03. Kak Dion

443 70 3
                                    

"Ko, suruh Mas Bri atau Kak Dion aja yang jemput gue." ucap gue dengan nada frustrasi.

Sekarang jam pulang sekolah dan gue sedang berada di warung yang biasanya di jadikan tempat tongkrongan anak-anak lain yang letaknya berada di samping sekolah untuk menunggu Koko, sehabis ini gue harus segera pergi ke tempat bimbel.

Tapi, berhubung tempat bimbel dan sekolah gue punya jarak yang cukup jauh, biasanya Koko selalu menyempatkan diri untuk menjemput gue dari sekolah dan mengantar gue ke tempat bimbel.

Kemarin-marin Koko gak pernah terlambat jemput gue di sekolah atau di tempat bimbel, tapi akhir-akhir ini Koko kelihatan lagi sibuk banget.

"Brian gak bisa, tapi kalo Dion belum gue kabarin. Gue telepon dulu, deh."

Gue berdecak sembari mematikan sambungan telepon. Sedikit kesal karena Koko yang gak pernah membolehkan gue untuk menggunakan jasa ojek online, hanya karena gue pernah kesasar dan buat abang tukang ojeknya pusing karena gue menunjukan arah yang selalu salah. Tapi untungnya saat itu gue kebetulan bertemu dengan Bang Wisnu yang menawarkan diri untuk mengantar gue.

Gue pun gak punya kontak temen Koko yang biasanya akan menjemput gue untuk menggantikan Koko jika dia sedang sibuk seperti sekarang.

Gue sekarang jadi kayak orang oon yang diam di pinggir jalan. Gue kira Koko udah nunggu di depan gerbang, ternyata saat gue telepon dia masih di kampus dan masih ada urusan. Kalau tau gitu, tadi lebih baik gue minta nebeng dengan temen sekelas.

Gak lama, ponsel gue bergetar menampilkan nama Koko pada layar ponsel gue.

Koko: Tunggu di sklh, jngn kmn mn
Koko: Dion otw.

Jia: Ok

Gue pun memutar badan dan berjalan untuk menuju ke dalam warung, mengambil salah satu minuman dingin di kulkas.

"Neng Raya tumben istirahat tadi gak ke sini," sapa Bu Nur saat gue membayar minuman gue.

Gue pun tersenyum, "Ada gangguan dari orang aneh tadi, Bu, di kelas."

Bu Nur tertawa jenaka, "Masa?... Si Koko tumben belum keliatan?"

"Lagi gak bisa jemput, Bu. Di jemput sama temennya Koko."

Bu Nur hanya membulatkan bibirnya dan mengangguk paham. Kemudian dia menyuruh gue duduk di kursi di antara anak-anak kelas lain dari sekolah gue, tapi tetep aja gue gak kenal mereka. Jadi gue memilih untuk memundurkan kursi itu sedikit menjauh dengan memainkan ponsel.

Gue melihat jam di ponsel gue dan berdecak setelahnya.

1:58 pm.

Ini bukan hanya sekedar terlambat untuk gue pergi ke tempat bimbel, tapi terlambat banget. Bimbel seharusnya di mulai jam 1 lewat 45 menit, sedangkan sekarang gue masih nunggu Kak Dion untuk jemput. Lebih baik gue langsung pulang ke rumah, karena kalau maksa untuk ke tempat bimbel pasti gue di sana hanya sebentar mengingat bimbel gue di lakukan selama satu jam.

Akhirnya tanpa menunggu lama gue pun membuka ruang obrolan dengan Koko, di samping karena kesal itu juga sebagai penghalang kebosanan gue menunggu.

Jia: Ko..... Gue telat bimbel
Jia: Kesel:"(
Jia: Nunggu sendiri macem orang oon.
Jia: Kalo gak bisa jemput tuh ngomong, jangan gini.
Jia: Mati kebosenan gue.
Jia: Pokoknya nanti malem harus beliin gue martabak
Jijiaa: Awas kalo enggak.

Gue mematikan ponsel gue setelahnya dan meminum minuman gue yang berwarna putih keruh, alias pocari sweat.

Beberapa saat kemudian, ponsel gue nyala kembali dengan menampilkan pesan dari Koko di sana. Ada tiga pesan.

Possessive Bro • JaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang