16. Laptop Brian

292 49 9
                                    

Jae keluar kamar dengan keadaan yang segar, ia sudah berpenampilan rapih dan berniat keluar sebelum suara sang adik menginstrupsi.

"Koko...."

Jae menghela napasnya dan berhenti, menunggu Jia menghampiri.

"Anter Jia beli makan,"

"Mau beli apa?"

"Mau beli nasi goreng sama jus manga..."

Jae mengangguk, kemudian berjalan keluar rumah. Jia menyusul, dan berhenti mendadak saat ia mendapati Jae berbalik menatapnya.

"Lo di rumah aja, biar gue yang beli." Jia bingung, tapi tidak urung untuk mengangguk dan menuruti kata-kata Jae untuk menunggu di rumah.

....

Jae menghela napasnya saat ia sedang duduk bersandar pada sofa ruang tengah rumah Brian. Tadi setelah membelikan apa yang di ingin Jia, Jae langsung meluncur ke sini karena memang sudah janji.

Sandi menepuk bahunya, dan duduk disebelahnya. Sengaja, karena Jae yang diam saja saat datang. Brian dan Wisnu sudah sibuk sendiri dengan playstation. Dan Dion belum ada kabar sama sekali.

"Bete mulu lo." Jae tersenyum simpul. "Ada apa?"

"Temen lo tuh, gak ngambil kesempatan sama sekali."

"Brian?" tebak Sandi, karena Jae memang lebih dekat dengan Brian. "Atau Wisnu?"

Jae menggeleng, "Dion."

"Tumben?" Sandi keheranan, sebab jarang sekali Jae ada masalah dengan Dion. Jikapun ada itu pasti masalah sepele yang tidak akan Jae pikirkan sampai seperti ini. Kecuali masalah kemarin, karena itu bersangkutan dengan adik kesayangan Jae.

Semua temannya tau, Jae berusaha untuk selalu menjaga adik kesayangannya itu.

Jae tidak menjawab, ia hanya melepas jaket yang masih di kenakan dan meminum minuman yang disediakan oleh tuan rumah, -Brian.

Sandi pun memilih diam, membiarkan Jae dengan pikirannya sendiri. Nanti juga kalau sudah muak di pendam, Jae akan mengeluarkan sendiri apa yang mengganjal di hatinya.

****

Gue terlonjak kaget waktu ponsel gue berbunyi dan menampilkan nama Gitta. Hampir lupa kalau sore ini ada janji dengan dia untuk nonton drama korea bareng, mengingat besok adalah hari minggu. Tapi sayangnya minggu ini gue gak bisa nginap dirumah Gitta, karena besok dia ada acara keluarga. Bareng Mas Bri juga katanya. Gue bergegas mengangkat telepon itu dan memintanya untuk jemput gue dirumah.

Setelah setengah jam, Gitta beneran jemput gue di rumah dan ngajak gue mampir sebentar ke minimarket hanya untuk beli camilan.

Saat sampai di rumahnya dan berniat untuk membuka pintu, Gitta berdecak pelan yang buat gue mengerutkan alis. Menatap Gitta dengan pandangan bertanya dan menuntut jawaban.

Gitta melirik sebentar keberadaan rumah di depannya, yang gue tau adalah rumah Mas Brian.

"Ibu pergi, dan gue lupa minta kunci." Gitta memutar badanya menjadi menghadap gue, "Pasti di titipin ke manusia purba di depan.."

Gue mengikuti arah pandang Gitta yang menatap rumah Mas Bri, sedikit kaget juga karena gue lihat motor Koko di sana.

"Lagi pada ngumpul ya?" tanya gue. Gitta mengangguk ragu.

Possessive Bro • JaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang