7. Ikut Campur

1.1K 96 14
                                    

Reza, si ketua kelas, masuk ke kelas dengan wajah yang ceria. Pasalnya, dia membawa kabar gembira yang amat ditunggu-tunggu oleh seluruh penduduk sekolah.

Cowok itu berdiri tepat di depan meja guru sambil menopang badan dengan kedua tangannya.

"Pengumuman!" Reza mulai berteriak lantang dan menyebabkan seluruh siswa yang tadinya riuh dengan suara tak beraturan, jadi sunyi seperti kuburan. Reza menyeringai. "hari ini kita pulang cepat karena guru-guru lagi rapat."

"HOREEEE!!!"

"ALHAMDULILLAH!"

Teriakan dan tepuk tangan kebahagiaan meramaikan seisi kelas. Tak terkecuali dengan Hazel dan Mei. Mereka bersorak seakan baru saja memenangkan medali emas.

Tak lama kemudian, bel pulang berdering. Seluruh siswa mengemas barang-barang mereka yang sebenarnya belum satu pun buku keluar dari tasnya. Ken masuk ke kelas Hazel dan menjemput gadis itu untuk mengantarkannya pulang ke rumah.

"Yuk, Zel." Ken mengulurkan telapak tangannya sambil tersenyum hangat. Hazel menerima uluran tangan Ken.

"Gue duluan ya, Mei!" Hazel melambaikan tangannya pada Mei. Mei membalas Hazel dengan anggukan pelan.

***

Ninja merah milik Ken berhenti di depan rumah Hazel. Ninja Ken sangat tinggi dan kaki Hazel masih sedikit sakit, jadi Hazel butuh usaha ekstra untuk menapaki kakinya ke tanah. Ken membantunya turun dari motor.

"Rumah lo sepi?" tanya Ken tiba-tiba.

"Ehm ...." Hazel tampak berpikir. "paling ada pelayan gue. Kenapa?"

"Gue anter masuk ya?"

Hazel mengangguk malu-malu. "Boleh."

Ken turun dari motornya, menuntun Hazel memasuki rumah. Sampai di ruang tamu, Hazel memberi isyarat pada Ken untuk menunggu. "Tunggu bentar ya, Ken."

Ken mengangguk. Dia pun duduk di sofa panjang yang menghadap kaca besar yang langsung tembus ke halaman rumah.

Hazel masuk ke ruang keluarga dan mencari pelayannya. Dia bertemu Dira dan langsung meminta Dira untuk menjamu tamunya. Selagi Dira menyiapkan minum, Hazel ke toilet lantai bawah karena di sepanjang perjalanan tadi, dia menahan buang air kecil.

Setelah berapa lama, Hazel keluar dari toilet. Dia langsung berpapasan dengan Theon yang menatapnya lama. Entah apa yang Theon lihat.

"Apa lo liat-liat?!" Hazel menyentak dengan nada yang ketus. Theon mengernyit. Tangannya dia masukkan ke saku celananya. Dia pun berlalu menuju dapur tanpa merespon sentakan Hazel.

Hazel mendengus. Dia berjalan menuju ruang tamu untuk menghampiri Ken.

Hazel merapikan kemeja dan rompinya yang sempat berantakan. "Maaf lama."

Ken tersenyum ramah. Hazel duduk di samping Ken.

Theon berbalik arah. Cowok itu mengintai Hazel dan Ken karena Ken sempat membuatnya curiga.

Theon duduk di bangku besar di sudut ruang keluarga, berpura-pura meraih koran yang tergeletak di atas meja di sampingnya. Dari sana Theon bisa melihat mereka berbincang lama. Entah apa yang mereka perbincangkan.

Sesekali Hazel tertawa malu-malu. Gadis bertingkah seperti cewek manis nan pemalu. Berbanding terbalik dengan tingkah lakunya pada Theon yang selalu kasar.

Hingga akhirnya Hazel mengambil cangkir teh yang tadi diteteskan cairan oleh Ken. Theon tidak tahu cairan apa itu, tapi Theon yakin kalau itu bukanlah vitamin.

But, You are My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang