Perahu yang semula penuh, kini terasa longgar, Panji sudah bisa merebahkan tubuhnya dengan kesedihan yang ikut bersamanya.Rasa lelah, letih dan bertaruh nyawa telah mereka jalani sepanjang perjalanan.
Cuma dalam hitungan jari, mata Panji sudah terpejam, rasa lelah yang menderanya sudah tidak bisa lagi dia tahan.
Mata Panji terbuka, saat sinar matahari menerpa wajahnya.
" ternyata Danu sudah bangun "
Saat membuka mata, dia melihat Danu sudah duduk bersilah diujung perahu.
Perahu bergerak mengikuti kemana arus air mengalir, karena mereka sudah kelelahan, dan tidak lagi mendayuungnya, sementara perahu bergerak sendiri.
" kita akan langsung ke Majapahit Danu ? "
" aku pimpinannya disini, jadi tidak perlu kau beritahu"
Panji menangkap sesuatu yang sangat berbeda pada diri Danu amarta, perangai yang dia tunjukkan tidak seperti biasanya.
Panji cuma bisa mengamati gerak gerik Danu amarta, dia tidak bertanya apa yang sedang dipikirkan temannya tersebut, pasti jawabannya akan sana, tidak memuaskan hati.
Panji sudah tahu, jika posisi perahu yang mereka naiki, sudah mengarungi sungai Brantas, namun dia tetap diam.
" kita akan menepi dahulu "
Ucapan Danu amarta ini membuat Panji merasa heran, tapi dia tidak berprasangka buruk dari ucapan saudara sepupunya tersebut.
" di depan ada pelabuhan kecil, kita bersandar sebentar disana "
Para prajurit yang lain cuma saling berpandangan, mereka merasa heran dengan perintah Danu amarta ini.
Namun tidak ada yang berani bertanya, mungkin jawabannya sudah dapat diterka.
Secara perlahan perahu mulai menepi, tidak ada kegiatan layaknya sebuah pelabuhan di tempat itu, semua terlihat begitu sepi.
Ada beberapa perahu kecil yang tertambat disana, namun terlihat tidak ada orang sama sekali.
Cuma satu bangunan rumah bambu yang tertutup rapat, dan sepertinya tidak berpenghuni.
Danu amarta mendekati rumah tersebut, namun terlihat jika rumah itu tertutup rapat.
Namun terdengar suara tawa dari belakang rumah itu, dan muncul tujuh orang yang tidak dikenal sama sekali oleh Panji.
Saat mereka muncul, Panji langsung menilai jika mereka bukan orang baik baik.
" kenapa Danu berteman dengan orang seperti mereka ? "
Hal itu terlihat saat Danu amarta sangat senang bertemu dengan mereka, hal ini terlihat jelas dari senyum yang mengembang di wajahnya.
"apa kabar temanku Danu amarta ? "
Mereka langsung terlihat akrab, Panji mulai bertanya tanya.
" sejak kapan Danu kenal mereka ? "
Mereka terlihat berbincang serius, hal ini tertangkap dari raut wajah mereka.
"apa urusannya mereka dengan kita Danu ? "
"Aryo suro ini dulunya adalah prajurit majapahit seperti kita
"aku tidak tanya asal usulnya Danu,yang aku tanyakan apa urusan mereka dengan kita ? "
Danu amarta diam,dia cuma menundukkan pandangan sambil menggeleng gelengkan kepala disertai senyum yang mengembang dari bibirnya.
"Panji...Panji,apa yang kau cari di majapahit?,nama besar atau kekayaan,dan apapun yang kau cari di majapahit kamu tidak akan pernah bisa mendapatkannya Panji"
Panji merasa heran dengan apa yang dikatakan oleh Danu amarta, kenapa dia berkata seperti itu ?.
Namun dibalik itu semua, dia benar benar tidak mengerti apa yang Danu amarta rencanakan.
" ada urusan apa dengan mereka Danu ? "
"sederhana Panji, aku dan temanku Aryo suro akan membawa surya Majapahit ini "
" kau gila, ini misi kita kenapa kau serahkan pada orang lain ? "
" jangan bodoh Panji, aku akan menjual surya Majapahit ini pada orang asing "
" apa aku tidak salah dengar Danu ? "
" tidak, ada orang asing yang akan membelinya "
Sejenak Panji terdiam, dia benar benar tidak menyangka dengan apa yang Danu amarta lakukan.
" dengar Panji,orang asing itu mau membeli dengan harga yang sangat tinggi,sepuluh tahun pengabdianmu pada majapahit,tidak akan mampu mendapatkannya "
" kau gila,aku tidak akan membiarkannya "
" sadar Panji, kau prajurit baru, dan Majapahit akan terlibat perang saudara "
" apapun yang kau katakan, aku tidak akan melepaskan benda ini "
" kau memang gila Panji, hatimu sudah diselimuti pengabdian dan kesetiaan tanpa mau melihat kenyataan "
KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria Majapahit Panji Raka Jaya
Ficción históricaPanji raka jaya,seorang prajurit majapahit yang begitu setia mengabdi dan mendharma baktikan hidupnya untuk majapahit.tanpa melihat majapahit yang sedang dilanda kemerosotan dan menuju kehancuran. baginya majapahit tetaplah kerajaan besar,dan tidak...