Chapter 3 - Masalah Mizu

133 8 0
                                    

          Aku bingung harus senang atau sedih. Karena Mizu adalah cewek yang pintar dan aku menyukainya, tetapi aku juga merasa sedih karena Mizu tidak menyukaiku dan bersikap tak acuh padaku.

"jangan pernah beritahu siapapun jika kita berdua adalah tetangga!" ucap Mizu dengan keras.

"baiklah Mizu" ucapku.

           Kemudian semenjak aku dan mizu tau jika kami tetangga, kami berdua selalu berangkat sekolah bersama, walau aku selalu berjalan dibelakangnya sambil membawa tas sekolah Mizu.

           Disekolah kami hampir tidak pernah mengobrol, dia selalu sendirian saat istirahat. Sedangkan diriku selalu pergi ke ruang klub saat istirahat untuk makan siang bersama Hori "Si ketua berjaket". Sebenarnya aku juga ingin sekali mengajak Mizu untuk makan siang bersama, tetapi aku takut mendekatinya dan nantinya dia akan marah padaku.

           Dan Ryo teman kecil Mizu juga jarang mengobrol dengannya, Ryo lebih sering berkumpul dan bermain basket di Aula Sekolah. Apalagi dia sekarang diangkat menjadi Wakil kapten tim basket sekolah kami, jadi dia selalu berlatih bersama teman-temannya.

           Aku khawatir jika Mizu akan seperti diriku yang tidak mempunyai teman disekolah dan merasa sendirian. Tapi aku dan Mizu adalah pribadi yang berbeda, aku adalah orang yang susah bergaul dan kesepian, sedangkan Mizu adalah orang yang aku lihat kuat walau dia selalu sendirian.

          Kemudian beberapa hari berlalu, sampai pada akhirnya Wali kelas masuk dan memanggil murid-murid yang belum masuk kegiatan klub. Dan ternyata hanya Mizu yang belum masuk klub manapun.

"Mizu bisakah kamu ke ruang guru saat istirahat nanti?" ucap ibu wali kelas

"Baik bu" ucap Mizu.

Ketika Jam Istirahat

          saat istirahat Mizu pergi ke ruang guru, dan aku seperti biasa pergi ke ruang klub sastra. Diruang klub sastra hanya ada aku dan Hori, Lalu tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Dan saat pintunya terbuka, ternyata Mizu yang berdiri di depan pintu.

"Hey Ebi, bisakah kau menemaniku mencari klub sekarang?" ucap Mizu.

"Hmm, untuk sekarang sepertinya tidak bisa" jawabku.

"Kau berani menentang perintahku?!" dengan nada kesal.

"Bukan itu maksudku, Kegiatan klub akan aktif setelah pulang sekolah"

"Baiklah, temani aku nanti. Awas jangan kabur!" ucap Mizu, lalu dia pergi.

           Setelah pulang sekolah akhirnya aku menemani Mizu untuk mencari klub untuknya. Lalu Mizu bertanya

"Klub apa yang sering mengadakan kompetisi?"

"Hmm, kalo itu ada Klub renang, Klub panahan, dan Klub basket. 3 klub itu adalah klub terfavorit di sekolah kita" jawabku.

"Ayo kita pergi untuk melihatnya"

"Oiya kalau tidak salah, kau adalah teman kecil Ryo, mengapa kau tidak masuk klub basket saja? Pasti dia mau mengajarimu."

"Cih, orang itu. Aku sangat membencinya, yang dia pikirkan hanyalah popularitas saja. Lebih baik aku masuk klub renang. Walau sudah lama tidak berenang, tetapi saat aku kecil, aku pernah menolong Ryo saat dia tenggelam. Hahaha" sambil tertawa.

           Ternyata Mizu terlihat lebih cantik saat dia tertawa, aku ingin selalu melihat senyumannya. Senyuman itu mengingatkanku pada Momo "sedang apa Momo saat ini ya?" ucapku dalam hati.

BERSAMBUNG.

SILAHKAN LANJUTKAN MEMBACA

Silahkan Follow Ig : Dimasadiyoga

Silahkan VOTE setiap chapter cerita ini, sebagai bentuk dukungan kalian kepada Author.

Jangan sungkan memberi komentar baik ataupun kritik serta saran yang membangun.

Identitas Musim PanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang