Kapal Jalak Setro 2

287 18 0
                                    

Panji menggeleng gelengkan kepala, ada yang terasa berat di kepalanya, dia langsung bangkit, walau terasa ada yang mengganjal dalam tubuhnya.

Anak buah Jalak setro cekikikan melihat apa yang dialami Panji, bagi mereka itu lucu, namun bagi Panji itu sama sekali tidak lucu.

" bagaimana sekarang ? "

" terasa lebih baik "

" untung kamu tidak aku lempar kelaut "

Panji menatap lautan, tidak terlihat daratan sama sekali, kini dia menyadari, jika langkah yang dia tempuh sudah sangat jauh.

" ada kapal terlihat.."

Teriak anak buah Jalak setro dianjungan, saat ujung layar kapal didepan mereka terlihat.

Kecepatan kapal Jalak setro sudah tidak diragukan lagi, Panji memang belum mengenalnya, namun bagi para pelaut yang melintasi laut Jawa, nama Jalak setro sudah cukup ngeri untuk didengar.

" ada kapal di depan...."

Jalak setro dan Panji sangat senang mendengar jni, hal ini menandakan, jika buruan mereka sudah dekat.

" pastikan layarnya "

" kayu menyilang.."

" ayo cepat.., cepat.."

Panji dalam kebimbangan antara yakin dan tidak, gambaran yang dia dapatkan cuma dari Danu amarta, dan Aryo suto.

Meski jarak kedua kapal masih jauh, namun besarnya latar kapal yang didepan sudah bisa terlihat, meski tidak jelas betul.

Kayu menyilang, dengan gambar yang terpampang jelas dilayar mereka.

" ada meriam..."

" jaga jarak, jaga jarak "

Panji merasa heran dengan kepada Jalak setro, kapal yang terlihat, dan bisa mereka kejar, jutru Jalak setro menurunkan satu layar, artinya memperlambat laju kapal.

" apa mungkin kapal ini ? "

Panji kembali bertanya pada dirinya, tapi nalurinya mendorong untuk meyakinkan dirinya, jika memang kapal yang didepan itu yang dia cari.

" Jalak setro, kenapa kau melambatkan laju kapalmu ? "

" aku tidak ingin mati "

" apa yang kau takutkan ? "

" meriam mereka goblok "

" apa hebatnya meriam itu ?"

Jalak setro tidak menjelaskan, namun dia merasa sangat kesal dengan ketidak mengertian Panji.

Dalam pandangan Panji, jarak kapal keduanya masih jauh, namun ada teriakan teriakan keras dari kapal yang mereka kejar.

" fique longe do meu navio ou eo vou atirar em vorce' "

Jalak setro mengepalkan tangan keatas, dengan cepat anak buahnya menurunkan layar yang satunya.

Panji tidak mengerti arti teriakan tersebut, namun sudah membuat Jalak setro takut.

" apa maksudnya orang itu ?"

" aku sendiri tidak tahu Panji "

" lalu kenapa kau ikuti perintah mereka ? "

" meriam itu diarahkan kesini, dan menandakan kita tidak boleh dekati mereka "

" oh...., senjata macam apa itu ? "

Tidak ingin buruannya kabur, Panji mengambil tindakan sendiri.

Dengan sebatang kayu papan yang dia temukan di kapal Jalak setro, Panji langsung melompat ke dalam laut.

" hey..., kau bisa berpikir waras atau tidak ? "

Sesuatu yang dirasakan tidak mungkin, coba Panji lawan dengan tekad dan keberanian.

Tubuhnya terseret arus ombak kesana kemari, namun apa yang tertanam dalam jiwanya, mendorong keras dirinya untuk sampai ke kapal tersebut.

Ksatria Majapahit Panji Raka Jaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang