"Bella...?"Gadis itu masuk langsung menghamburku.
"Kaaaakaaak Iiiiaaann "
Segera ku dorong badannya. Sakit bekas operasiku tidak sebanding dengan rasa amarahku sekarang. Buat apa sih boneka Annabel itu kesini ?
Ku lihat, ia tampak kecewa atas penolakanku. Tapi masa bodoh. Gadis tengil ini, benar-benar tidak ku harapkan kehadirannya.
"Ngapain kamu kesini ?"tanyaku datar.
"Tante Fio yang nyuruh kesini kok"jawabnya sambil cengengesan.
"Mah ?"aku menatap mamah meminta penjelasan.
"Ia sayang, mamah yang nyuruh Bella kesini, biar ada yang temenin kamu"
Apa ? Dia bakal disini nemenin aku ? Aku mengacak rambutku frustasi, tanpa peduli selang infusku yang ikut bergerak.
Ku hembuskan nafas kasar.
"Mah, aku gak butuh. Aku sendiri juga gapapa."tegasku.
"Tapi kemaren kamu sendiri yang ngedumel saat Mamah tinggal." Mamah mendekati Bella "Bisa bantu Tante kan jagain, Ian ?"
"Sangat bisa Tante."jawabnya penuh semangat.
"Tapi,Mah.."
Belum sempat aku meneruskan kata-kataku, Mamah langsung memotong.
"Udah sayang, jangan bantah Mamah. Mamah bersyukur, Bella sukarela mau nemenin kamu."
Hah ! Dia sukarela, saya yang ogah !
"Mamah sama papah mau keluar dulu sebentar nyari makan yaa buat kita. Bella, Tante titip anak Tante ya. Itu ada makanan yang belum dihabiskan. Suapin dia."
Mamah dan papan berlalu begitu saja tanpa mau mendengarkuAh, sial ! Terjebak dalam satu ruangan dengan boneka Annabel ini.
"Kakak, Bella suapin ya." ucapnya sambil mengarahkan sendok berisi bubur ke arah mulutku
"Jangan ! Jangan pernah lakukan itu !" bentakku.
"Ya udah kalo kakak gak mau, Bella aduin aama Tante Fio" ucapnya santai dan itu sangat menyebalkan.
Dasar si boneka Annabel. Aku menyerah, dari pada ibu negara murka.
"Dua sendok saja !" Aku memberikan syarat kepadanya.
"It's Okay."Diapun mulai menyuapiku. Aku sebenarnya mau memuntahkan makanan ini, tapi aku tidak ingin dia mengadu macem-macem sama Mamah.
Tiba-tiba pintu terbuka, aku lihat para perawat memasuki ruangan. Ku lihat perawat hatiku ada juga disana. Di menyaksikan aku disuapi oleh gadis tengil ini. Dia lalu menunduk dalam.
Ingin sekali ku hentikan aktifitas gila wanita ini, tapi aku gak mungkin kan bentak dia di depan orang ? Apalagi di depan Adelia.
Bisa ku lihat jelas, Adelia sering mencuri-curi pandang padaku. Ketika mata kami bertemu, dia buru-buru menunduk.
Oh, perawatku. Apa yang sedang kamu fikirkan ? Kamu lagi gak mikirin macem-macem kan tentang aku dan si Annabel
Mereka lalu keluar. Dan Bella masih saja menyuapiku.
"Hentikan !" tegasku sambil menatap sinis padanya.
"Kenapa kak?"
"Aku bilang apa tadi ? Cuma dua suapan kan ? Kenapa lebih ?" balasku berusaha menahan emosi.
"Kakak juga menikmatinya kok" dia tersenyum penuh arti
"Kamu yang menikmatinya ! Jangan mentang-mentang tadi ada orang, lalu kamu sok berlagak mesra di hadapanku ! Menjijikkan !" suaraku kini meninggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perawat Hatiku
RomancePerawat adalah pekerjaan yang mulia. Menjadi seorang perawat, adalah suatu kebanggaan bagi Adelia. Ia sangat menikmati pekerjaannya itu. Melakoni pekerjaan yang menghabiskan waktu dengan pasien. Keluar masuk kamar pasien, hanya untuk memastikan mere...