Kapal Portugis

287 17 1
                                    


Susah payah Panji mencoba untuk mendekati kapal tersebut, saat terasa sudah dekat, namun tiba tiba gelombang laut menyeretnya.

Entah darimana idenya, tiba tiba anak buah Jalak setro memanah kapal tersebut dengan tali dubusur anak panahnya.

Tidak diketahui oleh awak kapal Portugis, saat anak panah tersebut menancap pada kapal kayu mereka.

Dengan tali yang terombang-ambing gelombang, Panji berhasil meraihnya, dan bergerak mendekati kapal.

Jalak setro terlhat sangat cemas akan hal ini, tapi bukan mencemaskan Panji, yang dia takutkan saat tindakan Panji dipergoki mereka, yang sudah pasti meriam mereka akan menyalak ke kapal Jalak setro, dan bisa berakhir karir bajak lautnya hari ini.

" berdo'alah, supaya Panji selamat "

Pinta Jalak setro kepada salah satu anak buahnya.

" apa yang harus aku ucapkan ? "

Jalak setro langsung melotot pada anak buahnya tersebut.

" kamu punya agama apa tidak ? "

Anak buahnya cuma diam, namun sorot matanya seolah balik bertanya kepada Jalak setro.

Tangan Panji sudah menyentuh lambung kapal, namun perjuangan untuk sampai keatas kapal, belum selesai.

Entah sudah berapa banyak air laut yang dia minum, kini dia harus bisa memanjat kapal tersebut.

" bagaimana ini ?."

Panji mencoba untuk sejenak berpikir bagaimana caranya agar bisa naik keatas kapal.

" aku tidak boleh menyerah"

Jari jemari Panji dengan mencengkeram ujung kapal, dengan cara ini dia berharap bisa naik keatas.

Perlu usaha yang keras untuk bisa naik keatas, dan dengan perjuangan yang tidak kenal kata menyerah, akhirnya dia berhasil.

Belum sempat Panji naik ke atas kapal, sebuah sambutan yang tidak dia duga langsung terjadi,

" oh....sial..."

Ayunan pedang itu berhasil dia hindari, dengan menghentakkan kakinya pada kapal, dia berhasil melompat keatas.

Tanpa basa-basi, orang berkulit putih itu langsung mengayunkan pedangnya kepada Panji.

Panji berusaha berkelit menghindari setiap sabetan pedang, tapi tanpa dia sadari, satu persatu awak kapal asing tersebut telah berkumpul.

Tak ingin berlama-lama berurusan dengan lawannya, Panji langsung mencabut kerisnya, dan menghabisi lawannya tersebut.

" dor.."

Bunyi terasa memekakkan telinga, dan naluri Panji membimbingnya untuk menghindari.

" apa itu ? "

" dor.."

Setiap benda itu berbunyi, Panji langsung bergerak untuk berpindah tempat.

" mate ele "

Seru orang yang memegang senjata itu kepada yang lainnya, mereka langsung mengurung Panji dengan pedang yang terhunus.

Panji menghadapi situasi yang sulit, dalam kepungan belasan orang, dan gerakan kapal yang naik turun, tentu dirasa tidak mudah dalam menghadapi pertarungan.

Panji berharap pada Jalak setro dan anak buahnya, tapi itu tidak bisa diharapkan untuk saat ini, terlihat jelas, jika kapal Jalak setro masih belum juga bergerak mendekat.

" tidak ada yang bisa aku harapkan, selain diriku sendiri "

Keris tergenggam erat, dan Panji siap untuk bertarung melawan mereka.

Salah satu diantara mereka langsung maju mengayunkan pedangnya, Panji menangkis dengan keris dan balas menyerang.

Cuma dalam satu gerakan, keris Panji sudah bersarang dalam perut lawannya tersebut.

Ksatria Majapahit Panji Raka Jaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang