" prajurit muda ini, kemampuannya tidak bisa aku remehkan "Ujar Gagak soca, karena baru kali ini dia mendapat lawan yang sepadan.
" kita lanjutkan Gagak soca "
Gagak soca sempat terdiam, tapi dia langsung menyadari hal tersebut, karena seorang ksatria tidak boleh menunjukkan rasa takut didepan lawannya.
" ayo kita lanjutkan "
Dia berharap kali ini Panji agak lengah, sehingga dia dengan cepat bisa menyerangnya.
Kapak yang semula tertancap di pohon, langsung dia raih dan dilemparkannya untuk kesekian kalinya kearah Panji.
Panji sempat berpikir untuk menangkapnya, namun tiba tiba dia berubah pikiran.
Menunduk dan langsung balas menyerang, itu yang tiba tiba hadir dibenak Panji.
Begitu Panji berhasil lolos dari lemparan kapak Gagak soca, apa yang sebelumnya ada dipikirannya langsung diterjemahkan dalam gerakan.
Kadang pemikiran tidak sejalan dengan kenyataan, belum sempat Panji sampai pada Gagak soca, kapak yang berputar itu telah kembali kepada pemiliknya.
Kapak telah tergenggam, dan serangan dengan cepat dia lakukan.
" mampus kau..."
" oh.....ini tidak mungkin "
Langkah kaki Panji terhenti, tatkala Gagak soca dengan kapaknya telah mendahului menyerangnya.
Posisi yang semula menyerang, kini mendadak berganti menghindar.
Lompatan Gagak soca begitu tinggi, gerakan tangannya terlihat jelas, jika dia akan mengayunkan kapak tersebut dengan sekuat tenaga.
Melompat kebelakang, cuma itu yang ada dipikiran Panji saat ini.
Serangan Gagak soca saat ini, tidak bisa disamakan dengan serangan yang sebelumnya.
Gerakan dirinya lebih bertenaga, dan terasa lebih kuat, hal ini membuat Panji harus berhati-hati.
" dia jauh lebih kuat dari sebelumnya ''
Kapak itu mengayun begitu cepat, dan Panji tidak ada pilihan lain, selain terus bergerak untuk menghindari.
Saat ada sedikit waktu yang tepat, Panji langsung mengeluarkan jurus tapak bumi.,ternyata Gagak soca sudah membaca jurus tersebut.
Saat telapak tangan Panji menyentuh tanah, pada saat itu juga Gagak soca langsung melompat ke udara.
" apa yang harus aku lakukan ? "
Panik, bingung, cuma itu yang Panji rasakan saat ini, dia belum mampu untuk menemukan cara guna menghadapi orang ini.
" pukulan naga, cuma cara itu yang bisa aku lakukan "
Jurus tapak bumi yang Panji miliki, sekarang sudah tidak bisa lagi diandalkan.
Cuma jurus pukulan naga yang Panji rasa bisa dipergunakan untuk saat ini, tapi masalahnya dia belum menguasai jurus itu.
" semoga kali ini berhasil "
Panji mencoba mengatur pernapasan, dia fokus untuk mengalirkan semua tenaga ke tangannya.
Gagak soca mengerti, jika Panji diberi sedikit ruang, maka dengan cepat dia akan mengeluarkan jurus andalannya, tapak bumi.
Gagak soca sudah sangat yakin, jika pertarungan ini cuma tinggal menunggu waktu bagi kemenangan dirinya.
" ini akan menjadi serangan terakhirku prajurit muda.."
Tubuhnya melompat,dan kapak dalam genggaman siap untuk mengayun.
Panji melepaskan sebuah pukulan yang terlihat jelas oleh Gagak soca, sebuah sinar melesat kearah dirinya.
" oh....sial.."
Lesatan cahaya itu ditangkis dengan kapaknya, namun akibat yang ditimbulkan tidak dia duga.
Tubuhnya terdorong kebelakang, dan langsung jatuh ketanah.
Tidak ingin mendapat malu, Gagak soca langsung bangkit dan bersiap melanjutkan pertarungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria Majapahit Panji Raka Jaya
Fiksi SejarahPanji raka jaya,seorang prajurit majapahit yang begitu setia mengabdi dan mendharma baktikan hidupnya untuk majapahit.tanpa melihat majapahit yang sedang dilanda kemerosotan dan menuju kehancuran. baginya majapahit tetaplah kerajaan besar,dan tidak...