Bajak Laut Jalak Setro

284 20 0
                                    


Layar mulai terkembang, hembusan angin laut kian membawa kapal menjauhi pelabuhan, dan secara perlahan kapal mulai hilang dari pandangan.

" kapal telah berangkat...."

Suara Satyo terdengar sangat kencang dan membangunkan para prajurit Majapahit.

" telik sandi goblok, kenapa kau baru teriak saat kapal asing itu berangkat ? "

Ucap Panji yang sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya kepada Satyo.

Satyo cuma terdiam, dalam pandangannya dia telah berkerja keras untuk menemukan kapal ini.

Satyo juga mengerti, jika Panji sangat marah kepadanya, karena lewat benda itulah, masa depan prajurit Panji dipertaruhkan.

Panji tidak menghiraukan Satyo, karena tidak ingin kehilangan kapal buruan tersebut, dia langsung mendorong perahu yang ada di dekatnya.

Terombang ambing, itulah yang kini dialami oleh Panji, dia cuma mendayung perahu tanpa mengerti arah.

Semuanya gelap, cuma ada suara ombak yang terdengar, tidak ada cahaya untuk bisa melihat.

" kemana mereka, dan sekarang aku dimana ? "

Tidak ada yang bisa dilakukan, cuma pasrah akan semuanya kini, dan pada akhirnya Panji tertidur.

" brak....."

Tubuh Panji hampir terlempar jatuh kelaut, seketika itu pula dia langsung terbangun.

Tawa keras langsung terdengar dari atas kapal yang menabraknya.

Panji merasa heran, kenapa para pelaut itu tertawa saat menabrak perahunya, bukannya menolong ?.

" ijinkan aku naik ke kapal kalian "

" hey...teman teman, ternyata dia belum mati "

Suara tawa mereka kembali terdengar ditengah suara gelombang lautan.

" ijinkan aku naik ke kapal kalian "

Panji mengulangi permintaannya, tali terjulur langsung kebawah.
Panji memegangnya, namun mereka tidak menariknya.

" ayo naiklah "

Tanpa pikir panjang lagi, Panji memanjat kapal tersebut dengan bergelantungan lewat tali.

Perjuangan Panji untuk naik ke kapal berhasil, tapi ada yang mengusik pikirannya.

" muka Jawa, tapi kenapa tidak ada keris di pinggangnya ? "

Seseorang dengan pedang yang ujungnya menyentuh lantai kapal mendatangi Panji.

" kau nelayan ? "

" bukan, aku tersesat "

" tidak ada orang tersesat di lautan goblok "

Dengan pedang yang masih menyeret di lantai kapal, orang itu berjalan memutari Panji.

" kamu punya apa ? "

" aku tidak punya apa-apa "

" dasar miskin "

Seraya tangannya mendorong Panji dengan kuat, seketika itu juga tubuh Panji langsung jatuh ke lantai kapal.

" sudah, bunuh saja dia "

Merasa keberadaan Panji tidak ada artinya bagi mereka.

Pedang itu ujungnya telah terangkat keatas, dan telah siap diayunkan kebawah, untuk menebas leher Panji.

" apapun keyakinanmu berdo'alah, semoga kamu akan mendapatkan tempat terbaik dialam sana "

Pedang langsung mengayun kebawah, menyadari ada yang mengancam jiwanya, Panji langsung menghindarinya.

" aku masih belum mau mati"

" heladalah, lolos "

Panji langsung bangkit, sementara orang itu dengan tenangnya mendatanginya dengan pedang yang masih terhunus.

" jangan harap kau bisa lolos dariku "

Pedangnya kembali dia tebaskan pada Panji, namun kini dia yang mengalami hal yang tidak diduga sebelumnya.

Tebasan pedang itu mengenai ruang yang kosong, dan Panji langsung membalas serangan orang tersebut.

Sebuah tendangan yang cukup keras, mendarat telak di wajahnya, seketika itu juga tubuhnya langsung ambruk.

Semua mata yang ada di kapal tersebut langsung dibuat terhenyak oleh Panji.

Ksatria Majapahit Panji Raka Jaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang