Chapter 14 - Dilema

26 4 0
                                    

Setelah Kak Hori dan Momo mebuat rencana, di sisi lain aku dibawa ke ruang UKS sekolah. Mizu mengambilkanku sebotol air untuk menenangkanku. Aku tidak tahu, perasaanku bercampur aduk ketika Momo mengungkit masa laluku. Aku tidak tahu apa yang terjadi denganku dan Momo dulu. Kepalaku masih terasa sakit, ingatanku menjadi kacau.

"Bagaimana keadaanmu sekarang?"

"Kepalaku masih terasa sakit"

"Kalau begitu istirahatlah dulu"

"Tunggu Mizu, apa yang telah terjadi tadi sampai-sampai kau dan Momo berkelahi?"

"Aku hanya terbawa emosi ketika dia menyindirku dan mengungkit masa lalu kau dan dia"

"Apa yang dia katakan?"

"Hmm... katanya dulu kau sangat menyukai dirinya, lalu kalian pernah..."

"Permisi" tiba-tiba Hana datang dan memotong pembicaraan Mizu.

"Oh, Hana. Silahkan masuk. Pasti kau ingin bertemu Ebi?" ucap Mizu

"Iya kak Mizu, aku dengar kalau ada anak kelas 3 yang sedang bertengkar dan itu dari kelas kakak"

"Kau benar, aku dan Momo tadi berkelahi saat jam istirahat."

"Hah? Padahal kukira kalian semua baik-baik saja."

"Tidak, semenjak Ebi kehilangan ingatannya dan kejadian saat dirumah Ebi waktu itu, Momo mulai berubah dan kami semua menjadi saling menjauhi"

"Kejadian apa?"

"Aku juga kurang mengerti, tapi saat itu ketika kak Yuki mengatakan soal Ebi dulu menangis dan seperti benci terhadap Momo, Momo langsung diam dan pulang tanpa penjelasan."

Lalu Ryo masuk juga keruangan UKS karena tangannya terkilir.

"Kalian juga ada disini?" ucap Ryo

"Iya, Kepala Ebi sakit" ucap Mizu

"Apa yang sedang terjadi?"

"Aku dan Momo berkelahi saat jam istirahat tadi."

"Terus apa hubungannya dengan sakit kepala Ebi?"

"Tadi ketika Ebi tanpa sengaja mencium Momo, Momo langsung mengungkapkan perasaannya dan mengungkit masa lalu Ebi"

"Terus...terus?"

"Kau ini, sebenarnya mengapa datang kesini?"

"Oiya, tanganku terkilir saat bermain basket tadi"

"Hahaha, kau masih saja ceroboh seperti dulu"

"Aku sekarang sudah keren, banyak murid cewek yang menyukaiku"

"Lalu mengapa kau tidak punya pacar?"

"Karena aku....."

"Tunggu Ryo, Jangan berkata macam-macam didepan pacarku"

"Apa!!!! Kalian sudah berpacaran?"

"Iya benar. Sekitar 2 minggu yang lalu"

"Tapi bagaimana bisa????? Kau kan????"

"Sudah cukup Ryo, Pergi sana dan obati tanganmu dulu. Hana, aku minta tolong belikan minuman dulu"

"Baik kak" ucap Hana sambil berjalan keluar.

Lalu aku tidur diruang UKS dan saat aku tidur Mizu, Ryo dan Hana pergi ke kelas. Dan ketika tidur, aku bermimpi saat itu aku ada di lapangan kosong sendirian, lalu ada Momo yang datang menghampiriku dan mengajakku bermain, lalu aku ditinggal pergi Momo. Kemudian aku didorong, saat aku melihat kebelakang ada Ryo sambil tersenyum padaku. Kemudian ada Kak Hori menarik tanganku dan tiba-tiba tanganku dilepas. Saat aku terdiam ada Mizu didepan diriku. Namun, saat aku ingin menghampirinya ada truk yang melaju dari arah samping dan membuatku berteriak dan terbangun dari tidurku.

"Ternyata cuma mimpi"

"Kau sudah bangun" suara Kak hori disebelahku dari balik kain.

"Kak Hori?" ucapku sambil membuka kain itu.

"Ebi, aku tau bagaimana cara agar Mizu tidak disakiti lagi oleh Momo."

"Bagaimana kak?"

"Tapi dengan 1 syarat. Kau harus berpacaran denganku. Atau bisa dibilang selingkuh dari Mizu"

"Ah, tidak mungkin. Aku tidak mau jika seperti itu"

"Baiklah kalau begitu, aku tidak akan peduli jika Mizu disakiti lebih dari saat jam istirahat tadi. Aku tidak akan menghentikannya, dan bukan hanya Momo yang akan menyakiti Mizu."

"Maksudmu?"

"Ah, bukan apa-apa. Ya sudah, aku pergi dulu"

"Tunggu kak, baiklah kalau begitu. Aku terima"

"Baiklah, mulai sekarang aku resmi jadi selingkuhanmu. Aku akan mengabarimu jika Momo berencana untuk menyakiti Mizu lagi"

"Terima kasih"

"Bye sayang, sampai ketemu lagi"

Ah, mengapa jadi begini. Aku harus selingkuh dari Mizu. Atau sebaiknya aku putuskan saja dia agar tidak disakiti oleh Momo lagi.apa yang harus aku lakukan?

Lalu tiba-tiba bel pulang berbunyi, dan Mizu datang sambil membawa tas sekolahku.

"Aduh beratnya, padahal dulu kau yang selalu membawakan tasku ke sekolah"

"Maaf merepotkanmu"

"Mengapa aku bisa menyukaimu ya Ebi, hahaha. Padahal kukira kau orang yang membosankan. Sampai - sampai ketika awal kau berbicara padaku, aku langsung berkata kasar padamu"

"Maaf, aku tidak ingat kejadian itu"

"Tapi baguslah, itu kenangan buruk kita"

Lalu aku mencoba untuk membicarakan hal tadi kepada Mizu agar dia tidak merasa tersakiti karena aku harus berpacaran dengan kak Hori.

"Mizu"

"Iya, ada apa? Seperti ada hal penting yang mau kau bicarakan"

"Jadi begini, aku tidak ingin ada yang menyakitimu lagi"

"Lalu, jangan bicara yang aneh-aneh. Sudah, ayo kita pulang"

"Tunggu sebentar, bagaimana jika putus saja?"

"Apa kepalamu masih sakit?"

"Tidak, aku tahu Momo menyakitimu karena dia cemburu terhadapmu."

"Mengapa kita harus putus?"

"Jika kita putus, pasti Momo tidak akan menyakitimu lagi"

"Aku tidak mau! Cukup. Jangan katakan apa-apa lagi" Mizu berlari keluar sambil menangis dan melempar tas milikku.

"Aku tahu dia tidak akan mudah untuk menerima ini. Aku akan beri dia waktu untuk sendiri"

Akhirnya aku pulang dan beristirahat dirumah, dan meminta izin tidak masuk karena sakit.


SILAHKAN LANJUTKAN MEMBACA

Silahkan Follow Ig : Dimasadiyoga

Silahkan VOTE setiap chapter cerita ini, sebagai bentuk dukungan kalian kepada Author.

Jangan sungkan memberi komentar baik ataupun kritik serta saran yang membangun.

Identitas Musim PanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang