POV. ADELIA*
Pagi harinya, kegiatan perawat dimulai lagi. Seperti biasa, setiap pergantian dinas, kami akan mengunjungi perkamar.Selesai laporan, kami kembali ke ruangan.
*
"Suster Adel, hari ini berapa pasien saya visit?"tanya dokter Antoni."Hanya satu pasien dok, di kamar VIP atas nama Tuan Adrian Brawijaya post op hari ke dua."jelasku
Dokter Antoni manggut-manggut, "Ya sudah, ayo kesana, saya ada meeting" ujarnya
Kami pun bergegas ke kamar pasien untuk visit.
Rupanya dia sendiri di ruangan. Wanita itu mana ? Apakah sudah pulang atau kemana?
"Gimana kabarnya, Jagoan?" tanya dokter Antoni, sambil melihat luka jahitan.
"Baik, pah."
Eh ? Gak salah denger nih ? Ku perhatikan wajah mereka satu persatu.
"Suster Adel, tolong ganti verban anak saya ya setelah kita visit ?"
Aku gak halu nih ? Anak ?
"Aa..anak dokter?"tanyaku memastikan.
"Kamu belum tahu yah? Haha saya fikir, kamu sudah tahu, kamu kan perawat anak saya. Iya, Adrian ini anak tunggal saya" ujar dokter Antoni.
Aku gelalapan.
"Maaf dok, aku gak tahu"
"Kan kamu yang pegang statusnya. Kamu gak baca baik-baik nama anak saya? Identitasnya ?"
Aku menggeleng lalu dengan sigap ku buka buku statusnya yang ku bawa. Ku cari format identitas pasien, ku baca identitasnya dengan seksama. Ku lihat nama dokter Antoni sebagai kelurga penanggung jawab pasien, ku lihat pula hubungan pasien dengan penanggung jawab adalah anak kandung ? Allahu... lalu ku tepuk jidatku
"Maaf dok, baru ngeh " jawabku langsung menunduk. Ku lihat sekilas ia tersenyum melihatku
"Ya sudah, sekarang persiapkan alat-alatnya. Saya mau ketemu rekan bisnis saya dulu."
Kami pun keluar meninggalkannya sendiri lagi.
*
Aku termenung lama di ruangan penyimpanan alat. Kenapa aku begitu bodoh ? Jelas -jelas aku tahu nama lengkapnya. Aku harus gimana ini ?Aku mondar-mandir di dalam ruangan.
Big No ! Aku akan tetap bersikap biasa. Tarik nafas, buang pelan-pelan.
Siap meluncur !
*
Ku buka pintu, dia tidak menyadari kehadiranku. Dasar, bocah gede. Dia lagi nonton spongebob squarepants pemirsa."Permisi Pak, sesuai instruksi dokter Antoni, hari verbannya di ganti ya." sapaku menyadarkan dia kalau aku sudah hadir
Dia hanya mengangguk. Aku mulai mengangkat ke atas sedikit bajunya.
Wow roti sobek Mak. Sadar Del, fokus !
Aku mempersiapkan alat-alat. Kemudian memakai sarung tangan, melepas verban dengan sangat hati-hati. Sesekali aku meliriknya ingin melihat reaksinya, takutnya caraku kasar. Saat mata kami bertemu, aku langsung mengalihkan pandangan. Fokus ke kerjaanku.
Dug..dug..dug bunyi jantungku lebih cepat dari biasanya. Segera ku kuasai diri. Jangan sampai dia sadar akan hal ini.
Jantungku berdetak kuat, sangat kuat. Kenapa jadi situasi seperti ini, membuatku jadi salah tingkah.
"Ehm..suster Adel, sudah lama jadi perawat?" Tanyanya canggung.
"Baru beberapa bulan ini, Pak" jawabku tapi masih fokus ke kerjaan, aku tidak ingin grogiku nampak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perawat Hatiku
RomancePerawat adalah pekerjaan yang mulia. Menjadi seorang perawat, adalah suatu kebanggaan bagi Adelia. Ia sangat menikmati pekerjaannya itu. Melakoni pekerjaan yang menghabiskan waktu dengan pasien. Keluar masuk kamar pasien, hanya untuk memastikan mere...