya berhenti.
Ternyata satpam sekolah yang memanggil namanya.“Neng namanya Anaya?”
Anaya mengangguk. “Iya saya Anaya, ada apa ya, pak?” tanya Anaya.
Satpam itu menyodorkan sebuah paket terbungkus dengan koran di hadapan Anaya.“Ini teh ada paket buat neng Anaya.”
Anaya mengerutkan keningnya, karena dia tidak memesan barang apa pun.
Satpam menjelaskan bahwa tadi pagi ada seseorang yang menitipkan paket kepadanya untuk di kasih Anaya dan orang itu juga tidak mau memberitahu identitasnya, padahal satpam itu sangat mengenal siapa orang itu. Karena sesuai permintaan orang tersebut maka dirinya juga melakukannya.
Anaya mengangguk mendengar penjelasan dari satpam itu, dan ia pun pamit untuk masuk ke kelasnya sebelum bel masuk berbunyi. Anaya masih menerka-nerka siapa orang yang memberikannya paket? Apakah dirinya mengenalnya atau tidak.
Sesampainya di kelas Anaya langsung duduk, buru-buru dirinya membuka paket itu untuk mengetahui isi di dalamnya. Terlihatlah sudah isi paket itu ada body lotion,, batagor, dan juga surat. Anaya bingung apa maksud dari ketiga barang itu.
Perlahan-lahan jari lentik Anaya membuka surat itu dan membaca isi suratnya.
‘Dear Peri Cantik Ku'
Pasti kamu bingung kenapa aku kasih bodylotion? Karna aku tahu bahwa aku nggak bisa selalu melindungi kamu apalagi dari sinar matahari dan karna aku nggak mau perempuan yang aku sayang terkena matahari. Dan satu lagi batagor untuk kamu perempuanku, karna aku tahu pasti kamu belum sarapan. Aku berharap kamu suka apa yang aku berikan. Awas hati-hati nanti kamu di sangka orang gila, karna udah senyum-senyum sendiri baca surat dari aku.
_Senja Angkasa Nusa_
Anaya tertawa kecil membaca surat dari lelaki yang entah kapan memasuki kehidupannya. Anaya tak sadar saat dirinya membaca surat dari Senja sambil senyum-senyum sendiri Deka temannya itu memandang dirinya aneh.
“Anaya, pagi-pagi udah senyum-senyum sendiri. Lo sakit?” Deka menyentuh keningnya Anaya yang langsung di tepis.
“Engghhh... Apaan sih, aku nggak sakit kok,” Anaya mengelak sambil tersenyum kikuk dan Deka pun hanya mengangkat bahunya acuh.
Seorang guru masuk ke dalam kelas dan pelajaran pertama akan di segerakan mulai.
___o0o___
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kelabu (Terbit)
Novela JuvenilPart masih lengkap!! Banyak orang bilang cinta pertama itu unik dan sempurna, tetapi kenyataannya tidak. Menurut Anaya Angelica, cinta pertamanya adalah sosok yang tangguh seperti ayahnya. Namun, semuanya hilang ketika sosok pemuda hadir dikehidup...