Tiap kapal yang bersandar, pasti ada warna bendera, hal ini juga berlaku bagi semua kapal yang masuk wilayah Majapahit.Setiap orang yang dia rasa bukan orang Jawa, tidak akan luput dari pengamatan dirinya.
Merasa tidak ketemu apa yang dia cari, atau hal yang mencurigakan, Panji mulai ngawur.
Mungkin karena panik, atau waktu yang terus berjalan, Panji bertindak diluar batas pada para pedagang asing di pelabuhan Gresik.
Tindakannya sudah sangat meresahkan bagi mereka yang baru bersandar di sana.
Panji mulai membuat kekacauan, akal sehat dirinya mulai kalah, berganti dengan amarah yang menjadi jadi.
Hal ini memancing para prajurit penjaga pelabuhan bertindak.
Dengan bersenjatakan tombak, sejumlah prajurit langsung mengepung Panji.
Ternyata diantara para prajurit pengepung dirinya, ada sosok prajurit yang dia kenal.
Melihat orang tersebut, Panji langsung menghaturkan hormat kepadanya, layaknya bawahan kepada junjungan,namun yang terlihat sungguh diluar perkiraan.
Orang tersebut mempercepat langkahnya dengan raut wajah penuh amarah, tangan kanannya langsung menarik keris yang ada dibalik punggung dan siap untuk menusuk Panji.
Tanpa basa basi, tangan kirinya langsung mencengkeram leher Panji dengan kasar.
" berhari hari aku mencarimu, sekarang kau sudah berdiri di hadapanku"
" bukan aku pelakunya, Danu amarta pelakunya "
" kau dan Danu amarta mengkhianati kepercayaan ayahku, padahal kalian berdua sudah dianggap seperti anak sendiri "
" kau boleh membunuhku, tapi dengarkan dulu penjelasanku "
" apa yang akan kau jelaskan ? "
Apa yang dia alami dari awal perjalanan hingga akhir Panji ceritakan.
Tidak ada satupun peristiwa yang terjadi di lewatkan begitu saja olehnya, karena dirinya juga berharap dapat ampunan lewat cerita yang disampaikan.
Mahesa ranu terdiam, otaknya berpikir untuk menimbang nimbang cerita Panji.
Meskipun dekat dengan Panji, dia tidak ingin langsung mempercayai begitu saja.
" untuk saat ini, kau ikut denganku, tapi untuk mempercayai ceritamu, itu urusan nanti "
Untuk sementara waktu, Panji merasa lega bisa bergabung dengan Mahesa ranu.
Walau demikian tidak semua prajurit yang bersama Mahesa ranu setuju.
" kenapa anda mempercayai Panji tuan Mahesa ? "
" untuk saat ini, aku butuh dia guna menunjukkan dimana Danu amarta berada "
Mahesa ranu dan sejumlah prajurit Majapahit, telah cukup lama di pelabuhan Gresik, namun hingga sejauh ini belum ada tanda tanda akan keberadaan Danu amarta.
Panji sudah mengerti, jika Mahesa ranu tidak percaya begitu saja kepada dirinya.
Apapun yang dia lakukan, selalu ada yang mengawasi segala tindak tanduknya.
" aku bisa hidup sampai hari ini, itu sudah membuatku bersyukur "
Ucap Panji dalam hati, baginya saat ini cuma satu, membuktikan jika dirinya tidak bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria Majapahit Panji Raka Jaya
Fiksi SejarahPanji raka jaya,seorang prajurit majapahit yang begitu setia mengabdi dan mendharma baktikan hidupnya untuk majapahit.tanpa melihat majapahit yang sedang dilanda kemerosotan dan menuju kehancuran. baginya majapahit tetaplah kerajaan besar,dan tidak...