Chapter 15 -Malam

21 4 0
                                    

          Setelah kejadian hari itu, aku berpura-pura izin sakit agar tidak masuk sekolah. Sampai terkadang aku selalu berpikir "Apa aku harus mati saja untuk menyelesaikan semua ini?"

          Saat aku dirumah, Mizu tetap selalu datang kerumahku tapi aku selalu mengabaikannya. Sampai akhirnya Mizu menelpon kakakku untuk mengecek rumahku, Mizu khawatir dengan keadaanku saat ini.

Mizu menelpon Kak Yuki

"Halo kak Yuki, Ini Mizu.... Hmm pac.. (terdiam sejenak) temen sekolah Ebi"

"Oh iya, ada apa Mizu? Tumben kamu menelponku, padahal adikku sendiri hampir tidak pernah menelponku."

"Ini soal Ebi...."

"Ada apa dengan Ebi? Apakah yang terjadi?"

"Jadi, beberapa hari ini Ebi tidak masuk sekolah. Dia selalu mengabaikanku ketika aku datang kerumahnya. Aku khawatir dia tidak makan atau apalah itu."

"Apakah dia ada masalah di sekolahnya?"

"Aku kurang tahu soal itu, tapi saat terakhir kami mengobrol, dia seperti menyembunyikan sesuatu dariku"

"Baiklah aku segera kesana"


"ahhh, dia itu selalu merepotkan kakaknya saja" ucap Kak Yuki dalam hati.

         Setelah mendengar hal tadi, kak Yuki yang sedang asik menngerjakan tugas kuliahnya akhirnya menutup laptopnya dan mengambil jaket dan langsung pergi menuju rumahku dengan menggunakan taksi.

          Didalam perjalanan Kak Yuki mampir untuk membeli makanan untukku. Karena Kak yuki juga khawatir dengan kesehatanku ini. Kak Yuki jugalah yang selalu mengatakan bahwa kepada orang tua angkatku kalau aku selalu baik-baik saja disini, agar mereka tidak cemas.

          Setelah membeli makanan untukku, didalam taksi Kak Yuki juga mencoba menghubungiku lewat telepon. Tetapi aku juga mengabaikan telponnya. Dia juga menghubungiku lewat chat di LINE, dan aku hanya membaca tanpa membalasnya. Selama perjalanan ke rumahku kak Yuki terlihat gelisah setelah aku tidak mengangkat telponnya dan juga tidak membalas chat darinya.

         Akhirnya setelah itu, Kak Yuki langsung menghubungi teman-temanku. Tetapi karena sudah malam mereka semua sudah pada tertidur, hanya Momo satu-satunya orang yang dapat Kak yuki hubungi malam itu.

Kak Yuki menelpon Momo

"Momo, apa kau sudah tidur?"

"Belum kak, aku baru saja selesai belajar"

"Apa kau bisa bantu aku sekarang?"

"Bantu apa kak?"

"Ini soal Ebi, apa kau tahu sesuatu tentang yang terjadi pada Ebi akhir-akhir ini?"

(Momo terdiam)

"Momo, apa kau mendengarkanku?"

"Maaf kak, jaringan disini sepertinya kurang baik"

"Kalau begitu, kau siap-siap, aku akan menjemputmu sekarang"

"Ba..ba...baik Kak Yuki."

      Setelah itu, Kak yuki langsung menuju rumah Momo untuk menjemputnya. Disisi lain Momo merasa gelisah tentang hal ini, dia berpikir ini ada kaitannya dengan masalah dia dan Mizu. Momo merasa ketakutan dan bingung harus bagaimana. Tanpa sadar Kak yuki telah datang kerumahnya.

"Permisi, Momo apa kau sudah siap?"

Momo yang lupa mengganti baju akhirnya langsung pergi keluar dengan pakaian tidurnya.

"Oke kak,kita berangkat!"

"Kau tidak mengganti bajumu?"

"Sudah tidak apa-apa"

Mereka berdua langsung masuk kedalam taksi dan menuju rumahku. Didalam taksi Momo terlihat gelisah, Kak yuki yang sadar dengan tingkah laku Momo langsung bertanya

"Apa kau gelisah?"

"Tidak kak, aku hanya khawatir dengan Ebi"

"Kau seperti menyembunyikan sesuatu, coba jelaskan apa yang sedang terjadi?"

"A...a...aku tidak tahu apa-apa kak"

"Jika kau mencoba berbohong, aku tidak akan memaafkanmu"

Suasana mereka berdua didalam taksi menjadi terasa canggung. Mereka berdua hanya diam satu sama lain sampai akhirnya sampai di rumahku.

           Sesampainya mereka dirumahku, Mizu yang sedari tadi menunggu diluar rumah kaget ketika Kak yuki turun bersama Momo dari dalam taksi itu. Mizu yang tadinya ingin mendekati Kak yuki langsung terdiam ketika melihat Momo. "Mengapa orang itu ada disini?" ucap Mizu dalam hati. Kak Yuki langsung mauk kedalam rumahku, karena dia punya kunci cadangan rumahku ini.

           Disisi lain Momo yang turun tidak langusng iktu bersama Kak Yuki, melainkan mendekati Mizu. "Tolong jangan katakana apa-apa soal kita ini kepada Kak Yuki!" ucap Momo pada Mizu dengan nada ancaman. "Kalau terjadi apa-apa dengan Ebi, aku juga tidak segan-segan memberimu pelajaran Momo, aku diam bukan berarti aku takut padamu. Aku hanya tidak ingin merepotkan Ebi sja" balas Mizu dengan nada yang serupa kepada Momo.

           Kak Yuki yang telah masuk kerumah, melihatku sedang berdiri menuntuk dan terdiam dibawah lampu seperti telah menunggu kedatangan mereka. Kak yuki yang kesal denganku langsung berjalan kearahku dan tanpa berketa-kata "tarrrrrr....." (suara tamparan) Kak yuki menamparku keras seperti ingin menyadarkanku.

Mizu dan Momo yang mendengar suara itu dari luar langsung masuk kerumahku.

"Apa kau bodoh? Apa kau sudah gila?"

(aku hanya diam)

"Ebi, bicaralah!!!!" bentak Kak yuki.

(Aku tersenyum setelah dia menamparku)

"Apa-apaan kau Ebi? Kau tersenyum setelah aku menamparmu tadi?"

"Aku senang ada yang menyadarkanku kak"

"Itu karena aku kesal denganmu, aku tidak ingin adikku seperti ini. Jadi cukup! Jika kau ada masalah, aku selalu ada dipihakmu" ucap Kak Yuki.

"Jika kau tidak cepat menelponku tadi, mungkin aku sudah tergeletak dilantai dengan darah yang tak bisa kau bayangkan."

"Adik bodoh! Kau berniat ingin bunuh diri?"

"Hmm, hanya ingin mengakhiri semua masalah ini." Ucapku.

"Itu buka cara yang benar. Lagi pula jika kau melakukan itu akan merepotkan banyak orang dan menambah masalah lain"

Aku dan Kak Yuki menangis saat itu. Dan tiba-tiba Momo berlari kearahku dan memelukku. Aku melihat wajah Mizu dengan ekspresi kaget. Kak yuki yang melihatku dan Momo berpelukan langsung bertanya.

"Apa kalian berdua pacaran?"

"Iya" jawab Momo.

(entah kenapa mulutku tidak bisa berkata apa-apa dan hanya diam membisu, padahal aku ingin berkata "Bukan kak, pacarku itu Mizu" namun tidak bisa)

"Aku kira Ebi berpacaran dengan Mizu." Ucap Kak Yuki.

Setelah mendengar hal itu, Mizu langsung pergi meninggalkanku seperti kecewa denganku yang tidak bisa mengakuinya sebagai pacarnya dihadapan kakakku sendiri.


SILAHKAN LANJUTKAN MEMBACA

Silahkan Follow Ig : Dimasadiyoga

Silahkan VOTE setiap chapter cerita ini, sebagai bentuk dukungan kalian kepada Author.

Jangan sungkan memberi komentar baik ataupun kritik serta saran yang membangun.

Identitas Musim PanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang