🍁
POV. BELLAAtas laporan Adrian, aku di ancam akan dikembalikan ke keluargaku, memblokir kartu ATM ku dan menutup aksesku ke Rumah Sakit Brawijaya Group.
Ini tidak adil bagiku, tapi adil bagi mereka. Aku seperti hama yang harus dimusnahkan demi kebahagiaan sang Pangeran.
Amarah Om Antoni dan Tante Fio, menutup ingatanku tentang sosok yang menyayangiku selama ini.
Hanya karena aku mempertahankan cintaku, mereka berubah membenciku.
Oh Tuhan..
*
Hatiku benar-benar hancur, hancur berkeping-keping. Mimpi yang sedari kecil aku inginkan, kini pupus tinggal kenangan.Adrian, sejak pertemuan pertama kita, sepuluh tahun yang lalu, sejak itu pula aku memendam rasa. Merangkai mimpi-mimpi indah, tentang aku, kamu, dan kita.
Menjadi pengantin kecilmu, dan berharap saat kita sama-sama dewasa nanti akan menjadi kenyataan.
Namun nyatanya, kamu lebih memilih dia dari pada aku. Wanita yang baru kamu kenal.
Apa kurangku ? Aku selalu menjadi yang kamu mau. Namun, selalu saja kau tak pernah menganggapku ada.
Hanya aku lah wanita satu-satunya yang bertahan disisimu, yang menerima kekuranganmu.
Wanita mana yang tahan dengan lelaki dingin sepertimu ? Mendekatimu saja mereka enggang. Hanya aku. Hanya aku yang bertahan.
Mimpi indah menjadi pengantinmu, kini hanya tinggal kenangan. Aku sudah berusaha sendiri memperjuangkanmu, meskipun aku tahu, kamu akan tetap tidak melihat usahaku.
Tapi bisakah kamu sedikit saja, menganggapku ada ?
Kini, aku menyadari akan satu hal. Cintaku hanya cinta sepihak. Aku tidak ada apa-apanya di mata kamu.
Dengan tega, kamu menyuruhku pergi dari hidupmu, hanya karena kamu takut aku menganggumu dengan dia.
Sebenci itukah kamu sama aku ?
Cinta sepihak, itulah yang ku rasakan sekarang. Saat aku melihatmu, namun kamu tega memalingkan wajah dan menoleh ke arah yang lain.
Hari bahagiamu sudah ditentukan. Semua perencanaan sudah siap. Dan aku melihatmu semakin bahagia.
Lalu, aku ? Aku hanyalah wanita bodoh yang masih bertahan disini. Melihat semua kebahagiaan yang menghancurkan hidupku.
Aku mengalah, merelakanmu dengan dia.
Aku pergi, menjauh dari hidupmu. Membawa semua kenangan dan mimpi-mimpi ini, sendiri.
Biarlah, biarlah aku yang pergi. Membawa luka dan kesakitan yang luar biasa.
Berbahagialah dengan dia. Dia yang menjadi pilihanmu.
*
Ku langkahkan kakiku menginjak Bandara Soekarno Hatta.Hari ini, aku memilih pergi ke suatu tempat yang bisa membuatku melupakan segala kenangan indah kita bersama.
"Perhatian kepada penumpang pesawat X dengan nomor penerbangan 365 tujuan London, dipersilahkan naik ke pesawat, melalui pintu nomor 2, Terimakasih."
Segera aku melangkahkan kaki. Selamat tinggal Adrian, selamat tinggal cinta pertamaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perawat Hatiku
RomancePerawat adalah pekerjaan yang mulia. Menjadi seorang perawat, adalah suatu kebanggaan bagi Adelia. Ia sangat menikmati pekerjaannya itu. Melakoni pekerjaan yang menghabiskan waktu dengan pasien. Keluar masuk kamar pasien, hanya untuk memastikan mere...