Anaya dengan Deka sudah berjanji akan menikmati waktu sorenya di taman kencana. Anaya sudah memakai bajunya rapih dan sekalian duduk menunggu Deka menjemputnya.
Kurang dari lima menit, sebuah mobil ferari hitam memasuki pekarangan rumahnya. Anaya jelas tahu bahwa mobil itu adalah mobil Deka temannya.
“Sudah siap, Naya?” Deka bertanya kepada Anaya sambil berjalan ke arahnya yang di balas anggukan kepala dari Anaya.
Dari arah pintu rumah, keluarlah sosok wanita cantik paruh baya wajahnya persis sama dengan Anaya. Ya, kalian pasti tahu siapa wanita cantik paruh baya tersebut. Ia adalah Dita Saraswati, bundanya Anaya.
“Dek, kamu mau berangkat sekarang? “ Dita bertanya kepada anaknya sambil duduk di sampingnya di temani segelas cangkir teh hangat.
“Iya bun, aku mau berangkat. Aku sama Deka izin berangkat ya, bun.”
Anaya dan Deka mencium tangan bunda Dita serta mengucapkan salam. Mereka berdua memasuki mobil, Deka yang akan menyetir, sedangkan Anaya sedang melambaikan tangannya ke arah bundanya. Mobil Deka pun meninggalkan pekarangan rumahnya Anaya.
Di perjalanan, mereka berdua asyik dengan mengobrol atau bernyanyi bersama sambil ketawa nggak jelas. Tujuan mereka kali ini taman kencana, mereka berdua akan menikmati waktu sore di temani dengan jajanan kuliner khas bogor.
Selang beberapa menit, mereka berdua telah sampai di depan pintu masuk taman kencana. Deka pun mencari parkiran untuk memarkirkan mobilnya. Dan setelah memarkirkan mobilnya mereka berjalan masuk ke dalam taman itu sambil bercerita.
Berbeda tempat dalam waktu yang sama, sekelompok anak remaja brandalan dengan nama geng SEMPAK (Selalu Kompak) sedang melakukan hal yang biasa mereka lakukan dalam sebulan sekali atau sudah menjadi rutinitas bagi mereka untuk meramaikan jalanan di taman kencana itu.Mungkin banyak orang berpikir bahwa mereka akan mengadakan tawuran setiap bulan sekali untuk meramaikan jalanan di taman kencana.
Senja yang di juluki ‘Setan Jalanan' atau sebagai ketua dari sebuah geng SEMPAK (Selalu Kompak) sedang mengasih arahan kepada anak bawahnya untuk mengecek persediaan mereka dalam melakukan acara ‘Brandalan Juga Bisa Berbagi' yang di ikuti banyak anak brandalan seperti Senja dan kedua temannya.
“Dewa, lo udah ngecek kateringnya belum?” tanya Senja yang tidak menolehkan kepalanya ke arah orang yang ditanya, karna fokusnya terhadap beberapa lembar kertas.
“Semua udah beres tinggal kita bagiin aja nasinya.”
Senja mengangguk paham, ia berjalan sambil menepuk bahu Dewa dan sambil berkata.“Bagus! bilangin ke yang lain. Dua menit lagi kita turun ke jalanan.”
Dewa hanya mengacungkan kedua jempolnya yang bertanda bahwa dirinya siap melaksanakan tugas.
Kurang dari lima menit Senja sudah mengumpulkan anak buahnya untuk mengasih arahan ke mana mereka akan melaksanakan tugasnya.
“Di sini gue cuman kasih tahu bahwa kalian sudah dibagikan kelompok untuk melakukan tugas kalian. Gue berharap di sini kalian bisa mengambil hikmah dari apa yang kalian perbuat. Gue Senja (Setan Jalanan) ketua dari geng SEMPAK memutuskan untuk melaksanakan tugas sekarang!” Senja mengomandoi anak buahnya sambil berteriak.Anak buah geng SALAK pun membubarkan diri dan berpencar untuk melaksanakan tugas dari ketua mereka.
Senja, Apip, Dewa, Iwan, dan Fajar mendapatkan tugas berbagi makanan ke arah timur. Banyak orang berlalu lalang menyambut mereka dengan damai, banyak orang juga takjub melihat masih ada remaja badung yang ingin berbagi makanan dan juga mau terjun ke lokasi.Orang-orang di sekitar taman merasa sangat senang apalagi pengamen jalanan atau para pengemis untuk hari ini mereka bisa merasakan makanan lezat dan bergizi tanpa harus mengeluarkan uang banyak.
Mereka semua berterima kasih dan bersyukur bahwa program ‘Brandalan Juga Bisa Berbagi' sangat dapat membantu banyak orang baik pengguna jalan maupun yang lainnya.
Senja merasa puas dengan kerja anak buah anggotanya. Retina matanya menangkap dua sosok perempuan yang belum dapat nasi di pojok taman. Senja pun meminta dua kotak nasi kotak dari Apip.
“Apip, dua kotak nasi lagi!” titah Senja sambil mengulurkan tangannya.
Senja berjalan ke arah dua sosok perempuan yang berada di pojok taman. Apip, Dewa, Iwan, dan Fajar saling pandang melihat Senja berlalu dari mereka dan mereka berempat berlari mengejar Senja.
“Permisi mbak, ini kita lagi berbagi makanan,” Senja mengulurkan dua nasi kotak ke depan dua perempuan itu.Dan ketika kedua perempuan itu menoleh ke arahnya serasa dunia ini memang sempit.
“Kak Senja... jangan-jangan kakak sama temannya yang kasih nasi, ya?” ujar Anaya tak percaya melihat Senja yang berandalan melakukan semua itu.
Senja mengangkat sebelah alisnya sambil berkata, “kenapa? Memang anak berandalan kayak kita nggak bisa berbagi. Kita juga manusia yang punya hati, sama-sama bisa ngerasain bagaimana kejamnya dunia. Walaupun sikap kita yang keterlaluan dan nggak wajar disebut remaja baik.”
Lalu Senja menaruh dua kotak nasi di samping Anaya dan ia pun mengajak keempat temannya untuk meninggalkan Anaya dengan Deka tanpa berkata apa pun.
Anaya merasa tak enak hati mendengar ucapan dari Senja. Sebenarnya ia tak bermaksud untuk merendahkannya, melainkan karna ia takjub melihat anak berandalan juga bisa berbagi. Sedangkan Deka hanya melongo menyaksikan mereka berdua.
___o0o___
“Tidak ada manusia yang berbeda di ciptakannya, tetapi ada satu yang dapat membedakannya yaitu cara ia bersikap dan juga cara ia hidup di dunia.”___o0o___
Jangan lupa follow, vot, and komen! Karena semua itu gak bayar dan gratis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kelabu (Terbit)
Teen FictionPart masih lengkap!! Banyak orang bilang cinta pertama itu unik dan sempurna, tetapi kenyataannya tidak. Menurut Anaya Angelica, cinta pertamanya adalah sosok yang tangguh seperti ayahnya. Namun, semuanya hilang ketika sosok pemuda hadir dikehidup...