Tahajjud Cinta

7.6K 369 5
                                    

🍁  🍁
POV. ADRIAN

Ting .

Bunyi notifikasi WhatsApp ku.

Ternyata balasan dari perawat hatiku. Segera ku buka room chat kami.

[Wa'alaikumussalam]

Segera ku ketik iseng untuk menggodanya.
[Kenal sama aku gak? Hehe ]

Semenit..
Dua menit..
..
..
Tak ada balasan sama sekali.

Oh, mungkin lagi istirahat fikirku.

Pintu kamar terbuka, rupanya si boneka Annabel.

Dia langsung-langsung menerobos masuk tanpa permisi. Salam kek dulu, inilah yang membuat aku tidak begitu menyukainya.

"Om,Tante."sapa Bella.

"Bella ? Dari mana saja kamu ?"tanya Papah.

"Habis dari pemotretan,Om."jawab Bella.

"Bella, sini duduk ! Om mau bicara sama kamu."perintah Papah

Bella pun mendekat, duduk di samping Mamah, Aku hanya memperhatikan apa yang akan Papah katakan.

"Om minta, kamu kuliah yang benar dan tinggalkan dunia modelmu itu !"

Bella tersentak akan perintah papah, aku tahu, Bella pasti tidak setuju.

"Tapi om, karena apa? Bella fokus kuliah juga kok"

"Tapi om mau, kamu benar-benar fokus sama kuliahmu. Menjadi seorang model, kamu akan setiap hari berdandan seperti ini, melenggak-lenggokkan tubuhmu di hadapan kamera, memakai pakaian terbuka seperti ini, dan itu gak baik buat kamu."

"Tapi Om.."

"Gak ada tapi-tapian. Besok, Om sudah tidak mendengar lagi kamu di dunia itu lagi, Mengerti ?!"

Bella pun hanya bisa menangis di pelukan Mamah. Aku tahu itu berat, tapi itu juga untuk kebaikannya.

Tiba-tiba ponselku berbunyi, ada panggilan masuk dari Reno.

"Assalamu'alaikum."sapaku

"Wa'alaikumussalam. Ian, aku sudah bicara dengan Adelia. Kalau kamu memang serius, temui orang tuaku. Itu permintaannya. Tapi sebelumnya, kamu harus sembuh dulu kan ? Yang jelas Adelia sudah memberi syarat itu, sisanya itu tugasmu. Bicarakan dengan orang tuamu."

"Alhamdulillah, baiklah, aku akan bicara sama papah mamah, tapi aku sudah ijin tadi, papah dan mamah setuju."

"Alhamdulillah kalau seperti itu."

"Kok pesanku tidak dibalas ya ?"

"Saranku, chat lah seperlunya. Adelia memang begitu."

"Baiklah, aku mengerti calon kakak ipar."godaku.

"Bisa ajah. Yaudah aku siap-siap shalat dulu. Salam sama Om dan Tante ya"

"Siap."

Telpon pun dimatikan.

Aku bersyukur, sangat bersyukur. Ternyata Adelia merespon baik.

"Ya Allah, permudahlah urusanku."

*
Mamah,Papah dan Bella lagi berkumpul. Inilah kesempatanku untuk bicara sama mereka.

"Mah,Pah, Ian mau ngomong penting."

Mereka pun bersamaan menoleh kepadaku.

"Adelia bilang, kalau Ian serius, Ian kudu nemuin orang tuanya langsung."

Perawat HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang