Setelah mereka semua bertemu. Aku yang berdiri didepan pintu, kemudian perlahan berjalan dan berdiri tepat disamping kak Yuki. Dengan mengambil nafas panjang, lalu akhirnya aku memperkenalkan Kak Yuki kepada teman-temanku.
"Jadi ini adalah kakakku, namanya Yuki. Kalian bisa memamnggilnya kak Yuki" Ucapku sambil merangkul pundak kakaknya itu.
"Sejak kapan kau punya seorang kakak?" Tanya Momo yang mengaku paling mengenal Ebi.
"Emm, aku tidak mengetahuinya. Sepertinya saat...." Ucapku sambil berpikir.
"Sejak kau pulang sambil menangis, waktu itu musim panas tahun kemarin" Sambung kak Yuki
"Menangis?" Tanya Mizu pada kak Yuki.
"Iya, waktu itu aku juga liburan dan pulang kerumah, saat aku sedang asik menonton TV, tiba-tiba Ebi masuk sambil menangis. Lalu besoknya aku melihat kau!" ucap kak Yuki sambil menunjuk Momo.
"AKU?!!" ucap Momo kaget.
"Waktu itu kau seperti ingin memeluk Ebi, dan Ebi langsung menangkisnya dan menarikku pergi. Tetapi waktu itu dia seolah-olah tidak mengenalmu dan seperti membencimu" Ucap kak Yuki sambil menjelaskan kejadian saat itu.
Semua terdiam, mendengar penjelasan kak Yuki. Lalu Kak Hori mencoba mencairkan suasana.
"Heh!!! Jika kalian cuma ingin diam begini, lebih baik aku pulang saja". Ucap hori
"Jangan! Ayo kita kerjakan tugas kelompok kita dulu." Ucapku
Lalu kemudian mereka meletakan tas mereka dan duduk dilantai ruang tamu rumahku. Sementara Kak Yuki pergi keluar untuk membeli bahan makanan untuk memasakan makanan untukku dan teman-temanku. Tapi, Ryo malah ikut dengan kak Yuki untuk menemaninya. Hasilnya, seperti dugaanku, yaitu bersama dengan banyak perempuan dirumahku.
Lalu kami pun mencoba mengerjakan tugas kelompok kami.
"Jadi, Siapa yang ingin menjadi objek wawancara kita?" Tanya Mizu.
"Kak yuki" jawabku.
"Kakakmu seorang mahasiswi? Tanya kak Hori.
"Iya, dia datang kesini karena sedang tidak sibuk dengan kuliahnya. Jadi kemarin dia mendadak mengabariku jika mau menginap disini." Ucapku pada mereka.
"APAAAAA!!! MENGINAP?" terlihat ekspresi kesal dari wajah Mizu.
"Apa kau cemburu dengan kakaknya?" Tanya kak Hori pada Mizu
"Tidak! Aku tidak cemburu. Dia kan cuma seorang kakak mana mungkin mereka pacaran." Ucap Mizu yang terlihat gugup.
"Tapi Kak Yuki itu adalah kakak angkat Ebi, jadi bisa saja mereka berpacaran, atau bahkan menikah" ucap kak Hori sambil menggoda Mizu.
"Sudah cukup! Ayo kita kembali ke topik." Ucap Mizu mengalihkan pembicaraan.
Disisi lain, Momo yang biasanya terlihat paling ceria diantara mereka semua. Entah kenapa terlihat gelisah, seakan-akan dia terlihat memikirkan sesuatu. Momo terlihat gelisah karena terus memikirkan ucapan kak Yuki yang mengatakan bahwa Ebi membencinya dan menyesal dengan ucapannya sendiri ketika membicarakan Ebi dari belakang.
"Lebih baik aku pulang" ucap Momo sambil ingin berdiri.
"Kau kenapa? Dari tadi kau terlihat gelisah. Padahal sebelum pergi kerumahku, kau sangat antusias. Tapi mengapa kau ingin pulang?" ucapku sambil bertanya pada Momo.
"Biarkan aku pergi, sepertinya aku sedang tidak enak badan" ucap Momo.
"Badanmu tidak panas, kau terlihat tidak sakit" ucapku sambil tanganku memegang dahi Momo untuk mengecek suhu badannya.
Tiba-tiba tangan Momo menangkis tanganku yang menempel di dahinya, aku pun terkejut denga sikap Momo saat itu. Momo mengambil tasnya dan berlari kearah pintu, namun aku berdiri didepan pintu untuk mencegahnya pulang. Karena sepertinya ada yang tidak beres dengannya.
"MINGGIR KAU!!!" bentak Momo keras.
Aku hanya diam dan tetap berdiri didepan pintu.
"Biarkan aku pergi dari sini!" ucap Momo sambil menarik bajuku.
"Baiklah kalau begitu, kau bukan Momo yang kukenal. Jangan pernah berbicara padaku lagi. Silahkan pergi dari sini" Ucapku pada Momo.
"Apa yang kau katakan Ebi? Kau tidak ingin berbicara dengan Momo lagi? Padahal kalian sahabat sejak SMP." Ucap Mizu sambil bertanya.
"Mulai sekarang, aku tidak ingin berbicara padanya lagi. Jika perlu aku akan pindah sekolah." Ucapku
"Kau ini gila? Apa kau sadar dengan yang barusan kau katakan?" ucap Mizu lagi.
Kemudian kak Yuki dan Ryo kembali kerumah. Kami seolah-olah tetap ceria dan mengatakan bahwa Momo pulang karena ada urusan.
Dan mulai saat itu, aku dan Momo tidak pernah lagi berbicara bahkan menyapa jika bertemu. Aku juga meminta untuk pindah kelas, karena tidak ingin melihat wajah Momo lagi.
Momo juga sama, dikelas dia sekarang menjadi lebih pendiam. Mizu yang biasa selalu bertengkar juga perlahan-lahan menjauh. Aku juga selalu dikelas ketika istirahat.
Entah mengapa semenjak saat itu, kami semua menjadi saling menjauhi. Sesekali aku naik keatas gedung sekolah, walau itu dilarang. Dan hanya Hana yang mengetahuiku, jika aku sering keatas gedung sekolah.
"Mengapa sepertinya kalian semua seperti saling tidak mengenal kak?" Tanya Hana.
"Tidak apa-apa. Aku juga muak dengan ikatan palsu ini. Aku tidak akan percaya kepada siapapun lagi." Ucapku
"Maksud kakak apa?" Tanya Hana lagi.
"Aku tidak ingin berteman dengan siapa-siapa lagi. Kadang aku juga berpikir untuk loncat dari gedung ini. Tapi aku tidak ingin melihat kakakku menangis." Ucapku.
"Kakak? Kak yuki?" ucap Hana
"Iya" ucapku
Lalu, seperti biasa jika aku bosan aku memilih tidur diatap dan sering bolos jam pelajaran.
Tapi tiba-tiba ada seseorang selain Hana yang naik keatas dan menyiramku dengan air.
"Bwarrrr..." suara air yang tersiram kebadanku.
"Kau ini!!!"......
SILAHKAN LANJUT MEMBACA
Silahkan juga follow ig aku : dimasadiyoga
Silahkan VOTE untuk setiap chapter cerita ini, sebagai bentuk dukungan kalian kepada author.
Jangan sungkan untuk memberi komentar baik ataupun kritik. serta saran yang membangun
KAMU SEDANG MEMBACA
Identitas Musim Panas
Teen FictionKisah Ebi yang datang dari Indonesia dan bersekolah diJepang, dan dari tidak mempunyai teman sampai dia harus kehilangan ingatannya dan menjadi orang yang berbeda.