Setelah saat aku menelpon Kak Yuki. Aku memutuskan untuk absen karena sakit sampai luka di tangan kiriku sedikit sembuh. Aku hanya bisa merenungi diriku. Apa yang terjadi pada diriku. Semenjak insiden saat itu, emosiku sering tak terkendali. Aku jadi mudah marah pada orang lain, tapi ketika aku marah aku malah bahagia. Kemudian aku sering sedih tiba-tiba seperti saat ini. Aku ingin tahu jati diriku sebenarnya. siapa aku? Seperti apa asliku? Ketika emosiku tak terkendali, hatiku sebenarnya benar-benar sakit. kepalaku seperti mau pecah.
Malam itu aku hanya bisa melihat album fotoku, berharap aku bisa mengingat sedikit kenangan masa lalu diriku. Aku melihat foto diriku dan Momo saat perpisahan SMP. Foto bersama Ryo dan Mizu. Tapi aku belum pernah berfoto dengan Hana.
Siapa sebenarnya Hana. Mengapa dia terlalu baik padaku? Apakah Hana juga menyukaiku? Apakah dia hanya sekedar menganggapku sebagai kakaknya?
Saat itu aku memutuskan untuk menelpon Hana
"Halo Hana, maaf mengganggu waktumu dengan nelpon malem-malem begini"
"Tidak apa-apa. Aku juga belum ngantuk kok kak"
"Oh, Kirain ganggu"
"Ada apa emangnya? Tumben nelpon malem-malem gini"
"Aku Cuma mau nanya soal dirimu. Mengapa kau selalu baik padaku?"
"Karena kau telah menolongku"
"Hanya karena itu?!"
"Iya, jika bukan karena kau menolongku, pasti sekarang aku sudah mati sia-sia"
"Aku tidak begitu ingat soal kejadian itu"
"Saat itu aku sedang bermain Handphone sambil mendengarkan lagu. Tapi aku kurang hati-hati dan tidak tahu sudah lampu hijau, jadi ada mobil truk yang melaju kencang, lalu tiba-tiba kau mendorongku ke pinggir jalan, namun kau malah jadi korban."
"Seperti itu"
"Menurutmu kak, amnesiamu itu membuatmu lebih baik karena tidak mengingat kejadian suram masa lalu atau justru membuatmu tidak baik karena banyak kenangan indah yang kamu lupakan?"
"Amnesiaku ini membuatku sakit. ketika emosiku tidak stabil, kepalaku terasa mau pecah"
"Hah? Kau serius?"
"Itu kenapa aku sering bertengkar dengan Momo, Mizu, dan Kak Hori"
"Jadi sebenarnya kadang kau tak ingin marah, tapi justru kau memarahi mereka? Hahaha"
"Kenapa kau ketawa? Ini hal serius!"
"Maaf-maaf kak, kisahmu ini bisa menjadi judul film"
"Film apa?"
"Filmm judulnya IDENTITAS MUSIM PANAS"
"Mengapa kau beri judul itu?"
"Karena kau kehilangan identitas aslimu ketika waktu musim panas"
"Kehilangan identitas asliku?"
"Iya, sebenernya itu yang membuat pikiranmu kacau. Kau belum memilih dan menerima jati dirimu yang sebenernya."
"Maksudmu Han?"
"Jadi, mungkin saja. Ketika sebelum Kak Ebi koma, saat itu hati Kek Ebi sedang kacau memikirkan suatu hal. Mungkin saja kakak sedang marah dengan seseorang tetapi kakak tidak bisa mengelampiaskan emosi kakak saat itu. Itu mengganggu dipikiran kak Ebi sampai terbawa saat ini"
"Jadi apa yang harus aku lakukan?"
"Aku tidak tahu. Jawaban itu hanya ada didiri Kak Ebi"
"Aku juga bingung"
"Ya sudah, aku ingin tidur. Selamat malam"
"Tungg..."
Hana langsung mematikan telponku.
KEESOKAN PAGI NYA
Aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan karena aku sedang izin sakit dan tidak bisa pergi kesekolah. Aku datang ke perputakaan kota untuk mencari buku yang berhubungan tentang ingatan.
Tadinya aku ingin mengajak Hana untuk ketemuan di perpustakaan setelah dia pulang sekolah, tetapi dia aka keperluan lain. Jadi aku datang sendiri ke perpustakaan. Aku sebenarnya malas untuk datang ke perpustakaan ini. Karena aku tidak suka membaca. Apalagi buku yang isinya hanya tulisan. Itu membuat otakku ingin pecah ketika membacanya.
Tetapi aku mencoba memberanikan diriku untuk masuk. Ketika aku masuk, aku merasa tenang. Ketika melihat buku-buku tersebut aku merasa ingin membaca semua buku-buku itu. Aku merasa ingin pergi kesini setiap hari. Aneh rasanya, tapi ini yang sedang aku rasakan.
Aku berkeliling untuk mencari buku yang aku perlu tanpa bertanya, karena aku ingin mengetahui buku-buku apa saja yang ada dirak-rak itu. Hamper satu jam aku berkeliling dan mencari akhinya aku mendapatkan rak yang berisi tentang apa yang aku cari.
Aku menemukan artikel tentang jati diri, dibuku itu disebutkan
"Resapi setiap emosi yang muncul kemudian terimalah emosi-emosi tersebut dengan penuh kerelaan. Terimalah mereka sebagai bagian diri kita, sebagai bagian dari perjalanan pencarian kembali diri kita yang hilang. Terimalah diri kita secara utuh termasuk menerima kerapuhan, kegagalan, pengkhianatan, ketidaksempurnaan, kesalahan, kemunafikan, dan kelemahan lainnya dengan penuh kerelaan. Menerima diri kita tanpa perlu penilaian, penghakiman, atau usaha untuk memusnahkan apapun sehingga kita menjadi lebih paham mengenai siapa diri kita dan apa saja yang kita bisa rasakan."
Aku harus bisa mencoba menerima semua apa yang terjadi didalam diriku ini. Ternyata aku membaca sebuah artikel tentang gangguan emosi. Yang dimana mungkin saja aku dapatkan setelah kecelakaan waktu itu. Mungkin saja aku mengalami cyclothymic disorder atau siklotimia yang membuat diriku mengalami perubahan mood naik-turun.
Setelah itu aku kembali pulang kerumah, dan mencoba untuk berpikir bagaimana cara menenangkan hatiku dan mengendalikan emosiku. Aku harus bisa menerima semua yang terjadi agar aku tidak terbawa emosi. Aku belajar untuk tetap tenang. Lalu setelah berpikir panjang, aku memutuskan untuk datang kesekolah besok.
BERSAMBUNG >>>
KAMU SEDANG MEMBACA
Identitas Musim Panas
Teen FictionKisah Ebi yang datang dari Indonesia dan bersekolah diJepang, dan dari tidak mempunyai teman sampai dia harus kehilangan ingatannya dan menjadi orang yang berbeda.