" blar........"Bunyi itu terdengar cukup keras, bahkan saking kerasnya, bisa memecahkan gendang telinga.
Bahkan ada diantara mereka yang langsung menutup telinganya, walau terlihat lucu, karena bunyi telah berlalu.
Mereka tidak menduga, jika muncul suara yang begitu menggelegar, hingga Panji sendiri harus terduduk dengan menutup kedua telinganya.
Walau dalam posisi seperti ini, Panji tetap waspada, dan terus mengamati setiap gerakan lawan yang dihadapannya.
Sekilas dia juga melihat kapal Jalak setro yang sebelah kiri atas hancur.
" Bagaimana kalau senjata ini kena manusia ?, pasti hancur berkeping keping, dari mana mereka mendapatkan senjata yang menyerupai anak panah Basudewa Krisna ini ? "
Pikir Panji.
" aku harus merebut senjata yang mirip anak panah Basudewa Krisna itu "
Lanjut Panji.
Kembali dengan keris terhunus ditangan, Panji berdiri dengan tegak, dan telah siap untuk bertarung kembali.
Tapi ada yang mengherankan bagi Panji, beberapa orang yang sebelumnya bersiap untuk bertarung, tiba tiba pergi.
" ayo, kita habisi orang Jawa ini "
Ucap salah satu diantara mereka, yang kini jumlahnya tinggal lima orang.
" majulah kalian semua "
Kembali salah satu diantara mereka langsung mengayunkan pedangnya pada Panji.
Dengan sigap kerisnya langsung menangkis, dan langsung balas menusuk orang tersebut, seketika dia langsung tersungkur.
Keris Panji seolah olah haus akan darah, dan satu demi satu mereka mulai bertumbangan.
" senjata itu "
Tanpa Panji sadari, kemana kakinya bergerak, moncong senjata selalu mengikuti dirinya.
Panji terbantu dengan gerakan kapal yang naik turun, hal ini yang membuat bidikan orang tersebut sangat susah untuk tepat sasaran.
" dor...."
Bunyi itu sangat mengejutkannya, dengan cepat dia langsung merunduk.
Panji merasakan rasa perih di lengannya, ternyata ada rembesan darah.
" aku kena senjata mereka "
Panji mendekap lengan kanannya yang mengeluarkan darah, dan sekilas terlihat kapal Jalak setro bergerak dengan cepat untuk mendekat.
" ha' um navio se aproximando "
Panji mendengar teriakan tersebut, walau dia tidak tahu artinya.
Namun rasa perih kian tak tertahankan di lengannya, dia sandarkan tubuhnya.
" apakah hari ini aku harus mati ? "
Panji hampir menyerah dengan keadaan dirinya saat ini.
rasa yang sebelumnya hampir, kini berubah menjadi pasrah." bagaimana ini Jalak setro ?"
Tiba tiba orang itu sudah berdiri didepan Panji, dan moncong pistol telah berada tepat di kepalanya.
" berdoalah kepada Tuhan mu, tapi aku yakin, kamu tidak kenal Tuhan "
" blar..."
Bunyi itu terdengar kembali, dan Panji cuma bisa menghela napas, dalam hati dia berpikir, jika kapal Jalak setro pasti hancur.
Orang yang menodongnya sekilas melihat kapal Jalak setro, dan dia langsung tertawa.
" saatnya kau mati "
" brak...."
Terjadi goncangan hebat, dan orang tersebut langsung terpental.
" ini kesempatan "
Orang tersebut terlempar dalam posisi pistol terlepas dari genggaman.
tangan kanan Panji meraih keris yang semula tergeletak dilantai kapal, dan langsung melompat menusuk orang tersebut." ternyata takdir yang tertulis untukku adalah masih hidup orang asing "
Panji baru menyadari, jika guncangan keras tadi ditimbulkan oleh kapal Jalak setro yang menabrak kapal Portugis.
Anak buah Jalak setro yang tersisa langsung berlompatan keatas kapal, dan membunuh para awak kapal Portugis.
" surya Majapahit "
Dengan langkah tertatih menahan sakit, Panji masuk kedalam kapal.
semua perabotan yang ada di dalamnya dia acak acak." oh... syukurlah, aku bisa kembali ke Majapahit "
" tidak semudah itu Panji "
KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria Majapahit Panji Raka Jaya
Historical FictionPanji raka jaya,seorang prajurit majapahit yang begitu setia mengabdi dan mendharma baktikan hidupnya untuk majapahit.tanpa melihat majapahit yang sedang dilanda kemerosotan dan menuju kehancuran. baginya majapahit tetaplah kerajaan besar,dan tidak...