16. Bioskop

1K 93 7
                                    

"Kemaren lo ngapain?"

Hazel yang sedang tengkurap, mem-pause drama korea di laptopnya. Kemudian, mendongak menatap Theon di depan kamarnya. "Ngapain apaan?"

"Lo inget semalem lo ketiduran di depan rumah kosong?"

"Oh ...." Hazel kembali pada laptopnya. Sambil melanjutkan tontonannya yang sempat terhenti, Hazel berkata, "Inget."

"Lo inget semalem gue gendong?"

"Inget."

"Semalem lo sadar kalo gue hampir encok akibat ngegendong lo sampe ke kamar?"

"Sadar."

"Terus kenapa gak bangun?"

"Males."

Theon mendecak heran pada adiknya. Kemudian, bertanya, "Boleh gue masuk?" Pertanyaan bunuh diri yang sangat bagus diajukan untuk cepat-cepat mengakhiri hidup.

"Masuk ke mana? Ke sini? Masuk aja," jawab Hazel tanpa melepas matanya dari tontonannya.

Theon sedikit tertegun. Tumben sekali Hazel tidak bersikap kasar padanya. Biasanya Hazel akan meneriaki setiap pergerakannya. Apalagi Theon akan memasuki daerah kekuasaannya.

Theon masuk dan duduk di kasur gadis itu. Cukup lama kesunyian merundungi mereka. Hanya ada suara dialog berbahasa korea dari laptop Hazel, dan terkadang Hazel terkikik di adegan yang menurutnya lucu.

"Zel ...." Akhirnya Theon memberanikan diri membuka suara. "Hm," jawab Hazel tak berpaling dari laptop.

"Apa alasan lo sampe mau ngelakuin itu?"

Hazel mengernyit tak mengerti. Dia kembali mem-pause tontonannya, lalu menatap Theon. "Ngelakuin apaan?"

"Itu ... ngasih makan kucing liar." Theon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "kok lo tiba-tiba mau ngasih makan kucing liar?"

"Tumben kepo." Hazel memicing curiga pada kakaknya. "lagian lo tau dari mana kalo gue ngasih makan kucing liar?"

"Ya ... lo beli makanan kucing berkantong-kantong sedangkan kita gak piara kucing, gak mungkin buat lo cemilin sendiri, kan?"

Hazel terheran-heran dengan Theon yang tiba-tiba jadi cerewet dan banyak tanya seperti ini. Yang Hazel kenal, Theon itu manusia yang paling irit kata di dunia. Kalau bisa dijawab dengan ekspresi, Theon lebih memilih menjawab pertanyaan dengan ekspresi dibanding repot-repot bicara.

"Mungkin aja tuh." Hazel mengedik. Benar-benar sekali Hazel ini. "kenapa lo tiba-tiba kepo gini sih?"

"Gue cuma khawatir aja."

"Khawatir?"

Theon mengangguk yakin. "Soalnya beberapa hari lalu, gue baca di internet, tanda-tanda orang mau meninggal itu si calon jenazah bakal ngelakuin hal yang di luar kebiasaan dia. Paling lambat seminggu menjelang ajal."

"Calon jena—" Hazel mengeram tertahan. Dia terpegun luar biasa. Dia menegakkan badannya ke posisi duduk menghadap Theon. "Lo ngatain gue mau mati, gitu?!"

But, You are My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang