Keputusan Hati

7.2K 375 4
                                    


🍁
PoV : ADELIA

Malam ini, rombongan keluarga Adrian akan datang. Semua persiapan penyambutannya telah siap.

Kini, aku duduk di depan cermin, menatap bayangan diriku.

Yah, malam ini, aku harus mengeluarkan keputusan. Bukan hanya untuk diriku, juga untuk keluargaku.

Keputusan menentukan masa depanku.

Ini bukan tentang dua hati saja, tapi tentang dua keluarga.

Aku, Putri Adelia Hermawan. Seorang wanita yang dibersarkan dalam keluarga harmonis.

Dengan kasih sayang kedua orang tuaku, dan kakak semata wayangku.

Berkali-kali aku melafadzkan dzikir-dzikir dan asma' Allah. Rasa gugup, tentu saja aku rasakan.

Tenang Adel, ini baru awal.

Ku dengar, suara ramai di ruang tengah, sepertinya mereka sudah datang.

Segera ku rapihkan jilbabku, memoles bedak di wajahku, minimalis tapi terlihat segar.

Sayup-sayup ku dengar suara mereka, namun degupan jantung ini makin bertalu.

Ya Allah .. tolonglah Hamba-Mu.

*
Ku dengar suara daun pintu terbuka. Menampakan wajah malaikatku. Ya, Ibu yang selama dua puluh lima tahun menjaga,merawat dan membesarkanku.

Ku lihat senyum bahagia terpancar dari wajahnya.

"Sayang, mereka sudah datang. Kita turun, yuk !"ajak Bunda lembut.

Air mataku jatuh menetes begitu saja, ku peluk tubuh hangat Bunda.

"Bunda, apa adek bisa ? Apa Ayah dan Bunda akan menerima apapun jawaban adek kelak ?"tanyaku dalam isakan tangis.

"Apapun keputusanmu, kami hargai sayang. Tapi ingat, jika ada laki-laki yang baik agamanya datang melamarmu, jangan menolaknya."nasehat Bunda.

"Baik, Bunda."

"Yaudah, hapus air matanya."ucap Bunda.

Aku pun mengahapus air mataku, lalu bangkit dari dudukku, mengikuti Bunda menuju ruang tengah

*
Ruang tengah sudah ramai, disana ada Ayah, Kak Reno, Adrian, dokter Antoni, dan Tante Fio. Loh, Bella mana ? Mungkin sedang sibuk.

Aku mengambil posisi duduk di samoing Bunda dan Kak Reno.

Aku begitu deg-degan dengan ini semua.

Dokter Antoni menjelaskan kembali maksud dan tujuannya, kemudian disambung oleh Adrian.

"Bismillah.. atas izin Allah, Aku datang dengan niat ingin mempersuntingmu di hadapan kedua orang tua dan kakak mu. Orang tua ku ikutsertakan. Ijinkan aku, lelaki biasa ini untuk meminangmu. Menjadikan mu satu-satunya bidadari dalam hidupku, ratu dalam istanaku, ibu dari anak-anakku, melahirkan calon mujahid-dan mujahidah. Ijinkan aku menjadi lelaki pilihanmu, imam di hidupmu, sandaranmu ketika lelah, dan ketika bersedih hati, menjadi pengganti sosok Ayahmu."jelasnya penuh kemantapan.

Orang-orang yang hadir, diam menatapnya lama. Termasuk aku. Dari mana dia belar merangkai kata ?

"Bagaimana,Nak ?"tanya Ayah.

"Bisakah adek memberi syarat ? Sebagai pertimbanganku."tanyaku kini.

Mereka semua diam menunggu pernyataanku.

Dia membalasnya dengan anggukan.

"Aku ingin seperti ibunda Khodijah, yang sampai mati, tidak pernah dimadu oleh Baginda Muhammad S.A.W."ucapku.

Perawat HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang