Pagi ini cuaca sangat cerah, secerah hati Adelia. Perawat muda yang baru beberapa bulan yang lalu mengabdikan diri di salah satu Rumah Sakit terkenal. Rumah Sakit Brawijaya Group.
Hari ini Adelia mendapat giliran jaga pagi di Ruangan Melati, ruang perawatan khusus pasien bedah.
Adelia sedari tadi berdiri di hadapan cermin, memperbaiki pakaiannya. Mulai dari merapikan baju, memasang name tag, merapihkan jilbab, hingga memasang Kap di kepala. Dengan sedikit polesan bedak tipis-tipis, dan lipstik berwarna lembut menambah kesan anggunnya Adelia.
Setelah dianggap sudah maksimal, Adelia meraih tas jinjingnya dan berlalu pergi keluar dari kamar. Mengingat-ingat dan memastikan sudah tidak ada lagi yang tertinggal, barulah menutup pintu kamarnya.
' Oh, rupanya sudah pada ngumpul ' batin Adelia.
Kemudian Adelia menuruni anak tangga dengan langkah sedikit dipercepat.
" Eh, anak bunda udah turun. Sini, Nak. Kita sarapan dulu baru beraktifitas." ucap Bunda, sambil menyerahkan makanan yang sudah disiapkan Bunda untuk Adel.
Baru saja Adel membuka mulut, Ayah langsung menegur. " Biasakan baca do'a dulu, Nak. Utamakan adab." Tegur Ayah.
Adel hanya tersenyum kikuk lalu mulai membaca do'a.
Reno yang dari tadi diam, mulai melirik tingkah adik semata wayangnya. Melihat tingkah adiknya yang kini dapat teguran dari Ayah, ia hanya mampu geleng-geleng kepala.
" Dengerin tuh apa kata Ayah, Dek. Jangan mentang-mentang kamu buru-buru, syaitan pun ikut menikmati makananmu. Pelan- pelan ajah, ini baru jam berapa." timpal Reno sambil melirik jam di dinding.
" Adek takut telat, Kakak. Ini udah jam setengah tujuh. Setengah jam lagi adek harus ada disana. Kalau adek telat, gimana? Adek gak mau dapat teguran dari atasan." ucap Adel membela diri.
" Bangun lebih cepat makanya, biar gak ngerasa telat." timpal Reno sambil mencubit pipi adek semata wayangnya itu.
"Aw.. sakit kakak !" Pekik Adel sampil mengelus pipinya yang cubby. " Lagian adek udah gede tau, Kak. Masih dicubit-cubit gini." gerutunya.
Semuanya kemudian tertawa, melihat tingkah Adel.
" Udah.. udah, lanjutkan makannya ! Ini sudah jam berapa? Nanti kita telat." ujar Ayah.
Menyadari akan hal itu, Adelia dan Reno buru-buru mengahabiskan makannya.
Setelah selesai, Adelia langsung bangkit dari duduknya menghampiri kedua orang tuanya. Mencium punggung tangannya, lalu pergi ke tempat kerja menggunakan mobilnya.
*
Hari ini, untung tidak terlalu macet, jadi Adelia tidak terlambat tiba di Rumah Sakit. Buru-buru Adelia melangkahkan kaki menuju Ruang Perawatan Bedah, Melati. Disana rupanya teman-teman dinasnya sudah berkumpul. Adelia lalu menyimpan tasnya di loker, lalu ikut bergabung dengan teman-teman yang lain.Lima belas kemudian, kegiatan operan jaga dimulai. Seluruh perawat dinas pagi dan dinas malam berkumpul. Mereka berdiskusi tentang pasien di Ruang Perawatan Bedah, Melati. Perawat jaga malam melaporkan tentang keadaan pasien kepada perawat jaga pagi. Lalu beralih mengunjungi satu persatu kamar pasien untuk melakukan ronde keperawatan.
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilakukan oleh perawat, di samping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan Asuhan Keperawatan dengan melibatkan, Ketua Tim, Kepala Ruangan, Perawat, serta melibatkan anggota keluarga pasien.
Mereka pun mendatangi satu persatu kamar. Sambil memperkenalkan diri, operan jaga di depan pasien, lalu melakukan ronde keperawatan.
Tiba di ruangan terakhir, di sebuah kamar VIP. Perawat Ana memperkenalkan pasien baru kepada rekan kerjanya.
" Adrian Putra Brawija, umur 27 tahun, pasien baru. Masuk ke Ruang Perawatan Bedah, kemarin sore jam 16.45, dengan diagnosa Appendisitis. Pasien dokter Antoni, rencana operasi hari ini jam 09.00 pagi." Jelas Perawat Ana.
Appendisitis adalah peradangan pada saluran Appendix, yang biasa di sebut usus buntu oleh orang awam.
Mendengar penjelasan Perawat Ana, buru-buru Adelia mencatat di buku catatan pasien.
" Keluhannya pagi ini apa, Pak ?" tanya Adelia kepada pasiennya sambil tersenyum.
" Untuk sekarang, gak ada sih, Sus. Gak tau kalo susternya keluar dari ruangan ini." jawabnya santai.
Perawat yang berada di ruangan memasang muka kebingungan, termasuk Adelia. Pasien dan keluarganya tersenyum.
" Hm.. yaudah kalau belum ada keluhan, itu karena obatnya yang disuntikkan tadi pagi sudah bekerja. Semoga operasinya berjalan lancar ya, Pak." ujar Adelia, lalu menunduk pura-pura mencatat. Ia risih ditatap seperti itu oleh pasiennya.
"Kalau ada apa-apa, Bapak bisa memanggil Perawat Adelia untuk membantu, karena yang bertanggung jawab di ruangan ini adalah Perawat Adelia." jelas Ketua Tim sambil menepuk bahu Adelia.
'Wah.. alamat bakal repot nih hari ini' batin Adelia.
Pasien yang diketahui bernama Adrian itu mengangguk antusias dan senyum-senyum melirik ke Adelia.
" Makasih ya, Sus. " ucap Ibu Adrian.
Mereka pun mengangguk dan tersenyum lalu meninggalkan ruangan pasien menuju ruangan perawat.
*
Jam sudah menunjukkan pukul 08.00. Perawat yang berjaga semalam, pamit untuk pulang. Sementara perawat yang berjaga pagi ini, mulai tampak sibuk.Sedangkan Adelia, sibuk mengisi format yang ada di lembar status pasien yang akan di operasi. Menguhubungi dokter penanggung jawab untuk mengkonfirmasi serta bagian Instalasi Bedah.
Adelia kemudian menuju ke kamar pasien rencana operasi satu- persatu. Hari ini ada empat pasien yang rencana akan di operasi. Mengganti pakaiannya, kemudian mengantarnya menuju ke rungan Instalasi Bedah.
Terakhir pasien VIP atas nama Adrian Brawijaya. Adelia mengetuk pintu kemudian masuk ke dalam ruangan.
" Selamat Pagi, Pak. Sudah siap ? "
" Siap selalu, Suster. " timpal Adrian.Adelia pun melakukan kegiatannya. Mulai dari melepas pakaian pasien, lalu menggantinya dengan baju khusus pasien yang akan dioperasi, kemudian mulai mendorong pasien ke Instalasi Bedah yang dibantu oleh keluarga pasien.
Sepanjang perjalanan, tidak henti-hentinya Adrian memandangi wajah manis Adelia.
'Cantik dan manis' batin Adrian lalu tersenyum tipis.
Setibanya di ruangan penerimaan pasien Instalasi Bedah, Adelia mulai menyerahkan buku status Adrian. Melaporkan ke perawat yang menerima pasien. Adrian yang melihat Adelia, menyunggingkan senyumnya.
Setelah selesai laporan, Perawat di ruangan itu di bantu Adelia, melepaskan baju yang dipasang Adelia tadi, menggantinya dengan selimut panjang , memasangkan penutup kepala khusus, lalu memindahkan Adrian dari tempat tidur ke brangkar.
Baru saja Adelia siap berbalik ke ruangan, Adrian menahan tangan Adelia. Sadar akan hal itu, Adelia berbalik menatap Adrian penuh tanya.
" Do'ain saya yah, semoga operasi saya berjalan lancar. " ucap Adrian sambil tersenyum.
Mendengar ucapan pasiennya itu, Adelia terlihat kikuk. Bagaimana tidak, di ruangan itu ada Ibunya Adrian dan perawat yang bertugas di ruangan itu.
Dengan cepat Adelia menjawab " Insya Allah, Pak. " Adrian yang mendengar itu kemudian tersenyum lalu melepaskan tangan Adelia.
Adrian beralih ke Ibunya. " Mah, do'ain Ian ya, Mah"
" Iya, Sayang. Jangan khawatir ya, mamah akan berdo'a untuk kamu "
Adrian kemudian didorong masuk ke dalam ruangan. Adelia dan Ibu Adrian kemudian keluar lalu kembali ke ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perawat Hatiku
RomancePerawat adalah pekerjaan yang mulia. Menjadi seorang perawat, adalah suatu kebanggaan bagi Adelia. Ia sangat menikmati pekerjaannya itu. Melakoni pekerjaan yang menghabiskan waktu dengan pasien. Keluar masuk kamar pasien, hanya untuk memastikan mere...