Setelah melihat aku dan Mizu berpacaran. kini Momo terlihat sangat kesal. Momo kini selalu berbuat hal yang tidak baik kepada Mizu, karena rasa cemburu. Momo selalu mencoret meja dan memberi surat ancaman di laci meja Mizu, sampai Momo sengaja merusak loker milik Mizu.
Mizu yang masih menganggap Momo sebagai temannya tidak ingin mengadu kepadaku. Karena Mizu tau, jika ada orang yang menyakitinya, aku akan marah besar pada orang itu. Mizu yang terkenal sebagai orang yang tegas dan mengerikan, tenyata tidak apa-apa terhadap temannya sendiri. Mizu hanya memendam cerita ini dan tetap bersikap normal di depanku.
Lalu ketika di suatu malam, Mizu datang kerumahku untuk makan bersamaku. Namun aku melihat ada yang aneh dari Mizu.
"Mengapa akhir-akhir ini kau selalu memakai pakaian panjang? Tidak seperti biasanya" Tanyaku dengan curiga.
"Bukan apa-apa. Hanya ingin mencoba gaya baru saja" jawab Mizu.
Lalu aku menarik tiba-tiba tangannya, dan terlihat wajah dari Mizu yang sedang menahan rasa sakit, seperti ada luka ditubuhnya.
"Kau kenapa Mizu? Wajahmu seperti menahan rasa sakit?" Tanyaku lagi kepada mizu dan semakin curiga.
"Tidak apa-apa, perutku tiba-tiba sakit" jawab Mizu sambil seperti ada hal yang disembunyikan dariku.
"Ada yang aneh darimu!" ucapku.
Ketika kutarik lengan bajunya ternyata ada luka memar dan sayatan di sekitar pergelangan tangannya.
"Apa-apaan ini Mizu, coba jelaskan?" tanyaku
"Hanya luka memar biasa, kemarin aku terjatuh dan tanganku terbentur meja."
"Tidak mungkin separah ini? Seperti ada yang berbuat jahat padamu"
"Aku serius"
"Lalu, sayata ini? Apa kau mencoba untuk bunuh diri?"
"Tidak..."
"Aku tahu, ini pasti perbuatan Momo kan?"
"Bukan, ini bukan salah Momo"
"Dasar dia itu, apa yang dia mau! Aku akan bertemu dengannya sekarang"
"Sudah...sudah... jangan" ucap Mizu sambil menarik tanganku dan mencoba menghentikanku.
"Biarkan aku kerumahnya sekarang" ucapku sambil membentak.
"Dia temanmu Ebi, sudah cukup." Mizu memohon sambil menangis.
Akhirnya, karena melihat Mizu aku mengurungkan niatku untuk pergi kerumah Momo malam itu. Tetapi aku berniat untuk mendatanginya ketika disekolah untuk memperingatinya.
Keesokan Harinya
Bel istirahat pun akhirnya berbunyi, tanpa basa-basi aku langsung bergegas pergi ke kelas Mizu untuk bertemu Momo. Dan sesampainya disana, kelas mereka penuh dengan orang-orang. Aku langsung menerobos kerumunan di kelas itu. Aku melihat Momo sedang menarik rambut seseorang, rambut juga sedang ditarik oleh orang tersebut. Aku tidak melihat orang tersebut, tapi aku yakin bahwa itu adalah Mizu. Aku semakin memaksa melewati kerumunan itu. Dan ketika lolos dari kerumunan tersebut, benar saja. Orang yang sedang berkelahi dengan Momo adalah Mizu. Dengan cepat aku langsung memisahkan mereka, aku menarik Mizu. Saat aku menariknya, tanpa sengaja Mizu terlempar kebelakang dan aku pun mencium bibir Momo. Dan saat itu ciuman kami disaksikan oleh teman sekelas mereka, bahkan dari kelas lain.
Saat aku sadar, aku langsung segera menjauh. Tapi Momo menarik bajuku dan memeluiku sambil berbisik "mengapa kau memilih Mizu? Apa aku belum cukup untukmu?" Aku langsung mendorong badan Momo.
"Apa-apaan kau ini? Kau sudah gila?" ucapku
"Ebi, kau tau bahwa aku menyukaimu sejak SMP kan?"
"Tidak, aku tidak mengingat siapa dirimu sebenarnya!"
"Kau tahu bahwa orang tua kita selalu menjodohkan kita?"
"Cukup... Hentikan omong kosongmu itu" ucapku sambil menutup telingaku.
Mizu yang melihatku, langsung memelukku dan mencoba menenangkan diriku.
"Sudah hentikan Momo!" bentak Mizu pada Momo.
"Wahhh, sungguh pacar yang baik."
"Kau sudah kelewatan. Jika kau menyakitiku, Aku mungkin masih bisa diam. Tapi jika itu Ebi, aku tidak bisa diam!"
Tapi tiba-tiba kak Hori datang dan langsung menarik tangan Momo dan membawanya ke ruangan klub sastra.
"Apa yang kau lakukan bodoh?" Tanya kak Hori pada Momo
"Aku ingin mereka putus!" jawab Momo
"Kau tahu yang kau lakukan malah membuatmu semakin menjauh dari mereka berdua."
"Aku tahu, tapi...."
"Tapi apa? Aku juga menyukai Ebi, tapi aku tak akan melakukan hal sebodoh itu"
"Kau juga menyukainya?"
"Iya, sejak awal dia masuk klub ini. Aku merasa dia berbeda dari yang lain"
"Terus?"
"Walau mungkin sikapnya berbubah sejak dia kehilangan ingatannya"
"Lalu apa yang akan kau lakukan?"
"Aku mempunyai rencana, tapi direncana ini aku sangat butuh bantuanmu."
"Rencana apa yang kau pikirkan Kak Hori?"
"Aku tidak tahu ini akan baik untuk kita atau tidak"
"Memangnya bagaimana?"
"Aku akan mengajak dia pacaran denganku."
"Hahaha, kau bercanda Kak? Bagaimana bisa?"
"Itu dia, aku akan memaksanya berpacaran denganku dengan alasan untuk menjaga Mizu dari kau dan orang lain yang ingin menyakitinya"
"Lalu bagaimana denganku?"
"Kau juga paksa Ebi untuk berpacaran denganmu, dengan alasan Kau tidak akan mengganggu Mizu dan tidak akan menyakitinya!"
Setelah mereka berdua membuat rencana tersebut. Mereka bersiap untuk melakukannya.
Apakah rencana mereka berhasil?
SILAHKAN LANJUTKAN MEMBACA
Silahkan Follow Ig : Dimasadiyoga
Silahkan VOTE setiap chapter cerita ini, sebagai bentuk dukungan kalian kepada Author.
Jangan sungkan memberi komentar baik ataupun kritik serta saran yang membangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Identitas Musim Panas
Teen FictionKisah Ebi yang datang dari Indonesia dan bersekolah diJepang, dan dari tidak mempunyai teman sampai dia harus kehilangan ingatannya dan menjadi orang yang berbeda.