3. Adik

1.6K 121 17
                                    

Tok tok tok

"Theon, Nak?"

"Masuk aja, Ma," pekik Theon kala dia tengah memindahkan baju-bajunya dari koper ke lemari.

Ruth membuka pintu kamar Theon perlahan. Theon menoleh. Ternyata Ruth tidak sendirian. Wanita itu datang bersama Dion.

"Mama sama papa mau pulang ke Puncak dulu. Dua hari. Mau urus surat kepindahan kamu sama bawa barang-barang yang tadi belum diangkut," ujar Ruth seraya berjalan mendekat. Dion menyusul di belakangnya.

"Tolong jaga rumah ya, Nak. Sekarang ini rumah kamu. Jangan segan untuk melakukan apapun di rumah ini." Giliran Dion yang bersuara. Pria itu menyentuh pundak Theon penuh kepercayaan. "Papa titip Hazel. Dia memang masih kekanakan, tapi kamu sekarang kakaknya Hazel. Kamu harus bisa narik hati dia supaya dia bisa terima kamu sebagai kakaknya."

Theon menyorot mata Dion dalam-dalam. Jadi, seperti ini wajah ayahnya kalau dipandang dari dekat. Garis muka yang sangat tegas dan menunjukkan jiwa kebapakan.

Theon mengangguk paham.

"Kalau gitu, kami berangkat ya, Nak?" sahut Ruth. Theon mengangguk.

Dion tersenyum, lalu keluar kamar lebih dulu.

"Nanti kamu tanya adikmu suka makan apa. Masakin dia makanan untuk makan malam."

Theon mengangguk lagi. Ruth tersenyum, kemudian memeluk Theon lembut. Theon membalas pelukan ibunya.

Ruth melepas pelukannya dan berbalik menuju pintu keluar.

Tepat di depan pintu, Theon kembali memanggil Ruth, "Ma ...."

Ruth menoleh. "Hm?"

Theon terdiam beberapa saat. Dia hendak mengatakan sesuatu. Namun dia mengurungkan niatnya. Theon menggeleng pelan seraya tersenyum tipis. Ruth terkekeh melihat tingkah putranya.

Theon memang jarang ditinggal pergi oleh Ruth, apalagi sampai dua hari. Tapi Ruth yakin Theon bisa membawa diri. Theon adalah anak yang mandiri dan bertanggung jawab.

"Mama pergi dulu ya, Nak."

"Hm."

***

Mei
Yang bener? Kok bisa tiba-tiba gitu?

Hazel
Gue juga gak ngerti. Pokoknya pas gue pulang sekolah, tiba-tiba udah mereka di rumah gue.

Mei
Emang bokap lo gak pernah cerita kalo lo punya kakak?

Hazel
Nggak.
Mana anaknya ngeselin banget lagi!

Mei
Ngeselin gimana?

Hazel
Ah pokoknya ngeselin, deh.
Sent 17.47

Sekarang pukul 18.21. Belum ada jawaban dari Mei. Hazel menutup layar ponselnya kesal dan melempar pelan ponselnya ke sisi kasur.

Hazel terlentang dengan tangan dan kaki yang di lebarkan. Hazel memainkan bibirnya sampai terdengar bunyi 'brrrrrr'.

"Bosen," gumamnya.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

"Nge-drakor ah~" Hazel beranjak dari kasur. Dia menapakkan kakinya ke atas karpet bulu berwarna pink tua.

"A— Aww." Hazel lupa kakinya terkilir. Hazel mendesis menahan ngilu.

But, You are My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang