Keris panjang yang semula terselip dibalik punggung, kini sudah dalam genggaman.Langkah kuda mereka terhenti, terlihat mereka satu persatu mulai bermunculan dari balik pohon.
" lari dari pertempuran, bukan sikap ksatria "
Ujar pria yang dari tadi masih membakar daging binatang, seolah olah dia sangat tenang dengan situasi yang dia hadapi saat ini.
Dia terlihat tenang bukan tanpa alasan, jumlah prajuritnya lebih banyak dari prajurit Majapahit yang bersama Mahesa ranu.
" aku bukan pengecut Gagak soca "
Dalam posisi terjepit, tidak ada hal yang dapat dilakukan oleh Mahesa ranu selain melawan.
" ini posisi yang sulit bagi kita Mahesa "
" diam kau Panji, aku sedang berpikir "
Ujarnya dengan nada tinggi kepada Panji.
Sejenak dia terdiam, namun otaknya berpikir menghadapi situasi ini, sementara dilain sisi, merasa lawan takut, dan kemenangan sudah ada di depan mata, Gagak soca tersenyum sambil menikmati daging bakarnya.
" serang......"
Dalam situasi ini, tidak ada kata lain, selain serang, ucapan itu langsung terdengar lantang dari Mahesa ranu.
Para prajurit Majapahit langsung bergerak dengan kuda mereka menyerang para prajurit Wirabhumi.
Tapi ini bukan medan terbuka, ada kesulitan yang harus mereka hadapi dengan kuda kuda mereka sendiri.
" turun dari kuda kalian "
" kau bukan pimpinan disini Panji, jadi jangan memberi perintah "
Panji melompat dari atas kuda, ternyata para prajurit yang melakukan hal yang sama.
Dengan keberanian yang dia miliki, Panji berhasil merobohkan dua orang prajurit lawan.
Namun pada sisi yang lain, ada beberapa prajurit Majapahit yang mulai kewalahan menghadapi mereka.
Gagak soca yang semula merasa yakin atas kemampuan para prajuritnya, kini mulai menyadari, jika para prajurit Majapahit ini tidak bisa dipandang remeh.
Dengan cepat tangan kanannya meraih kapak yang semula tergeletak di tanah, dan langsung dilempar kearah Mahesa ranu.
Dengan berputar, kapak itu melesat dengan cepat kearah Mahesa ranu.
" kapak trisula sakti "
Sempat terkejut melihat kapak senjata andalan Gagak soca itu mengarah kepada dirinya, dengan cepat Mahesa ranu menghindarinya.
Kapak itu berputar dan kembali kepada pemiliknya, saat itu juga Gagak soca langsung melompat dengan mengayunkan kapaknya kepada Mahesa ranu.
" mati kau anak Danang wirtana..."
" oh.....sial...."
Mahesa ranu sempat terkejut melihat Gagak soca yang menerjang kearahnya, dengan sigap dia langsung menangkis ayunan kapak Gagak soca.
" oh.....ini bahaya "
Ungkap Mahesa ranu
.
Dia merasakan begitu kuatnya tenaga Gagak soca, sehingga tangannya bergetar saat menangkis kapak tersebut dengan keris.Merasa diatas angin, Gagak soca kian membabi buta dalam menyerang Mahesa ranu.
Meski dalam keadaan terdesak, Mahesa ranu berusaha keras untuk bisa memberikan perlawanan.
" ini gawat, serangannya tidak berhenti "
KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria Majapahit Panji Raka Jaya
Historical FictionPanji raka jaya,seorang prajurit majapahit yang begitu setia mengabdi dan mendharma baktikan hidupnya untuk majapahit.tanpa melihat majapahit yang sedang dilanda kemerosotan dan menuju kehancuran. baginya majapahit tetaplah kerajaan besar,dan tidak...