Chapter 22 - Ngobrol

10 4 0
                                    

          Satu tahun sudah aku tidak saling mengobrol dan menyapa dengan sahabatku. Kini Bulan Desember ditahun terakhirku. Entah ini kebetulan atau tidak. Aku, Momo, Mizu, Ryo, bahkan kak Hori ada didalam satu kelas yang sama . Sejak awal masuk kelas 3 ini, kami semua merasa canggung.

           Selama berada dikelas 3 ini, disetiap jam istirahat. Kami semua pergi menjauh. Aku pergi keatap membaca buku atau menulis cerita. Momo mendengarkan musik di Kelas, Kak Hori selalu pergi ke ruang klub sastra. Mizu selalu keperpustakaan, dan Ryo bermain basket atau berkumpul dengan teman klub basketnya.

*kringggg.... Kringgggg... kringggg* Suara bel istirahat berbunyi.

Aku pergi keatas untuk menulis cerita. Tiba-tiba suara yang sudah tidak asinglagi bagiku terdengar.

"Masih sendirian aja kak? Gk kesepian? Aku aja kesepian" suara dari Hana.

"Gk kok Han, buktinya aku baik-baik aja sampai sekarang"

"Ih kak Ebi mah gitu. Susah dibilangin. Ngomong-ngomong belakang lagi sering nulis. Lagi nulis cerita apa sih? Penasaran"

"Oh ini, Cuma cerita biasa kok. Lagi suka nulis karena keseringan baca novel"

"Seru ya punya hobi"

"Emang kamu gak punya hobi?" tanyaku ke Hana.

"Ada. Hobiku kan kesepian. Hehehehe" ucapnya sambil tertawa.

           Lalu seperti biasanya dia duduk membelakangiku sambil bercerita jikalau dunia ini bisa diatur sesuai keinginananya. Hana ingin dunia yang menyenangkan, berkumpul bersama orang yang dia sayang, Bermain bersama sahabatnya, tidak ada saling bertengkar, dan dunia yang selalu tertawa setiap harinya.

           Aku sangat tertarik dengan cerita dunia impiannya. Aku juga berharap bisa membuat dunia yang dia impikan menjadi kenyataan.

"Wah... ceritamu bagus/ aku juga ingin punya dunia yang sama sepertimu"

"hehehe, iya kak? Kita sama dong"

"Seru tuh kalo kita bikin komiknya. Kamu kan suka ngegambar Han"

"Gk kok, masih jelek. Tapi kak Ebi kan tau kalo aku tuh anaknya males-malesan. Jadi gak mungkin"

"Coba aja dulu, nanti aku bantu kok"

"Iya-iyaaa, tapi gak janji ya. Soalnya aku benci sama janji"

"Sering di kasih harapan palsu ya?"

"Gak, lebih dari itu kak. Dan itu rasanya sakit" ucap Hana Sambil meneteskan air mata.

"Loh... lohh... kok jadi nangis sih"

"Gk kok, Cuma keinget sesuatu aja"

Setelah itu aku segera mencari topik lain untuk membuatnya berhenti menangis.

"Han, gimana dikelas dua? Susah gak"

"Ih kak Ebi jago banget soal pengalihan topik"

"Hehehe iya, langsung nyari topik lain kalo ada yang nangis atau sedih"

"Enak ya yang jadi pacar kak Ebi"

"Kenapa gitu Han?"

"Jago nyari topik obrolan, jadi si cewek gk bosen ngobrol sama Kak Ebi. Terus ganti topik kalo liat ada cewek yang nangis atau sedih, karena kak Ebi gak suka ngeliat ada cewek yang sedih"

"Ah... biasa aja. Jangankan ada cewek yang beruntung, yang suka aja gak ada. Soalnya satu sekolah malah ngebenci aku sekarang"

"Gara-gara insiden waktu itu sekarang kakak dianggap buruk satu sekolah"

BERSAMBUNG >>>

Identitas Musim PanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang