Chapter 17 - Luka

11 4 0
                                    

Lalu aku pergi berjalan kearah ruang UKS. Di koridor sekolah, aku bertemu Hana.

"Apa yang terjadi kak? Tanganmu terluka" ucap Hana.

"Biarkan Aku sendiri saja." Ucapku.

"Tidak! Walau kakak membenciku, aku tidak akan menjauhi mu kak. Karena kau telah menolongku. Jadi apapun yang terjadi, jikalau itu harus membuatku mati. Aku akan menolongmu kak" ucap Hana padaku.

Seketika aku hanya bisa terdiam dan menangis. Aku merasa dia berkata dengan tulus.

"Terima Kasih Hana" ucapku padanya.

Kemudian Hana mengantarku ke ruang UKS. Sesampainya disana, ternyata tidak ada guru yang menjaga ruang UKS. Akhirnya Hana membantu mengobati tanganku. Dia mengambil obat-obatan dan setelah itu memerbankan tangan kiriku yang terluka.

"Lain kali jangan melakukan hal bodoh lagi" ucap Hana sambil menasihatiku.

"Iya... iyaa"

"Kalau kak Ebi bosan, naik saja ke atas gedung. Tapi jangan pernah untuk bunuh diri. Ingat Kak Yuki.... Pasti dia akan sedih"

"Sebenarnya aku muak dengan sekolah ini, aku ingin keluar"

"Bodoh, jika kak Ebi keluar. Memangnya akan menyelesaikan masalah?"

"Aku tidak tahu"

"Kalau ada masalah, ceritakan padaku... jangan pernah membohongi hatimu"

"Baiklah cerewet"

"Cerewet!!! Terserah kau saja kak. Oke sudah! Kembali ke kelasmu sana" ucap Hana yang telah selesai mengobati tanganku.

"Tidak... aku akan tetap disini saja"

"Baiklah, jangan membuat orang lain khawatir"

Kemudian Hana pergi keluar dari ruang UKS. Setelah tak berapa lama, Ryo datang dengan wajah yang terlihat marah dan langsung menarik kerah bajuku.

"Apa yang lakukan pada Mizu?!" ucap Ryo kesal sambil menarik kerah bajuku sampai aku berdiri dari tempat tidur.

"Apa yang lakukan? Tanyakan saja padanya"

"Kau ini!!! Sebenarnya aku tak ingin melakukan ini padamu. Tapi maaf" Ryo langsung memukul wajahku dan membuatku terjatuh.

"Lakukan saja sepuasmu, aku layak untuk ini" ucapku

"Mengapa Mizu menangis? Padahal dia itu orang yang kuat, tidak cengeng, dan ditakuti oleh siswa lain. Aku sama sekali belum pernah melihatnya menangis seperti itu."

"Maaf... Emosi sedang tidak stabil saat ini. Jadi lebih baik kau keluar dari sini Ryo"

"Ya sudahlah, percuma saja. Tapi ingat, jangan pernah kau dekati Mizu lagi. Jika tidak kau akan merasakan hal yang lebih parah dari ini"

KEMUDIAN BEL SEKOLAH BERBUNYI

Semua siswa dan siswi terlihat sudah kembali pulang. Saat aku merasa sekolah sudah sepi, aku kembali ke kelas untuk mengambil tasku. Aku keluar dari ruang UKS, melihat kanan dan kiriku. Tidak ada satu orangpun terlihat. Karena hari ini hari senin, semua ekskul sedang libur. Sekolahku sendiri terasa asing bagiku. Aku berjalan perlahan, tanganku masih terasa sakit. aku berpikir jika besok sepertinya aku akan libur sekolah dulu, sampai lukaku kembali sembuh dan mengalihkan topic tentangku dikalangan murid-murid disini.

Kelasku ada dilantai 2. Saat aku berada ditangga, aku mendengar suara seseorang. Aku langsung berlari cepat menuju kelasku. Ternyata aku melihat seseorang duduk dimejaku.

"Hey, mengapa kau disini?" ucapku bertanya padanya

"Kak Ebi..."

"Hana!!! Kenapa kau disini? Wajahmu terluka, apa yang terjadi?"

"Tadinya saat pulang sekolah, aku ingin mengambil tas sekolahmu, karena aku tahu, pasti kau akan menunggu sampai sekolah benar-benar sepi. Tapi ketika aku ingin mengambil tasmu, murid kelas ini malah mencampakan tasmu, aku mengambil tasmu dan mereka malah memukulku. Karena semua murid kelasmu sangat membencimu, jadi jika ada orang yang mencoba membelamu. Orang itu akan mengalami hal seperti yang aku alami saat ini"

"Mereka benar-benar keterlaluan, awas aja besok"

"Jangan, aku tidak ingin kau makin dibenci lebih banyak orang"

"Tapi Hana!..."

"Sudah kak, aku mohon jangan melakukan hal konyol lagi. Itu bukan Cuma akan merepotkanmu, tapi juga orang-orang terdekatmu"

"Baiklah, kalau begitu terima kasih sekali lagi telah menolongku. Aku akan mengantarmu pulang dan meminta maaf kepada orang tuamu"

"Jangan. Tidak perlu repot-repot"

"Aku ingin bertemu orang tuamu Hana"

"Aku bilang tidak perlu!!!"

"Maaf, kalau begitu aku akan mengantarmu sampai stasiun kereta"

"Baiklah"

Kemudian aku mengantar Hana ke stasiun sampai keretanya datang. Lalu aku kembali kerumahku.

Hari ini semua orang menjadi sangat membenciku, teman-teman sekelasku, bahkan sampai Ryo sahabatku pun ikut marah dan benci padaku. Aku telah banyak menyakiti hati orang lain, terutama Mizu, Momo, dan Kak Hori. Lalu Hana menjadi korban karena sebabku.

Lalu aku menghubungi Kak Yuki malam itu

"Halo kak"

"Halo adikku tersayang"

"Jangan memanggilku seperti itu, menjijikan"

"Maaf-maaf... jadi ada apa kau menelpon kakakmu ini?"

"Jadi begini kak..."

"Ada apa lagi??? Kau selalu saja merepotkan orang lain."

"Jadi sebenernya... aku sedang banyak masalah"

"Masalah apa?"

"Aku sudah menyakiti hati teman-temanku dengan berkata jujur pada mereka. Sebenernya pacarku itu Mizu, Momo hanya menyukaiku... tapi aku hanya menganggapnya sebatas sahabat. Lalu semua teman sekelasku membullyku karena aku telah mempermainan hati perempuan. Hana jadi korban karena diriku, jadi apa yang harus aku lakukan?"

"Kau ini, biarkan situasi mereda dulu. Jika sudah baru satu per satu kau ajak bicara. Aku ingin kau meminta maaf pada mereka semua. Setelah itu semua akan kembali seperti semula. Walau pasti ada saja yang masih membencimu"

"Hmm... terima kasih kak, nanti aku akan menelponmu lagi"


BERSAMBUNG >>>

Identitas Musim PanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang