ISTIKHARAH CINTA ADELIA

7.6K 379 4
                                    

🍁 🍁

PoV : ADELIA

[Adelia, ijinkan aku menemui orang tuamu. ]

Aku menutup mulut, apa yang harus aku lakukan ?

Ya Allah, dua pria yang datang dalam hidupku, dua-duanya sama-sama menginginkanku.

Segera ku berlari menuju ruang keluarga. Aku harus bicara sama kakak.

Ku lihat, kakak masih disana. Segera ku hampirinya.

"Kakak, adek ingin bicara sama kakak. Kakak ada waktu ?"

Kakak lalu tersenyum dan menepuk pelan sofa di sampingnya.

Segera aku duduk di sampingnya, lalu memeluknya, menyandarkan kepala ini di dada bidangnya.

"Ada apa sih, adek kakak yang cantik ini, hm ?"tanyanya lembut sambil mengusap lembut pucuk kepalaku.

"Kakak, kalau kakak dihadapkan oleh dua pilihan, kakak harus gimana ?"tanyaku pelan.

"Maksudnya dilema gitu ?"aku mengangguk."Tapi dilema apa dulu ?"lanjutnya.

"Ng..anu.."aku bersuha berfikir keras, apa yang harus aku katakan?

"Hey.."kakak membuyarkan lamunanku.

"Cc..ciintaa kak,"jawabku malu

Ku dengar suara tawa kakak. Kenapa harus ketawa sih ?

"Cinta ya, hm. Siapa sih yang bikin tuan putri ini dilema?"goda kakak.

Aku lalu menunjukkan bukti chat dari dokter Farhan.

"Siapa dia ?"tanya kakak mengintrogasiku.

"Rekan kerja,Kak. Baru kemarin kenalnya, trus tadi pagi adek ketemu dia di ruangan kerja adek, ternyata dia asisten dokter Antoni dan ditugaskan di tempat adek pula. Otomatis setiap hari kami akan ketemu."jelasku panjang lebar.

"Adek sudah mengenal baik dengan dia ?"aku menggeleng. "Kalau gitu,cari tahu dulu tentang dia, jangan asal mengiyakan. Beda dengan Adrian, kakak sudah lama kenal dia, dan adek sudah lama kenal dengan dokter Antoni kan ?"

"Jadi adek harus gimana kak ?"

"Cari tahu dia secara diam-diam, tanyakan kepada orang terdekatnya, kalau perlu cari tahu dimana ia tinggal. Selebihnya itu tugas kakak. Mengerti ?" Jelas kakak sambil menjawil hidungku.

"Kakak harus netral disini. Meskipun Adrian teman kakak, tapi kakak juga harus cari tahu tentang siapa Farhan itu. Kakak tidak ingin, adek kakak salah memilih." Ucap kakak.

Aku pun lalu memeluknya erat, aku bersyukur punya kakak seperti Kak Reno.

"Anak Ayah Bunda akur banget ya, seneng Bunda lihatnya." Bunda dan Ayah datang mengejutkan kami.

"Ayah juga senang lihat keluarga kita tetap harmonis seperti ini."seru Ayah.

"Ayah, Bunda, setuju gak kalau ada yang tiba-tiba datang melamar ?"timpal kakak.

"Ih, apaan sih Kakak, ember deh."

"Oiya? Siapa sayang ? Kenalin sama kita !"seru Bunda.

"Nantilah Bund, Yah, rahasia dulu."ujar Kakak.

"Main rahasia-rahasiaan nih ?"goda Ayah.

Aku dan Kak Reno kompak mengangguk. Ayah dan Bunda hanya tersenyum melihat kekompakkan kami. Jelas diraut wajahnya, mereka bahagia.

*
Adzan maghrib berkumandang, Ayah dan Kak Reno sudah siap-siap ke Mesjid, sedangkan aku dan Bunda di rumah.

Selesai shalat, aku dan Bunda menuju dapur untuk menyiapkan makan malam, sedangkan Ayah dan Kak Reno, tilawah di ruang tengah.

Perawat HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang