Ujian Pra Nikah

7.1K 364 2
                                    


🍁 🍁

PoV. ADRIAN

[Terimakasih sudah mau menerimaku. ]

Ku lihat dia sedang mengetik.

Beberapa menit kemudian, notif pesan dari dia masuk.

[Semoga dipermudah.]

Aku bahagia. Meskipun singkat, tapi itu adalah penyemangat bagiku.

*
Hari ini tiba-tiba ingin jalan-jalan ke Rumah Sakit. Akupun tak tahu kenapa.

Langkah kaki ku secara tidak sadar menuju ke ruangan tempat perawatku kerja. Tiba-tiba aku disuguhkan pemandangan tidak enak.

Seseorang sepertinya ingin melukai perawatku.

Dari tampilannya, ia seorang dokter, dengan jas snelli melekat di badannya.

Tapi siapa dia ?

Ku lihat oerawatku berusaha melepaskan diri dari cengkraman laki-laki itu. Ini gak bisa di biarin.

Langkahku kini ku percepat. Tanpa basa -basi, aku langsung menahan tangan laki-laki itu.

Tatapan kami bertemu. Menyorotkan tatapan tajam dan penuh amarah.

Siapa dia ? Berani -beraninya menyentuh perawatku.

"Berhenti menyakitinya !"ucapku

Dokter yang tidak ku ketahui namanya itu lalu melepaskan tangan perawatku. Lalu menatapku tajam.

"Ini bukan urusanmu !" Bentaknya

"Sayangnya ini urusanku. Kalau kau tidak mau di depak dari Rumah Sakit ini, segera angkat kaki dari hadapanku dan jauhi Adelia."bentakku lebih lantang.

"Haha kamu siapa heh ?" Tanya dokter itu dengan nada meremehkan.

Gila ! Dia tidak mengenaliku ?

"Aku tunangan Adelia dan Aku Adrian Brawijaya, putera dari dokter Antoni Brawijaya, pemilik Rumah Sakit Brawijaya Group. Jelas ?!"jawabku penuh penekanan menahan emosi.

Aku lihat wajah dokter itu mengeras dan memucat.

"Kalau aku tahu kamu masih mengganggu calon istri ku, karirmu akan tamat !"ancamku.

Dokter itu berlalu meninggalkan kami berdua.

"Mas Ian, makasih ya "ucapnya

Aku lalu tersenyum.

"Kalau ada apa-apa, jangan ragu untuk memberitahuku. Kamu sudah menjadi tanggung jawabku sekarang, aku gak mau, kamu tersakiti."

Dia hanya mengangguk. Aku pun berlalu meninggalkannya.

*
Baru beberapa meter meninggalkan ruangan kerja Papah, seorang security menahanku.

"Pak, sepertinya ada masalah di area parkir. Kalau tidak salah itu Nona Bella dan salah satu perawat disini, sambil menunjukkanku layar rekaman CCTV di sudut ruangan.

Aku memincingkan mata, untuk memastikan siapa wanita itu.

Adelia dengan Bella ? Mau apa dia mengganggu Adel ?

Ku percepat langkahku menuju parkiran. Sialnya aku terlambat.

Mereka saling mengejar, lalu aku pun mengikut. Pasti ke rumah Adelia.

Aku terus mengekori mereka. Sampai tiba di sebuah rumah.

Ya, rumah kediaman Adelia.

Aku sengaja tidak langsung turun dari mobil. Ku lihat, Bella memaki-maki perawatku, namun tak ada balasan dari Bella. Bahkan Adelia menyuruhnya masuk ke dalam rumah.

Perawat HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang